TASLABNEWS, TAPTENG-Pengusaha pengelola ikan asin di Kabupaten Tapteng mengeluhkan anjloknya harga ikan teri di pasaran. Kondisi tersebut diperkirakan sudah terjadi sejak 2 minggu terakhir.
Sebelumnya, harga berkisar Rp45 ribu hingga Rp60 ribu perkilonya. Sementara kini, posisinya sudah berada dikisaran Rp30 ribu perkilo.
Perajin ikan teri sedang menjemur ikan. |
Menurut beberapa pengusaha, ada beberapa hal penyebab anjloknya harga. Salahsatunya, karena melimpahnya hasil tangkap nelayan bagan pancang. “Lagi musim teri sekarang ini. Jadi, hasil tangkap melimpah setiap hari,” kata Subernang Bugis, salah seorang pengusaha ikan asin, Selasa (24/4).
Kemudian, menjelang masuknya tahun ajaran baru dan bulan suci Ramadhan juga menjadi penyebab, merosotnya harga jual mereka. “Sudah mau memasuki tahun ajaran baru, orang butuh uang untuk menyekolahkan anaknya. Ditambah lagi, mau Ramadhan. Pastinya, butuh persiapan sampai.lebaran nanti. Makanya, permintaanpun menurun,” ketusnya.
Dengan kondisi tersebut, pengusaha terpaksa harus menimbun barang. Tak hanya pendapatan yang menurun, pengusaha juga mengalami kerugian yang cukup besar. Lantaran, ikan teri hanya mampu bertahan selama seminggu. Setelah itu, kualitas ikan akan berkurang. Dari mulai berubah warna menjadi kekuning-kuningan hingga membusuk. “Mana bisa disimpan lama. Paling lama cuma seminggu. Setelah itu, sudah kuning. Kalau sudah busuk, terpaksa dibuang,” keluhnya.
Sementara, mereka juga butuh modal untuk biaya produksi, merebus ikan hingga menjemurnya sebelum dijual. “Belum lagi modal kami. Merebus, menjemur sampai menggaji anggota,” terangnya.
Diketahui, kondisi cuaca saat ini ekstrim. Curah hujan sangat tinggi. Namun, hal tersebut tidak mempengaruhi hasil tangkap nelayan bagan pancang. Rata-rata, nelayan bagan pancang membawa ikan teri 7 keranjang setiap malamnya. Dimana masing-masing keranjang berisi 25 kilogram. (syaf/int)