TASLABNEWS, BATUBARA – Bak jatuh tertimpa tangga, Faisal Rahmad (32), warga Kabupaten Batubara, malah dilaporkan ke Polsek Labuhan Ruku, Polres Batu Bara oleh keluarga diduga pelaku perundungan, usai mendatangi kediaman orangtua diduga pelaku bully (perundungan) terhadap anak perempuan Faisal, VAA (8).
Diketahui bahwa korban VAA tercatat sebagai murid perempuan kelas 2, sedangkan diduga pelaku bully, murid laku-laki kelas 4 berusia 10 tahun. Keduanya murid di salahsatu Sekolah Dasar (SD) Negeri di Kota Batu Bara yang sama.
Faisal dilaporkan atas dugaan penganiayaan terhadap pihak keluarga diduga pelaku bullying, oleh pihak keluarga abang dari anak diduga pelaku bully.
Diceritakan Faisal kepada kru media taslabnews.com bahwa peristiwa bullying kepada anak perempuannya tersebut terjadi pada tanggal 21 februari 2025.
Dan hal tersebut telah dilaporkan Faisal ke pihak sekolah. Namun pihak sekolah seakan-akan tidak merespon dan buang badan atas kejadian tersebut.
“Saya sudah meminta keterangan dari pihak sekolah namun pihak sekolah sekan buang badan tak mau tau, dengan alasan terduga pelaku kurang waras,” ungkap Faisal, Sabtu (15/3/2025).

Karena tidak puas dengan jawaban pihak sekolah, Faisal mendatangi rumah orangtua diduga pelaku bully, untuk meminta klarifikasi dan pertangungjawaban orangtua diduga pelaku bullying.
Namun kedatangan Faisal untuk mempertanyakan terkait perundungan yang di lakukan oleh anak mereka menemui jalan buntu, bahkan sampai terjadi adu fisik.
“Saya datang bersama istri ke rumah orang tua anak yang diduga melakukan bullying kepada anak kami, namun pihak mereka (diduga pelaku) seakan tidak terima bahkan seorang keluarga mereka, abang dari anak yang melakukan perundungan menyerang saya hingga terjadi adu fisik,” sambungnya
Setelah kejadian tersebut, Faisal dilaporkan ke polisi atas tuduhan tuduhan penganiayaan. “Saya heran mereka yang salah mengapa saya yang dilaporkan,” ujar Faisal.
Faisal juga menceritakan bahwa perundungan pada tanggal 21 Februari 2025 tersebut merupakan perundungan kedua kalinya yang dilakukan anak laki-laki itu terhadap anak perempuannya.
“Ini yang kedua kali anak saya di bullying oleh pelaku. Sebelumnya terjadi pada tahun 2024. Anak saya digigit pada bagian dada, sehingga luka. Namun kami orangtua minta agar pelaku berjanji tidak melakukan lagi. Ternyata pada tanggal 21 Febuari 2025 terulang lagi, anak saya di tarik kerudungnya dan kepalanya dihantukan 3 kali ke dinding,” jelas Faisal.
Lanjutnya, setelah kejadian tersebut VAA mengalami pendarahan yang keluar dari hidung, dan merasa pening-pening.
“Ketika akan dibawa ke rumah sakit, di jalan anak saya pingsan,” lanjut Faisal
Sementara korban bullying, VAA saat dijumpai di ruangan khusus anak di RSUD H Ok Arya Zulkarnaen, didampingin kedua orang tuanya menceritakan kronologis kejadian, Sabtu (15/3/2025).
“Kejadian pada jam rehat om. Tiba-tiba dari belakang ada yang mencolek, ketika ku lihat ternyata pelaku, aku lari namun di kejar, kerudungku ditarik kemudian kepala ku di hantukkanya ke dinding sebanyak 3 kali, setelah itu pelaku pergi begitu saja,” Terang bunga.
Terpisah, dari hasil pemeriksaan Dr Omar Sazali Spesialis anak, korban mengalami trauma di kepala karena diduga benturan, yang bisa menyebabkan pendarahan, kejang-kejang.
Menurutnya, luka-luka diduga akibat benturan dan penganiayaan dapat sembuh dengan segera.
“Saat ini korban sering mengalami halusinasi, seolah-olah pelaku mengejar dirinya. Untuk itu saya sarankan agar bunga di rujuk ke medan untuk penyembuhan trauma kejiwaan,” kata Dr Omar saat diwawancarai melalui telepon seluler.
Di tempat terpisah, Kepala Sekolah (Kasek) di mana korban dan diduga pelaku bully bersekolah, Basiruddin saat dijumpai di kediamannya mengatakan bahwa pihaknya sudah sudah menghubungi keluarga diduga pelaku bully.
Basiruddin juga menjelaskan anak yang di maksud memang bandal dan susah diatur.