Muhammad Abdul Hamid atau Lilik Abdul Hamid. |
Kepastian tersebut diperoleh, Sabtu (16/3/2019), dari pengurus Masjid Al Noor, Christchurch. Segera setelah memperoleh kepastian tersebut, Menlu RI Retno langsung menghubungi Nina, istri almarhum.
Dalam pembicaraan lewat telepon tersebut, Menlu Retno menyampaikan ucapan dukacita yang mendalam Pemerintah Indonesia atas kepergian almarhum.
Sedikitnya ada 7 korban yang merupakan WNI. Lilik satu-satunya yang tewas dalam serangan brutal itu setelah sebelumnya dilaporkan hilang.
Informasi yang dirangkum Lilik merupakan pria asal Kota Medan, Sumatera Utara, adalah alumni Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia. Ia merupakan seorang engineer di Air New Zealand.
Meski tinggal jauh dari tanah air, almarhum masih tetap menyuarakan rasa cintanya pada Indonesia. Di akun Facebook-nya, almarhum kerap menyuarakan keinginan untuk melihat Indonesia menjadi lebih baik dengan dukungan pada Prabowo Subianto yang maju pada kontestasi Pilpres 2019 mendatang.
Dari akun Facebooknya diketahui, Muhammad Abdul Hamid alias Lilik Abdul Hamid pernah bersekolah di SD Negeri 12 Medan dan kemudian melanjutkan ke ST Negeri III Medan.
Lilik kemudian melanjutkan sekolah tekniknya itu ke STM Dwiwarna Medan, sebelum mengambil bidang studi Aviation Maintenance Technical Engineer di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia Curug,
Setelah selesai kuliah di Curug, Lilik kemudian bekerja sebagai Aircraft Engineer di PT Mandala Airlines dan kemudian pindah ke PT AirFast Indonesia.
Sebelum tewas, Lilik masih berstatus sebagai Aircraft Engineer di Air New Zealand. (dtc/int/Syaf)