TASLABNEWS, LOMBOK-Gempa berkekuatan 7 Skala Richter (SR) kembali mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Aliran listrik di Lombok Timur saat ini terputus.
Titik pusat gempayang dirilis oleh BMKG. |
“Kondisinya gelap gulita. Listrik padam,” kata Kepala Staf Kodim 1615/Lombok Timur Mayor (Inf) Arifianto kepada detikcom melalui sambungan telepon, Minggu (19/8).
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam rilisnya menyampaikan gempa berkekuatan 7,0 (SR) terjadi pukul 21:56 tadi.
Sutopo mengatakan titik gempa berada di koordinat 8,28 Lintang Selatan dan 116,71 Bujur Timur atau 30 KM timur laut LOmbok Timur. Pusat gempa berada di kedalaman 10 KM.
“Gempa Magnitude: 7.0, 19-Aug-2018 Pkl. 21:56:27 WIB, Lokasi: 8.28 LS 116.71 BT (30 km TimurLaut LOMBOKTIMUR-NTB), Kedalaman: 10 Km, TIDAK berpotensi TSUNAMI #BMKG,” tulis akun Twitter @infoBMKG, Minggu (19/8).
Terasa Hingga Makasar
Efek gempa ini dirasakan oleh sebagian warga Makassar, Sulsel.
Getaran ini terasa sekitar pukul Rp 23.00 WITA, Minggu (19/8). Sebagian warga Makassar menyadari ada gempa tersebut.
“Iya ini terasa gempanya sampai di sini. Bukan Makassar kan?” Kata Supardin di Makassar.
Hal ini juga dirasakan oleh Neny Marlina. Dirinya mengira getaran berasa dari kendaraan berat yang melintas di jalanan depan rumahnya.
“Ternyata bukan. Ini terasa sekali getaran gempanya,” ucapnya.
Meski getaran gempa di Lombok terasa hingga Makassar, namun terlihat tidak ada tanda-tanda kepanikan yang membuat warga berhamburan.
Arus lalin di Kota Makassar pun tetap berjalan normal. Bahkan beberapa warga lainnya mengaku tidak merasakan getaran gempa itu.
“Saya tidak merasakan gempa sama sekali. Mungkin karena sedang menonton,” kata Nur Vita.
Tercatat 814 Gempa Telah Terjadi Di Lombok
Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), telah terjadi 814 kali gempa susulan di Lombok.
Rentetan gempa itu menyusul, lindu utama dengan kekuatan magnitudo 7,0 SR yang mengguncang Minggu 5 Agustus 2018 lalu.
“Hingga hari ini telah terjadi 814 kali gempa dan 33 kali, di antaranya dirasakan dengan kekuatan yang cukup besar,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta, Minggu (19/8).
Dia mengatakan, gempa bumi yang dirasakan tersebut termasuk dua kali gempa susulan yang terjadi berturut-turut pada Minggu (19/8).
Gempa susulan yang pertama terjadi pada pukul 12.06 Wita dengan kekuatan magnitudo 5,4 SR dan episenter gempa pada 8,29 Lintang Selatan dan 116.62 Bujur Timut atau 25 km timur laut Lombok Timur, atau tepatnya pada lereng utara timur laut Gunung Rinjani dengan kedalaman 10 km.
Menyusul gempa kedua dengan kekuatan magnitudo 6,5 SR pada pukul 12.10 Wita dengan lokasi pada 32 km timur laut Lombok Timur yaitu pada lereng utara timur laut Gunung Rinjani atau 8,24 Lintang Selatan, 116.66 Bujur Timur dengan kedalaman 10 km.
“Analisis ini kami sampaikan dalam waktu tiga menit 33 detik selisih sekitar beberapa detik setelah gempa terjadi berdasarkan data dari 26 sensor yang terekam di BMKG,” kat Dwikorita seperti dilansir Antara.
Dengan bertambah data dari 26 sensor masuk lagi sehingga total dari 152 sensor maka diperbarui gempa susulan menjadi magnitudo 6,3 SR.
Penyebab Gempa
Dengan memperhatikan lokasi dan kedalaman episenter maka disimpulkan gempa tersebut merupakan gempa dangkal akibat patahan naik Flores.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa tersebut dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik mengingat epsinternya relatif sama dengan gempa pada magnitudo 7,0 pada 5 Agustus lalu maka kedua gempa bumi yang baru terjadi tersebut merupakan gempa bumi susulan atau aftershock dari rangkaian gempa sebelumnya.
“Kami mohon masyarakat tetap tenang namun tetap waspada dan jangan mendekati area puncak dan lereng Gunung Rinjani, Lombok Timur dan Lombok Utara juga di Sumbawa barat laut. Lereng dikhawatirkan menjadi sangat rapuh karena guncangan gempa yang sudah beberapa kali terjadi,” kata Dwikorita.(dtc/int)