TASLABNEWS, Tanjungbalai – Walaupun rapat dimulai sudah molor selama 1 (satu) jam dari yang direncanakan, yakni dari jam 10.00 WIB menjadi jam 11.00 WIB, jumlah anggota DPRD Kota Tanjungbalai yang hadir tidak juga kuorum.
Suasana Rapat Paripurna DPRD terlihat sepi usai di sekors selama 1 (satu), Rabu (19/9). |
Akibatnya, Rapat Paripurna DPRD tentang Pandangan Akhir Fraksi terhadap Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) APBD Kota Tanjungbalai Tahun Anggaran (TA) 2017 yang dilaksanakan di Aula Paripurna DPRD Kota Tanjungbalai diskors, Rabu (19/9).
Melihat minimnya jumlah anggota DPRD yang hadir, Wakil Ketua DPRD, Leiden Butar butar SE selaku pimpinan rapat didampingi Wakil Ketua DPRD Ir Rusnaldi Dharma langsung menskors rapat yang baru saja dibuka.
Leiden Butar butar mengetokkan palu tanda rapat diskors selama 1 (satu) jam atau sampai pukul 12.00 WIB guna menunggu kehadiran anggota DPRD memenuhi syarat.
Para pengunjuk rasa melakukan aksi di halaman Kantor DPRD Kota Tanjungbalai, 19/9). |
Diluar dugaan, rapat paripurna diskors, ternyata dihalaman Kantor DPRD sudah dipenuhi dengan puluhan orang warga Kota Tanjungbalai dari dua kelompok.
Kedatangan para pengunjuk rasa ini adalah untuk mendesak DPRD agar nasib nelayan diperhatikan DPRD. Sementara, kubu pengunjuk rasa lainnya mendesak DPRD untuk menindak lanjuti kasus tewasnya nelayan kerang asal Tanjungbalai yang tertembak di perairan Bagan Ashan, Riau.
Hingga saat berita ini dibuat, rapat paripurna DPRD masih disekors. Sementara para pengunjuk rasa masih tetap bertahan di halaman Kantor DPRD Kota Tanjungbalai.(ign/mom)