Suasana duka tampak menyelimuti keluarga M Syafii alias Panjul (40) alias Boy salah satu tersangka pengedar narkoba yang ditembak mati di daerah Perbaungan, Sabtu (15/7) sekira pukul 06.30 WIB kemarin. Pihak keluarga tidak ada yang menyangka jika Safii tewas ditembak petugas karena selundupkan sabu 50 kg. Selama ini, kepada keluarganya, Syafii mengaku sebagai tukang masak di salah satu rumah makan di Malaysia.
Pantauan wartawan koran ini, Minggu (16/7) dikediaman tersangka M Syafii tewas a dalam proses penangkapan bersama delapan tersangka lainnya. Dikediamannya di Dusun IV Pasar II, Desa Aras, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batubara.
Para pelayat tampak sudah ramai memadati rumah korban. Selain puluhan warga, jiran tetangga maupun kerabat korban sudah tampak mendatangi rumah korban. Selain itu, teratak untuk para pelayat juga tampak sudah terpasang di halaman rumah, beberapa pelayat serta bilal jenazah juga sudah tampak mempersiapkan dan memotong kain kafan di rumah almarhum. Selain itu, liang kubur untuk pemakaman almarhum juga sudah mulai digali.
Informasi diperoleh dari kerabat almarhum dan warga setempat, rencananya, Minggu (16/7) sore jenazah korban yang sudah dijeput pihak keluarga rencananya akan sampai di rumah duka. Namun jenazah korban yang sudah dinanti tak kunjung tiba. Menurut pengakuan keluarga korban, jasad korban belum dapat dibawa pulang ke rumah duka karena tidak adanya petugas BNN yang bertugas pada hari minggu.
Saudin (61) abang kandung korban mengaku tidak menyangka dengan kejadian yang menimpa adiknya tersebut.
(baca:https://www.taslabnews.com/2017/07/pengedar-50-kg-sabu-libatkan-polisi.html)
(baca: https://www.taslabnews.com/2017/07/selundupkan-50-kg-sabu-warga-batubara.html)
“Kami tidak menyangka dengan kejadian ini, kami dapat kabarnya pada Sabtu (15/7) sore, katanya korban ketangkap gitu dan kemudian kami memastikan informasi itu,”ujarnya.
Menurutnya, korban selama ini dikenal senbagai sosok yang baik dikeluarga dan bermasyarakat.
“Almarhum merupakan sosok yang baik, sederhana dan bermasyarakat. Dulu dia kerjanya sebagai parkomben, kalau sekarang saya kurang tahu karena dia jarang di rumah, kami juga sangat kaget kalau profesinya sekarang seperti itu karena kami tidak pernah tahu,” katanya.
“Almarhum merupakan anak kelima dari sembilan bersaudara. Dan dia dikaruniai dua orang anak dari pernikahan dengan istrinya bernama Sufriyanti (35),” ungkapnya.
Dia dan anggota keluarga lainnya berharap agar jenazah korban dapat segera dibawa pulang kerumah duka untuk disemayamkan.
“Kami berharap agar jenazah almarhum bisa segera dibawa pulang sama anggota keluarga yang sudah menjemput. Sebab sanak saudara dan para pelayat juga sudah banyak yang datang, kami berharap jangan lagi dipersulit dan rencananya almarhum akan dikebumikan di Dusun IV, Desa Tanah Merah, Kecamatan Air Putih,” ungkapnya mengakhiri.
Sementara itu, kedua anak korban yakni RB (17) dan NP (12) mengaku sangat kaget dan tidak menyangka dengan peristiwa yang menimpa ayah mereka itu.
“Ayah bilang dia kerja masak di Malaysia. Memang sudah seminggu yang lalu ayah pergi dari rumah. Dia sangat sayang sama kami,” katanya.
“Kami nggak tahu dan nggak nyangka kalau pekerjaan ayah seperti itu dan kami nggak ada firasat dan ayah juga nggak ada pesan apa-apa sama kami selama ini,” ungkapnya mengakhiri. (syaf)