SIMALUNGUN– Setelah melolong seperti hewan peliharaan anjing, keluarga memutuskan mengarantina Sudiman Saragih Garingging (70) warga Rambung Kelurahan Sondi Raya, Rabu (15/3).
Sudiman Saragih, pria lajang tua yang pernah digigit anjing peliharaannya sendiri pada akhir Januari 2017 lalu diduga telah terkena penyakit rabies stadium akhir.
Rumah tempat Sudiman tinggal kemudian dikunci dari luar menggunakan papan yang dipakukan pada jendela dan pintu. Seluruh pintu keluar tutup, termasuk untuk lubang cahaya. Pasalnya Radiman sangat gelisah jika mendapat cahaya, sehingga kondisi di dalam rumah dibuat segelap mungkin.
Sesekali Sudiman melolong seperti anjing, kemudian berbicara sendiri. Ketika makanan dan minuman diberikan, Sudiman tidak memakannya.
Salah seorang anggota keluarga, Ependi Saragih Garingging yang selama ini tinggal bersama Sudiman mengatakan, kejadian itu bermula saat bapa tua (abang orangtuanya) di gigit anjing nya sendiri pada akhir bulan Januari silam di bagian tangan sebelah kirinya.
Namun setelah digigit, Sudiman tidak mau berobat suntik vaksin rabies. Padahal pihak keluarga bersama masyarakat sekitar sudah menganjurkan untuk di suntik rabies. Namun korban tetap tidak bersedia untuk berobat.
Selang beberapa waktu, pada hari Rabu (15/3) sekira Pukul 01.00 WIB Sudiman pun mengalami kesakitan, ia pun berbicara sendiri dan mulai mengamuk. Melihat tingkah laku korban, akhirnya pihak keluarga pun mengisolasi beliau di kediaman nya. Seluruh jendela dan pintu rumah pun di paku mati agar tidak mengganggu orang lain. Karena ditakutkan dengan kondisi saat ini, beliau dapat mengganggu orang lain sehingga mengakibatkan ketularan penyakit yang sama.
“Makanya kitanisolasi beliau di dalam rumah,” ungkap Ependi.
Mengetahui hal tersebut, pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun pun langsung turun ke lokasi untuk melihat keberadaan korban. Mereka pun menyesalkan mengapa korban sepele atas kejadian tersebut. Yang paling di sesalkan mereka, saat anjing tersebut sudah menggigit, langsung dibunuh.
“Itu yang kita sesalkan atas peristiwa tersebut. Seharusnya anjing tersebut di rawat dulu untuk mengetahui apakah anjing tersebut terkena rabies atau tidak,”katanya.
Kasi Pencegahan Penanganan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Simalungun, Gimrood Sinaga mengatakan, pihaknya hanya memberikan obat penenang terhadap korban. Kalau pun di vaksin rabies pun, untuk saat ini tidak ada artinya lagi karena sudah terlanjur stadium akhir.
Ia juga berpesan kepada pihak keluarga agar tidak terkena air liur dan cakaran dari korban, karena itu dapat menular.
Gimrood mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, namun mereka juga menganjurkan agar si korban di berikan obat penenang saja. Ditambahkan Gimrood, pada tahun 2016 ada sebanyak 1169 kasus rabies dan seluruh nya sudah mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR). Namun dari sekian banyak kasus di tahun 2016, tidak ada korban jiwa, ungkap Gimrood Sinaga. (ss/ms/int)