Hal tersebut dikatakan Kepala Desa Buntu Maraja Sahzen, Jumat (17/3).
” Kami rumbuk dengan warga guna mencari solusi kesembuhan dan memenuhi kebutuhan nutrisi, gizi terhadap kedua anak dari Sugianto. Lalu kami melakukan pengutipan bantuan dari pintu ke pintu agar kami bisa membantu keluarga mereka. Ada juga kami membuat surat untuk Pak Bupati Asahan, DPRD, dan beberapa SKPD memohon bantuan,” kata kepala desa saat menjenguk kedua bocah malang itu di ruang Asoka Rumah Sakit Umum Daerah Haji Abdul Manan Simatupang (RSUD HAMS) Jumat (17/3).
“Dalam proposal buat pemerintah kami menjelaskan bahwa dua orang putra di kampung kami membutuhkan uluran bantuan. Keduanya dari keluarga yang tidak mampu sedang dirawat di rumah sakit. Kiranya ada yang sudi memberikan bantuan untuk meringankan kesulitan ekonomi keluarga mereka,” katanya.
Disebutkan Sahzen, pekerjaan dari Sugianto sebagai juru langsir sawit tidak lah mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Apa lagi untuk biaya berobat kedua anaknya.
“Benar orang tua Romi dan Bayu berpenghasilan rendah, sebulan Rp500.000. Sugianto juga mendapatkan Balsem dari pemerintah pusat. Makanya kami gotong royong meringankan beban Sugianto,” kata Sahzen.
“Saya baru lagi menjabat sebagai kepala desa, informasi tentang warga saya Sugianto menyebar luas waktu ada pesta didekat rumahnya. Di foto Sudirman Marpaung dan diletaknya di facebook, besoknya terbit lah di surat kabar. Langsung malamnya kami kumpul di rumah Sugianto sama istri camat dan dan warga.
Besoknya, berebutlah mengkasihkan mobil untuk mengantarkan Romi dan Bayu ke rumah sakit,” jelasnya.
Disayangkan kepala desa, seharusnya mobil dinas ambulans Puskesmas Bandar Pulau yang mengantar kedua bocah.
Masih kata Sahzen, pada malam pertemuan di rumah Sugianto warga mengumpulkan dana untuk biaya makan yang menjaga.
“Ada kami tinggalkan uang sama istri Sugianto (Masliana). Karena alasan Sugianto takut yang jaga tidak makan, bila membawa anaknya berobat ke rumah sakit. (Mag1/syaf/ma/int)