TASLABNEWS, ASAHAN-Duka mendalam dirasakan Nurhasani dan Saiful Bahri Tambunan. Pasalnya anak semata wayang mereka Ray (6) meninggal karena tersetrum listrik di sekolahnya.
Suara ibu dari anak ini tercekat saat mengingat bagaimana komunikasi terakhir bersama putranya. Kalimatnya terhenti menahan kesedihan.
“Anak saya orang periang dan merupakan anak semata wayang, saya tidak menyangka pagi itu terakhir saya bersenda gurau sebelum berangkat sekolah, terus siang saya di kabari dari pihak sekolah anak saya meninggal dunia karena tersetrum aliran listrik di sekolahnya,” kata Nurhasani saat di temui di kediamanya di Desa Rahuning, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan, Sumatra Utara, Selasa (13/8/2024).
Nurhasani merasa kaget sekaligus terpukul setelah mengetahui bahwa anaknya sudah meninggal dunia di Puskesmas Pulau Rakyat.
Padahal, kabar yang diterima, Ray hanya pingsan dan dilarikan ke Puskesmas.
“Saya terima kabar anak saya masuk Puskesmas Pulau Rakyat, ia pingsan. Makanya disuruh ke Puskesmas. Saya bersama suami nggak nyangka ternyata anak saya sudah nggak ada. Saya pikir cuma pingsan biasa,” ujar Nurhasani.
Di ketahui korban RS merupakan siswa sekolah kelas I SD Islam Terpadu (IT) Alrahma Rahuning yang tewas tersengat listrik di sekolahnya di Dusun II, Desa Rahuning, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Sumatra Utara pada Rabu (7/8/2024) sekitar jam 11.30 WIB.
Dari keterangan kepala sekolah tempat korban sekolah Hatta, Ketika itu korban Ray bersama teman-temannya memanfaatkan jam istirahat bermain di bawah tower tangki milik sekolah.
Korban Ray duduk-duduk di atas plat besi penutup mesin pompa air yang berada di bawah tower, sedangkan teman-temannya ada yang bergatungan di tiang tower itu.
Namun tiba-tiba korban Ray kejang-kejang. Awalnya temannya mengira Ray pura-pura kesurupan kuda kepang karena mereka sering melakukannya di saat keluar main sekolah.
Ternyata korban Ray tersengat listrik yang diduga berasal dari sebuah wayar mesin pompa air yang terkupas.
“Teman-teman korban memberitahukan ke umi dan buya (guru) di sekolah, namun ketika dilihat korban sudah terkulai lemas. Lalu segera dilarikan ke Puskesmas Pulau Rakyat, tapi nyawanya tidak dapat diselamatkan”, terang Hatta saat di konfirmasi di SD IT, Kamis (8/8/2024).
Sementara dari kuasa hukum pihak keluarga korban Dr Syahputra SH MH CTA CITA CPM meminta pihak polisi dalam hal ini polres Asahan untuk mengusut tuntas kejadian ini sehingga menyebabkan terjadinya kehilangan nyawa anak klient kami.
“Di duga pihak sekolah lalai dalam pengawasan sehingga menyebabkan korban Ray meninggal dunia, dan kalau memang ada unsur kesengajan kami minta pihak yang bersangkutan untuk di hukum sesuai UU yang berlaku dan ada sanksi hukumnya, Terang dari kuasa hukum Syahputra. (Edi/Syaf)