ASAHAN-Dipicu persoalan asmara, dua pelajar SMA terlibat perkelahian di Jalan Panglima Polem Kisaran, Sabtu (25/3) sekitar pukul 23:30 WIB. Akibatnya Andri Nugroho (20) warga Jalan Malik Ibrahim mengalami luka tusuk empat liang di tubuhnya.
Informasi dihimpun wartawan, Senin (27/3) kejadian berawal dari seorang remaja bernama Fahri (16) mengendarai sepedamotor berboncengan bersama rekannya dan bertemu korban Andri Nugroho. Sebelumnya kedua remaja ini memang telah terjadi perselisihan.
Entah bagaimana kemudian Andri mengejar Fahri sampai ke Jalan Imam Bonjol. Di sana mereka terlibat percekcokan mulut, hingga salah seorang teman Andri memukul Fahri. Beruntung Fahri dapat menghindar dan lari memacu kenderaannya sampai ke Jalan Panglima Polem.
Dibantu rekannya, Fahri akhirnya meladeni duel yang dijual oleh Andri. Karena mendapat dukungan penuh dari rekannya, Fahri pun menjadi beringas, dan mengeluarkan sebilah pisau yang sengaja dibawanya untuk melakukan penikaman kepada korban.
Terdesak, akhirnya Andri melarikan diri ke sebuah gudang buah coklat yang ada di jalan Panglima Polem, Fahri terus mengejarnya dan dengan beringas dan melakukan penikaman terhadap tubuh korban, sehingga korban mengalami luka tusuk sebanyak empat lobang diantaranya di pinggang yang paling dalam luka tusuknya.
Sementara itu Kapolsek Kota Kisaran Iptu T Samosir membenarkan kejadian tersebut. Kini pelaku penikaman yang merupakan warga Jalan Suluk Kecamatan Kisaran Timur ini diserahkan langsung oleh pihak keluarganya ke Polsek Kota Kisaran. Sementara itu Andri korban penikaman masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Haji Abdul Manan Simatupang (HAMS) Kisaran.
“Iya memang perkelahian remaja itu dipicu karna dendam antara keduanya. Pelakunya menyerahkan diri ke Polsek diantar keluarganya, kini dia menjalani pemeriksaan untuk dimintai keterangan dan barang bukti sebilau pisah yang digunakan untuk menikam temannya itu sudah diamankan,” kata Kapolsek.
Terpisah Fahri di Polsek Kota Kisaran kepada petugas mengakui perbuatannya. Ia mengaku kesal karna selama ini ia sering diintimidasi oleh korban dan selalu dibilang tukang kompas.
“Saya tak pernah jadi tukang kompas. Memang kami beberapa waktu lalu pernah berkelahi di sekitar kompleks UNA,” kata dia. (Per/syaf/ma/int)