MADINA- Zukfikri, bayi berusia 1,8 tahun anak pasangan Fadli dan Hotma, warga Aek Lapan, Kelurahan Sipolu-polu, Kecamatan Panyabungan, Sabtu (18/3) sore, tercebur dan hanyut di Saluran Irigasi Sekunder, Jalan Sibaroar-Lintas Barat.
“O Fikri, ulang do tinggalkon mamak. (Oh Fikri, janganlah kau tinggalkan mamak),” jerit Hotma, meratap di samping jasad anak pertamanya, sekaligus anak satu-satunya yang tewas setelah tenggelam dan hanyut sejauh lebih dari 100 meter.
Selanjutnya, jenazah bayi itu disemayamkan di rumah duka yang berjarak 20 meter dari lokasi tercebur.
Menurut ayah korban, Fadli, seharusnya istri dan anaknya tidak datang ke Jalan Lintas Barat. Meski pada hari biasanya, ia yang bekerja sebagai pekerja doorsmeer Raja selalu diantarkan nasi makan siang oleh sang istri.
“Sudah kubilang tadi, tak perlu diantarkan lagi nasi samaku. Itulah mereka (istri dan anaknya) datang juga,” tutur Fadli memulai kronologi peristiwa yang menimpa anaknya.
Saat kejadian, Fadli tengah menyantap makan siangnya, sedangkan istri dan anaknya berada di rumah Bou Fadli beristirahat sejenak. Istrinya, Hotma, kemudian ke luar rumah bermaksud untuk membeli teh manis di warung kopi pinggir jalan lintas barat.
Tak sadar, rupanya anak mereka, Zulfikri mengikutinya. Hotma kembali dan tak mendapati anaknya dalam rumah. Ia pun kemudian menghampiri Fadli yang tengah bekerja di Doorsmeer Raja di pinggir irigasi. Lantaran merasa tidak melihat lagi anak mereka, pasangan muda ini pun semakin gelisah dan mencarinya di beberapa tempat.
“Kulihat sendal anakku hanyut di proyek (irigasi) itu. Sendal anakku ini, iya sendal anakku. Mungkin anakmu diculik, kata orang-orang, karena sendal jepit kayak begitu banyak yang punya, kata mereka,” ulas Fadli
Ia pun kemudian turun ke dalam irigasi dan mencarinya di sekitaran jembatan kecil dan bendungan kecil yang biasa dilalui orang sebagai perlintasan ke permukiman yang ada di tempat itu. Lebih dari satu jam, belum juga ada hasil.
Dugaannya kemudian tepat, saat beberapa orang di hilir irigasi melaporkan adanya seorang bayi yang hanyut. Sejauh lebih dari 100 meter hanyut, mereka pun kemudian melarikannya ke rumah sakit. Namun nyawa bayi itu tak tertolong lagi.
“Jauh ke arah persimpangan sana, dekat masjid yang baru dibangun. Di situ dia dapat,” tutur pria bertato itu tak mampu membendung air mata.
Polisi yang dipimpin Kasat Reskrim Polres Madina, AKP Hendro Sutarno yang kemudian ada di lokasi dan olah TKP, kepada orang tua korban akan meminta keterangan lengkap musibah itu setelah proses pemakaman korban selesai. (san/mt/ma/syaf/int)