Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengaku mengenal dengan salah satu pelaku pembunuhan keluarga Dodi Triono (59), yaitu Ramlan Butarbutar.
“Saya semalam sudah dikasih tahu oleh tim lapangan bahwa pelaku Ramlan. Ohh, ini pemain lama pelaku 365 (pencurian dengan kekerasan). Saat saya Kasat Serse di Polda Metro Jaya dia dikenal dengan nama Porkas dan sekarang main lagi,” kata Tito di Mabes Polri, Rabu (28/12).
Tito juga mengungkapkan, bahwa Ramlan yang pincang itu bersama komplotan memiliki modus mengikat dan melakban korbannya.
“Dia beroperasi di hari libur, kalau ada pagar terbuka, kelompok ini langsung masuk,” ujarnya.
Tito mengatakan, Porkas dikenal di dunia hitam. Biasanya kelompok ini nongkrong di Bekasi dan Pulogadung.
Diketahui, Ramlan cs pernah beraksi di sebuah toko material di Cimanggis. Di sini mereka menggasak perhiasan dan uang tunai. Ramlan juga pernah menggondol brankas di rumah artis kawakan Farouk Avero tahun 2014.
Brankas itu berisi perhiasan yang kemudian dibawa lari. Tak hanya itu, Ramlan cs pernah menyekap anak-anak di sebuah rumah orang asing di perumahan mewah. Di rumah warga asing yang terletak di Perumahan Griya Telaga Permai, Cilangkap, Depok itu Ramlan menyekap anak-anak yang sedang les.
Peristiwa itu terjadi pada Agustus 2015.
“Catatan yang ada memang dia pernah beberapa kali beraksi di Depok,” kata Kasat Reskrim Polresta Depok Kompol Teguh Nugroho.
Ramlan cs juga pernah menggasak toko grosir di Jalan Gas Alam, Cimanggis Depok. Kejadian itu sekitar tahun 2014. Dia menggasak uang korbannya di sana.
“Di Cikarang juga pernah. Di rumah orang Cina, barang belum sempat diambil. Di Jalan Protokoler Rumah Toko, kerugian sejumlah uang perhiasan,” ucap Teguh.
“Ada juga di Bogor, belakang terminal Bus Baranangsiang di rumah, kerugian sejumlah perhiasan dan uang, pada tahun 2015,” tandasnya.
Kawanan ini spesialis penggasak rumah mewah. Biasanya mereka berpura-pura bertamu. Kemudian setelah korban keluar rumah langsung dilumpuhkan dengan cara ditodong dan diancam dengan pistol atau diacungkan senjata tajam.
“Biasanya mereka bawa arit, parang, golok, lalu korban diikat dengan tali rafia,” ungkapnya.
Namun, selain menjadi seorang perampok sadis, Ramlan ternyata seorang sopir angkot. Ramlan dikenal oleh warga Gang Kalong, Rawa Lumbu sebagai sopir angkot K11 jurusan Terminal Bekasi – Bantar Gebang.
Kepala keamanan sekitar, Heru menjelaskan, di kediamannya, Ramlan tinggal sendiri tanpa ditemani oleh sanak saudara.
“Setahu saya memang sendiri dia. Tidak ada teman atau keluarga,” jelasnya saat ditemui di sekitar lokasi penangkapan, Rawa Lumbu, Bekasi, Rabu (28/12)
Dijelaskannya, Ramlan biasanya berangkat menarik angkot sekitar pukul 05.00 WIB hingga malam hari baru pulang sekitar pukul 22.00 WIB.
“Biasa pulang ya enggak malam-malam amat lah. Biasa pulang pukul 22.00 WIB, begitu terus setiap hari,” ucap Heru.
Jaspen Purba, rekan sesama sopir angkot K11 Ramlan ButarButar mengatakan, Senin (26/12) sore, dirinya tidak bertemu Ramlan saat mengembalikan kunci angkutan umum.
Saat itu, dirinya menitipkan kunci ke tetangga kontrakannya saat kembali untuk memarkirkan angkutannya di sebuah lapangan dekat kontrakan.
“Senin sore Ramlan tidak ada, saya titip kunci angkot ke tetangganya sekalian saya pulang,” jelasnya saat ditemui di lokasi penangkapan, Rawalumbu, Bekasi, Rabu (28/12).
Biasanya, kata dia, Ramlan selalu ada di kontrakannya saat dirinya mengembalikan kunci angkot K11.
Hanya saja, hari itu Ramlan tidak berada di tempat. Senin pagi, Ramlan juga menyempatkan diri untuk menarik angkot K11 hingga pukul 10.00 WIB.
Setelah itu, Jaspen tidak tahu dimana keberadaan Ramlan.
“Senin pagi masih narik. Saya gantiin dia, kalau dia pergi siangnya atau sorenya, saya tidak tahu. Tapi setahu saya dia memang biasa nongkrong dulu di Terminal,” kata dia. (jpg/int/ara)