TASLABNEWS,- BAGI warga Melayu baik di Kabupaten Asahan,
Deliserdang, Batubara, Tanjungbalai, Labuhanbatu, Labuhanbatu Utara,
Labuhanbatu Selatan dan daerah lainnya di Nusantara, pasti mengenal yang
namanya bubur pedas. Tapi di wilayah Asahan ternyata penemu bubur pedas ini
diketahui bernama Mak Ijah dan anak gadisnya yang bernama Gadi.
Deliserdang, Batubara, Tanjungbalai, Labuhanbatu, Labuhanbatu Utara,
Labuhanbatu Selatan dan daerah lainnya di Nusantara, pasti mengenal yang
namanya bubur pedas. Tapi di wilayah Asahan ternyata penemu bubur pedas ini
diketahui bernama Mak Ijah dan anak gadisnya yang bernama Gadi.
Oleh: Syafruddin Yusuf, KISARAN
Dulu makanan ini bisa ditemui setiap hari. Baik orangtua,
anak muda dan anak-anak banyak yang menyukai makanan ini. Entah kenapa,
sekarang bubur sangat jarang ditemui baik di rumah makan tradisional di wilayah
Provinsi Sumatera Utara khususnya di wilayah Asahan, Tanjungbalai, Batubara,
Labuhanbatu.
anak muda dan anak-anak banyak yang menyukai makanan ini. Entah kenapa,
sekarang bubur sangat jarang ditemui baik di rumah makan tradisional di wilayah
Provinsi Sumatera Utara khususnya di wilayah Asahan, Tanjungbalai, Batubara,
Labuhanbatu.
Salahseorang penjual bubur pedas di Tanjungbalai. |
Saat ini, jajanan bubur pedas ini hanya muncul saat bulan
Ramadhan, yang dijual para penjual makanan berbuka puasa (takjil),
Ramadhan, yang dijual para penjual makanan berbuka puasa (takjil),
Di setiap daerah, seperti Pontianak, Kalimantan, Sumatera pasti punya cerita tersendiri akan
kehadiran bubur pedas ini. Nah di wilayah Batubara dan Asahan juga ada loh
cerita akan kehadiran bubur pedas ini.
kehadiran bubur pedas ini. Nah di wilayah Batubara dan Asahan juga ada loh
cerita akan kehadiran bubur pedas ini.
Penasaran dengan asal usul dari terciptanya bubur pedas di
Asahan, saya pun melakukan penelusuran. Setelah tiga hari melakukan
penelusuran, ternyata saya mendapat informasi bahwa ada cerita akan kehadiran
bubur pedas ini di Wilayah Asahan dan Batubara yang 10 tahun lalu masih bergabung
dalam 1 kabupaten.
Asahan, saya pun melakukan penelusuran. Setelah tiga hari melakukan
penelusuran, ternyata saya mendapat informasi bahwa ada cerita akan kehadiran
bubur pedas ini di Wilayah Asahan dan Batubara yang 10 tahun lalu masih bergabung
dalam 1 kabupaten.
Ceritanya, pada zaman dahulu tepatnya pada tahun 1800 an hiduplah
keluarga miskin yang sangat jujur, rajin dan tidak suka menyakiti hati orang
lain
keluarga miskin yang sangat jujur, rajin dan tidak suka menyakiti hati orang
lain
.
Seorang ibu bernama Mak Ijah dan anak gadisnya yang bernama
Gadi tinggal di Asahan. Rumah yang mereka tempati hampir roboh. Suatu hari ada
pengumumam sayembara dari kerajaan Lima Laras untuk membuat bubur yang enak,
gurih namun tidak manis.
Gadi tinggal di Asahan. Rumah yang mereka tempati hampir roboh. Suatu hari ada
pengumumam sayembara dari kerajaan Lima Laras untuk membuat bubur yang enak,
gurih namun tidak manis.
Karena ia sangat ingin sekali memperbaiki rumahnya yang
roboh itu, maka ia pun berusaha untuk membuat bubur keinginan raja itu. Namun
tidaklah pernah berhasil.
roboh itu, maka ia pun berusaha untuk membuat bubur keinginan raja itu. Namun
tidaklah pernah berhasil.
“Tidorlah Gadi, hari sudah malam, cemano mau buat bubur
tak manis, bukankah bubur itu pasti manis,” kata Mak Ijah.
tak manis, bukankah bubur itu pasti manis,” kata Mak Ijah.
Namun, Gadi tak pernah berhenti untuk mencobanya.
“Mak, cubo rasokan bubur ini mak, enak ndak mak,”
ucap Gadi sambil membawakan bubur itu ke Mak Ijah.
ucap Gadi sambil membawakan bubur itu ke Mak Ijah.
“Cemano mak, enak,” ucap Gadi.
Namun, mak Ijah cuma terdiam saja, ia merasakan bahwa bubur
itu tetap saja manis.
itu tetap saja manis.
Hari sudah semakin gelap dan sunyi, angin pantai sudah
tambah terasa dinginnya namun Gadi tak bisa tidur. Ia hanya memikirkan
bagaimana cara membuat bubur yang enak, gurih namun tidak manis.
tambah terasa dinginnya namun Gadi tak bisa tidur. Ia hanya memikirkan
bagaimana cara membuat bubur yang enak, gurih namun tidak manis.
Ia memimpikan memiliki rumah yang tidak bocor lagi karena
pemenang dari sayembara itu akan diberikan sebuah rumah oleh kerajaan Lima
Laras. Dengan demikian omaknya tidak perlu kerja keras untuk memperbaiki
rumahnya yang bocor itu.
pemenang dari sayembara itu akan diberikan sebuah rumah oleh kerajaan Lima
Laras. Dengan demikian omaknya tidak perlu kerja keras untuk memperbaiki
rumahnya yang bocor itu.
Gadi sudah membuat beraneka macam bubur, bubur kacang hijau,
bubur jagung, bubur ketan, bubur pisang namun semua yang dimasaknya tetap
memiliki rasa yang manis. Sehingga membuat Gadi tambah kecewa.
bubur jagung, bubur ketan, bubur pisang namun semua yang dimasaknya tetap
memiliki rasa yang manis. Sehingga membuat Gadi tambah kecewa.
Setiap Gadi ke kedai, semua orang telah membicarakan
sayembara itu. Dan akhirnya ada tetangga Gadi yang bertanya kepadanya.
sayembara itu. Dan akhirnya ada tetangga Gadi yang bertanya kepadanya.
“Gadi, kau tak nak mencubo ikot sayembara tu, bukankah
kau itu pande masak,” ucap tetangganya.
kau itu pande masak,” ucap tetangganya.
Gadi pun menjawab “Tak tau awak mak cik cara buat bubur
seperti itu,” ucap Gadi.
seperti itu,” ucap Gadi.
Hingga suatu hari, saat pagi tiba, mak ijah pengen belanja
sayuran ke pekan Batubara yang terletak sekitar 3 km dari Lima Laras. Di sana mak Ijah dan
Gadi berbelanja sedikit udang, cumi-cumi, sotong, ikan, kepiting namun semua di
borong.
sayuran ke pekan Batubara yang terletak sekitar 3 km dari Lima Laras. Di sana mak Ijah dan
Gadi berbelanja sedikit udang, cumi-cumi, sotong, ikan, kepiting namun semua di
borong.
Sesampai di rumah, mak Ijah dan Gadi ingin membagi tugas.
Gadi belajar membuat bubur lagi sesuai sayembara dan mak Ijah memasak untuk
makan siang. Kali ini mak Ijah memasak ayang toge dan menyiangi udang, sotong
dan kepiting.
Gadi belajar membuat bubur lagi sesuai sayembara dan mak Ijah memasak untuk
makan siang. Kali ini mak Ijah memasak ayang toge dan menyiangi udang, sotong
dan kepiting.
Namun, tiba-tiba datanglah Encik Zarah dengan marah-marah.
“Hei, mano utang kalian”.
Karena mak Ijah tidak punya uang, encik Zarah pun marah dan
menumpahkan semua masakan mak Ijah ke dalam periuk bubur. Menangislah mak Ijah
dan Gadi karena masakan untuk makan siang dan buburnya sudah menjadi satu tidak
bisa dimakan lagi.
menumpahkan semua masakan mak Ijah ke dalam periuk bubur. Menangislah mak Ijah
dan Gadi karena masakan untuk makan siang dan buburnya sudah menjadi satu tidak
bisa dimakan lagi.
Namun, mak Ijah tetap mengaduk-aduk bubur yang menjadi satu
itu sampai benar-benar masak. Dan mereka pun makan sambil meneteskan air mata.
Namun, siapa disangka makanan tersebut, enak, gurih dan pedas. Dan mereka pun
berfikir untuk mengikuti sayembara dari Kerajaan Lima Laras dengan bubur yang
tidak sengaja dimasaknya itu karena ulah Encik Zarah.
itu sampai benar-benar masak. Dan mereka pun makan sambil meneteskan air mata.
Namun, siapa disangka makanan tersebut, enak, gurih dan pedas. Dan mereka pun
berfikir untuk mengikuti sayembara dari Kerajaan Lima Laras dengan bubur yang
tidak sengaja dimasaknya itu karena ulah Encik Zarah.
Dan ketika sayembara dimulai, begitu banyak sekali
masyarakat yang ikut sayembara. Dan saat waktu sudah habis maka Raja pun
mencicipi masakan yang dimasak oleh rakyatnya. Namun sayang, sudah hampir semua
bubur yang dicobanya tetap saja berasa manis. Dan akhirnya tiba di bubur hasil
masakan mak Ijah dan Gadi, dan raja pun sangat menyukainya.
masyarakat yang ikut sayembara. Dan saat waktu sudah habis maka Raja pun
mencicipi masakan yang dimasak oleh rakyatnya. Namun sayang, sudah hampir semua
bubur yang dicobanya tetap saja berasa manis. Dan akhirnya tiba di bubur hasil
masakan mak Ijah dan Gadi, dan raja pun sangat menyukainya.
“Panglima, panggil pemasak bubur ini.” Perintah
Raja. Mak Ijah dan Gadi pun menghadap.
Raja. Mak Ijah dan Gadi pun menghadap.
“Apa nama bubur ini?” tanya Raja. Gadi pun
menjawab “Maaf paduka, kami belum menyiapkan mana bubur ini.”
menjawab “Maaf paduka, kami belum menyiapkan mana bubur ini.”
Raja pun berkata “Karena kami menyukai bubur ini, dan
karena bubur ini tidak manis melainkan pedas maka saya beri nama dengan nama
BUBUR PEDAS, dimana bubur ini akan menjadi bubur kerajaan Lima Laras. Dan
sebagai hadiahnya kami akan memberikan sebuah rumah kepada kalian,” kata
raja.
karena bubur ini tidak manis melainkan pedas maka saya beri nama dengan nama
BUBUR PEDAS, dimana bubur ini akan menjadi bubur kerajaan Lima Laras. Dan
sebagai hadiahnya kami akan memberikan sebuah rumah kepada kalian,” kata
raja.
Raja pun memberikan kunci rumah ke Mak Ijah dan
Gadi. (***)
Gadi. (***)