Isi postingan Norma di facebook dan komentar dari faceboker |
Pasalnya, dia mengamini semua yang dilontarkan Sukmawati yang menyakiti Umat Islam tersebut. Namun, ternyata Norman disebut-sebut stres saat menuliskan statusnya itu.
Untuk memastikan hal tersebut, Norma dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara, Kota Medan oleh keluarganya didampingi petugas Sat IntelKom Polres Tanjungbalai, Selasa (10/4) sore.
Ini adalah realisasi atas hasil mediasi masyarakat, ormas Islam, aktivis dan ulama yang diadakan Polres Tanjungbalai di Aula Pesat Gatra Polres Tanjungbalai, kemarin.
Norma Zahara Sitorus |
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Tanjungbalai, Usni Syahzuddin Sinaga mengatakan peristiwa seperti ini sudah pernah juga terjadi pada tahun lalu dan dapat di selesaikan dengan damai.
“Saya mewakili Wali Kota Tanjungbalai berharap bisa menyelesaikan hal ini dengan jalan yang terbaik, karena watak umat muslim yang pemaaf,” jelas Usni.
Dalam mediasi itu Nuraini Panjaitan Selaku orang tua Norma membuat surat permohonan maaf di atas materai Rp6 ribu.
“Atas nama Norma Zahara Sitorus, saya Ibunya meminta maaf atas tulisan anak saya di akun Facebook yang telah menyingung perasaan ulama, ustadz, muadzin, pemuda serta umat Islam seluruh dunia, khususnya Kota Tanjungbalai. Karena anak saya mengalami depresi dan terganggu kejiwaanya karena persoalan rumah tangganya,” katanya.
“Kami akan membawa Norma ke Kota Medan supaya diperiksa dan diobati, kami sekeluarga menyerahkan hal ini kepada pihak berwajib untuk turut serta membantu penyembuhan penyakit kejiwaanya,” ujar Nuraini.
Dalam mediasi itu, semua Ketua Ormas Islam dan aktivis secara umum memberikan maaf kepada Norma. Namun pemeriksaan kejiwaan harus tetap dilakukan untuk membuktikan kebenaran kondisi gangguan kejiwaannya.
Ketua Majelis Dakwah Islam Tanjungbalai, M Ali Rukun mengatakan semua proses diserahkan pada Kepolisian. “Apakah kata maaf bisa menyelesaikan proses hukum, kami serahkan ke pihak berwajib. Silakan dinilai apakah ada unsur SARA atau tidak. Jika Norma memang benar mengalami gangguan kejiwaan, kami bisa memaafkannya. Tetapi bila sehat, kami harap petugas kepolisian segera memproses untuk memenuhi rasa keadilan,” kata Ali.
Sementara itu, Ketua Forum Umat Islam (FUI) Kota Tanjungbalai, Indra Syah mengatakan apa yang dilakukan Norma telah menambah luka di hati umat muslim, karena luka akibat puisi Sukmawati dan persekusi terhadap ulama belum sembuh. “Ditambah lagi oleh tulisan seorang wanita yang nota bene adalah muslimah,” tukasnya.
Kapolres Tanjungbalai AKBP Irfan Rifai mengajak setiap masyarakat menjaga kondusivitas. “Apalagi kita (Sumut) akan mengadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Kasus Norma ini sensitif, bernuansa SARA. Sebaiknya kita selesai sampai di sini,” ujar Kapolres.
Sekadar mengingatkan, kejadian ini bermula saat pemilik akun Facebook Norma Zahara Sitorus itu memposting dan mengomentari puisi Sukmawati di media sosial.
Dia terkesan membela Sukmawati yang puisinya dianggap melecehkan agama Islam.
Selain membela Sukmawati, dia juga menghina dan mencibir ustad dan ustadzah yang disebutnya menjual ayat Allah.
“Menurutku puisi ibu Sukmawati ini sah sah saja. Kena memang betul tukang adzan sekarang tidak tau adab adzan, tajwid bacaan azan, si cempreng dengan bangga berkuat kuat menjerit seolah yang paling indah memiliki suara. Ibu Sukmawati juga jujur akan ketidaktahuannya tentang syariat Islam. Bukan seperti ustad ustadzah sekarang, abal abal, menjual ayat Allah,” tulis Norma.
Postingan Norma mendapat reaksi keras dari warganet. Namun, Norma justru menantang warga untuk datang ke rumahnya. Bahkan ia memberikan alamat lengkap dan nomor telepon. Ia mengaku tidak takut ditangkap. “Ciduklah, kutunggu di Jalan PT Timur Jaya, Lingkungan 4 nomor 2, mukak tower, mutlak mushola Amaliyah, rumah bertingkat, warnanya pink. Siapa yang berani ciduk, aqu tunggu sekarang,” tantang Norma.
Sontak masyarakat Tanjungbalai terpancing dan langsung mendangi kediaman Norma Zahara Sitorus. Mereka ingin meminta klarifikasi dari Norma Zahara Sitorus terkait postingannya di Facebook.
Melihat rumahnya dikepung warga, Norma tiba-tiba mengaku gila. Dia melarang masuk ke dalam rumahnya. “Maju satu-satu kita jumpa di Forum, atau dimanapun jadi. Kalian datang kesini menuntut klarifikasi apa? Saya orang gila,” ucapnya dalam video yang viral di media sosial, Minggu (9/4).
Sementara pada video kedua, Norma tampak memukul pagar rumahnya dengan kayu sambil menangis. Ia menghentakkan kakinya ke lantai, berlagak seperti orang gila. “Aku ditinggalkan lakiku gara-gara kau. Aku putus cinta,” ungkapnya. (syaf)