SIANTAR-Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar kecolongan.
Pasalnya Dinkes Pematangsiantar tidak mengetahui adanya beberapa pabrik
pengelola mie yang memproduksi 1,6 ton mie bercampur formalin sesuai temuai Balai
Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Medan.
Pasalnya Dinkes Pematangsiantar tidak mengetahui adanya beberapa pabrik
pengelola mie yang memproduksi 1,6 ton mie bercampur formalin sesuai temuai Balai
Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Medan.
“Ya, kita ada mengetahui dari surat kabar bahwa BBPOM menggerebek beberapa
pabrik mie di Siantar dan hasilnya mie itu mengandung bahan berbahaya yang bisa
menimbulkan kanker. Kalau begini, kita jadi takut makan mie kuning,” kata Sri
warga Kelurahan Timbang Galung, Kecamatan Siantar Barat, Rabu (14/6).
pabrik mie di Siantar dan hasilnya mie itu mengandung bahan berbahaya yang bisa
menimbulkan kanker. Kalau begini, kita jadi takut makan mie kuning,” kata Sri
warga Kelurahan Timbang Galung, Kecamatan Siantar Barat, Rabu (14/6).
Senada dikatakan Evi. Menurutnya dengana adanya temuan dari
BBPOM itu menunjukkan bahwa Dinkes Siantar tidak bekerja.
BBPOM itu menunjukkan bahwa Dinkes Siantar tidak bekerja.
Sementara Wahyu seorang pedagang mie mengaku kurang
mengetahui ada mie berformalin yang beredar di Pematangsiantar apa lagi sampai
1,6 ton per hari. Karena, dia sendiri tidak ada membeli mie dari pasaran.
Melainkan mie yang dijualnya merupakan buatan rumah tangga.
mengetahui ada mie berformalin yang beredar di Pematangsiantar apa lagi sampai
1,6 ton per hari. Karena, dia sendiri tidak ada membeli mie dari pasaran.
Melainkan mie yang dijualnya merupakan buatan rumah tangga.
“Aku ngambilnya di salah satu rumah di Jalan Jawa dan
langganannya pun tertentu. Makanya kalau nggak habis mie bisa basi,” ucap Wahyu
sembari melayani pembeli.
langganannya pun tertentu. Makanya kalau nggak habis mie bisa basi,” ucap Wahyu
sembari melayani pembeli.
Dengan adanya informasi bahwa mie kuning mengandung boraks
dan formalin, Wahyu mengaku penjualannya pasti berpengaruh. Padahal, tidak
semua pedagang mie menjual mie mengandung zat kimia berbahaya itu.
dan formalin, Wahyu mengaku penjualannya pasti berpengaruh. Padahal, tidak
semua pedagang mie menjual mie mengandung zat kimia berbahaya itu.
“Kalau sudah begini, maunya Dinas Kesehatan serius lah, biar
nggak kejadian seperti ini,” ucapnya.
nggak kejadian seperti ini,” ucapnya.
“Masa mereka sering
lakukan pengawasan setiap kali sesuai jadwal namun bisa kecolongan.
Jangan-jangan pengawasan itu hanya sebatas formalitas saja,” kesalnya.
lakukan pengawasan setiap kali sesuai jadwal namun bisa kecolongan.
Jangan-jangan pengawasan itu hanya sebatas formalitas saja,” kesalnya.
Diakuinya dengan adanya pemberitaan karena temuan dari BPOM
Medan, dirinya merasa takut dan harus berhati-hati untuk makan mie lagi. Pada
kesempatan berbeda,
Medan, dirinya merasa takut dan harus berhati-hati untuk makan mie lagi. Pada
kesempatan berbeda,
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Ronal Saragih, Selasa
(13/6) mengaku pihak Dinas Kesehatan Kota Siantar masih menunggu kesimpulan
dari BPOM.
(13/6) mengaku pihak Dinas Kesehatan Kota Siantar masih menunggu kesimpulan
dari BPOM.
“Kami tidak punya penyidik PNS. Saya hanya menunggu dari sana (BPOM Medan) apa
petunjuknya. Kemarin itu kita hanya mengetes apakah mengandung, namun mengenai
banyak formalin digunakan pengukuran dari Medan,”
urainya.
petunjuknya. Kemarin itu kita hanya mengetes apakah mengandung, namun mengenai
banyak formalin digunakan pengukuran dari Medan,”
urainya.
Dalam hal ini, Ronal Saragih mengaku bahwa temuan adanya mie
berformalin merupakan kedua kalinya di Kota Siantar. Kedua temuan itu dikatakan
hasil pemeriksaan dari BPOM Medan dan Poldasu. Terkait adanya tudingan bahwa
Dinas kesehatan kecolongan, Ronald Saragih membantah dan mengaku tidak pernah
lemah dalam melakukan pengawasan.
berformalin merupakan kedua kalinya di Kota Siantar. Kedua temuan itu dikatakan
hasil pemeriksaan dari BPOM Medan dan Poldasu. Terkait adanya tudingan bahwa
Dinas kesehatan kecolongan, Ronald Saragih membantah dan mengaku tidak pernah
lemah dalam melakukan pengawasan.
“Kalau kita selalu melakukan pengawasan sekali tiga bulan,
sekali enam bulan. Namun waktu kita mengecek tidak berisi (mengandung formalin).
Kita ceknya, kita periksanya. Waktu kita kesana tidak ada temuan. Untuk
melaksanakan yang begituan (pengawasan saya memberikan surat tugas tidak memberitahukan terlebih
dahulu kepada anggota saya,” ucapnya.
sekali enam bulan. Namun waktu kita mengecek tidak berisi (mengandung formalin).
Kita ceknya, kita periksanya. Waktu kita kesana tidak ada temuan. Untuk
melaksanakan yang begituan (pengawasan saya memberikan surat tugas tidak memberitahukan terlebih
dahulu kepada anggota saya,” ucapnya.
Ronald menjelaskan, untuk mengetahui apakah makanan
mengandung formalin atau zat lain yang tidak layak dikonsumsi, tidak dapat
diketahui secara kasat mata.
mengandung formalin atau zat lain yang tidak layak dikonsumsi, tidak dapat
diketahui secara kasat mata.
“Untuk persoalan makanan yang mengandung zat berbahaya,
tidak lepas dari kenakalan pengusaha yang bersangkutan,” sebutnya sembari
mengatakan bahwa soal peredaran atau perdagangan formalin tidak sembarangan
diberikan apotik.
tidak lepas dari kenakalan pengusaha yang bersangkutan,” sebutnya sembari
mengatakan bahwa soal peredaran atau perdagangan formalin tidak sembarangan
diberikan apotik.
Disinggung, dampak buruk bagi orang yang mengkonsumsi
makanan mengandung formalin bisa menimbulkan penyakit kanker, apalagi jika
konsumsinya terjadi cukup sering.
makanan mengandung formalin bisa menimbulkan penyakit kanker, apalagi jika
konsumsinya terjadi cukup sering.
“Hanya saja bagi
pengusaha kuliner resmi seperti Siantar
Square, kita tetap pantau dengan mengambil
sampel,” kilahnya.
pengusaha kuliner resmi seperti Siantar
Square, kita tetap pantau dengan mengambil
sampel,” kilahnya.
Lebih lanjut dijelaskan, pihaknya mampu melalukan pengawasan
dan minuman untuk seluruh usaha makanan dan minuman yang ada di Kota Siantar.
Hanya saja bagi tempat yang telah terdaftar, di luar tersebut. Dirinya
menyarankan agar lurah dan perangkatnya melaporkan kepada Dinas Kesehatan.
dan minuman untuk seluruh usaha makanan dan minuman yang ada di Kota Siantar.
Hanya saja bagi tempat yang telah terdaftar, di luar tersebut. Dirinya
menyarankan agar lurah dan perangkatnya melaporkan kepada Dinas Kesehatan.
“Contohnya ada yang memproduksi makanan yang belum terdaftar
ya melaporlah mereka, mana bisa saya pantau itu semua,” terangnya.
ya melaporlah mereka, mana bisa saya pantau itu semua,” terangnya.
Disinggung dua tempat yang memproduksi mie di Jalan Bali dan Mufakat, sejauh ini dikatakan terdaftar pada
Dinkes. Hanya saja untuk sanksi yang dilakukan bagi kedua pengusaha ini, masih
menunggu petunjuk dari BPOM Medan.
Dinkes. Hanya saja untuk sanksi yang dilakukan bagi kedua pengusaha ini, masih
menunggu petunjuk dari BPOM Medan.
Keresahan terhadap penemuan mie berformalin dan mengandung
boraks di Kota Siantar, juga merambah ke Kabupaten Simalungun. Bahkan, BBPOM
Medan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun dituntut melakukan sidak atau
melakukan razia dan uji laboratorium terhadap produksi mie dan makanan ringan
di kawasan pabrik Siantar Estate, Nagori Siantar Estate, Kecamatan Siantar,
Kabupaten Simalungun.
boraks di Kota Siantar, juga merambah ke Kabupaten Simalungun. Bahkan, BBPOM
Medan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun dituntut melakukan sidak atau
melakukan razia dan uji laboratorium terhadap produksi mie dan makanan ringan
di kawasan pabrik Siantar Estate, Nagori Siantar Estate, Kecamatan Siantar,
Kabupaten Simalungun.
Hal itu dinilai perlu dalam memberikan perlindungan bagi
masyarakat mengingat mie dan makanan ringan yang diproduksi pabrik sekitaran
kawasan Siantar Estate disinyalir mengandung bahan formalin dan boraks yang
membuat pengonsumsinya rentan terkena gangguan pencernaan dan kanker.
masyarakat mengingat mie dan makanan ringan yang diproduksi pabrik sekitaran
kawasan Siantar Estate disinyalir mengandung bahan formalin dan boraks yang
membuat pengonsumsinya rentan terkena gangguan pencernaan dan kanker.
“Baru tahu rupanya banyak mie berformalin beredar. Saya
pribadi berharap pengawasan rutin dilakukan,” ucap Helmi warga Simalungun.
pribadi berharap pengawasan rutin dilakukan,” ucap Helmi warga Simalungun.
Sementara Camat
Kecamatan Siantar, Simson Tambunan, saat dikonfirmasi terkait kawasan industri
yang memproduksi mie basah khususnya di daerah kawasan Siantar Estate Nagori
Siantar Estate, justru belum mengetahui jumlah dan daerah mana yang memproduksi
makanan seperti itu.
Kecamatan Siantar, Simson Tambunan, saat dikonfirmasi terkait kawasan industri
yang memproduksi mie basah khususnya di daerah kawasan Siantar Estate Nagori
Siantar Estate, justru belum mengetahui jumlah dan daerah mana yang memproduksi
makanan seperti itu.
“Belum tau saya bang, coba tanyakan langsung kepada Pangulu
di Kecamatan Siantar ini, saya kurang tau,” katanya dari sambungan telepon
selulernya, Selasa (13/6) siang.
di Kecamatan Siantar ini, saya kurang tau,” katanya dari sambungan telepon
selulernya, Selasa (13/6) siang.
Sementara, Harina
Siregar Kasi Trantib kantor Camat Siantar yang juga Plt Pangulu Nagori Siantar
Estate membenarkan banyaknya pabrik memproduksi mie di kawasan Nagori Siantar
Estate.
Siregar Kasi Trantib kantor Camat Siantar yang juga Plt Pangulu Nagori Siantar
Estate membenarkan banyaknya pabrik memproduksi mie di kawasan Nagori Siantar
Estate.
“Banyak bang, seperti
pabrik mie lidi merk A1 juga pabrik mie hun merk Sempurna, banyak lah kalau
pabrik mie di Nagori Siantar Estate, tapi mereka pengusaha itu kurang
komunikasi dengan kita, seperti tertutup lah,” jelasnya. Kalau untuk mie basah
setahu saya yang masih menjabat lima
bulan sebagai Pelaksana tugas Pangulu Siantar Estate hanya pak Suteno dan mie
buatan pak Suteno sering juga kita konsumsi. Bahkan sudah beroperasi lima tahun lamanya,“
ucapnya saat dikonfirmasi. (syaf/mc/int)
pabrik mie lidi merk A1 juga pabrik mie hun merk Sempurna, banyak lah kalau
pabrik mie di Nagori Siantar Estate, tapi mereka pengusaha itu kurang
komunikasi dengan kita, seperti tertutup lah,” jelasnya. Kalau untuk mie basah
setahu saya yang masih menjabat lima
bulan sebagai Pelaksana tugas Pangulu Siantar Estate hanya pak Suteno dan mie
buatan pak Suteno sering juga kita konsumsi. Bahkan sudah beroperasi lima tahun lamanya,“
ucapnya saat dikonfirmasi. (syaf/mc/int)