TASLABNEWS, BATUBARA-
Pengerjaan Base Course (lapis pondasi) pelebaran jalan sepanjang sekitar 2 kilometer yang saat ini sedang dikerjakan disepanjang Jalinsum Desa Petatal Kecamatan Datuk Tanah Datar Kabupaten Batu Bara diprotes warga.
Pasalnya, material base course menimbulkan abu yang beterbangan hingga ke rumah-rumah warga.
Ironisnya pihak rekanan tidak melakukan penyiraman berkala untuk mencegah abu yang beterbangan.
Meski warga sudah mengajukan protes, namun rekanan tidak mengindahkannya. Bahkan pengerjaan terus berlangsung hingga malam di Jalinsum Desa Petatal Kecamatan Datuk Tanah Datar Kabupaten Batu Bara.
Abu yang dihasilkan dari pengerjaan Base Course bahkan telah menyebabkan beberapa warga terserang ispa (infeksi saluran pernafasan atas). Demikian pula pedagang pinggir jalan yang umumnya menjual makakan dan minuman mengeluhkan dagangannya sepi pembeli.
Karena protes yang diajukan tidak digubris, spontan warga melakukan pemblokiran jalan lintas sehingga tidak ada kendaraan yang dapat melewatinya.
Pemblokiran jalan menggunakan palang, meja dan kayu tersebut menyebabkan terjadinya kemacetan panjang disepanjang jalan nasional tersebut.
Warga yang mayoritas kaum ibu juga membawa poster bertulisan kecaman terhadap pihak yang mengerjakan pelebaran jalan. Tak hanya para warga bahkan sejumlah pelajar juga turun ke jalan melakukan aksi protes.
Wita, salah seorang pedagang, mengatakan mereka bukan menghalangi pekerjaan tersebut namun mereka meminta pihak pelaksana pekerjaan agar melakukan penyiraman terhadap jalan.
“Jalan yang berdebu telah terjadi dalam kurun waktu sepekan ini berdampak terhadap dagangan sejumlah pedagang dipinggir jalan serta membuat pembeli enggan untuk singgah,” keluhnya.
Senada, Yeni yang juga pedagang minuman, menjelaskan debu material proyek pekerjaan pelebaran jalan itu membuat perekonomiannya lumpuh.
“Biasanya dalam perhari saya mendapat penghasilan lima puluh ribu namun kini dagangan saya sepi pembeli,” celutuknya.
Pantauan, terlihat personil Sat Samapta Polres Batu Bara yang berupaya memediasi warga dengan pihak rekanan sembari menjaga kondisi agar tidak terjadi kekacauan atau keributan.
Di lapangan tidak terlihat keberadaan rekanan. Yang ditemukan hanya para pekerja yang mengaku hanya menjalankan instruksi dari rekanan. (Edi/Syaf)