TASLABNEWS.COM, KISARAN – Sudah harganya mahal, tabung gas elpiji 3 kg sangat sulit dicari di pasaran. Saat ini harga eceran elpiji 3 kg mencapai Rp23 ribu hingga Rp25 ribu pertabung. Kondisi ini sangat meresahkan warga Kisaran.
![]() |
Penjual elpiji 3 kg di Asahan |
“Mau bagaimana lagi, nggak mungkin jaman sekarang masak pakai kayu. Meski harganya mahal pasti dibeli itu pun susah mencarinya,” ungkap Sukiyem ibu rumah tangga di kelurahan Siumbut Umbut, Kecamatan Kota Kisaran Timur kepada wartawan, Rabu (27/9).
Pengakuan yang sama diungkapkan Masdewi salah seorang pedagang warung yang menjual gas subsidi 3 Kg di kota Kisaran. Menurutnya ia mendapatkan gas berukuran tabung melon tersebut dari salah seorang pemasok dengan harga modal Rp22 ribu per tabung. Kemudian dijual kepada masyarakat dengan harga Rp23 ribu per tabung.
“Pengambilannya saja sudah memang mahal. Aku cuma ambil untung seribu bang dari pemasok yang biasa ngantar ke sini,” katanya.
Padahal, Pemerintah Kabupaten Asahan melalui Bagian Ekonomi telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) gas elpiji 3 kg sesuai dengan surat keputusan Bupati Asahan No 230 – EKO Tahun 2016. Melalui surat tersebut juga ditegaskan kepada pangkalan elpiji agar tidak menjual diatas harga yang ditetapkan.
Dari data yang diterima wartawan, adapun penetapan harga eceran tertinggi (HET) elpiji 3 kg di pangkalan mulai dari sebesar Rp16.000, Rp17.000, dan Rp17.500. Sesuai dengan surat keputusan bupati Asahan tentang penetapan HET elpiji 3 Kg.
Ada pun menurut surat keputusan Bupati Asahan tentang penetapan HET LPG di Kabupaten Asahan adalah Kecamatan Sei Kepayang, Sei Kepayang Barat, Sei Kepayang Timur, Tanjungbalai, Aek Kuasan, Aek Ledong, Bandar Pulau, serta Kecamatan Bandar Pasir Mandoge yang tertinggi sebesar Rp17.500.
Disusul Kecamatan Kisaran Barat, Kisaran Timur, Meranti, Rawang Panca Arga, Pulo Bandring, Air Joman, Buntu Pane, Tinggi Raja dan Setia Janji HET gas bersubsidi tersebut sebesar Rp17.000.
Terakhir harga Kecamatan Teluk Dalam, Air Batu, Simpang Empat, Sei Dadap, Rahuning dan Pulau Rakyat sebesar Rp16.000 per tabung. Harga ditetapkan dari jarak lokasi agen ke pangkalan. Namun ternyata harga gas elpiji dijual jauh lebih mahal dari yang ditetapkan masyarakat.
Menanggapi persoalan tersebut, Ketua Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Asahan melalui Bidang Media dan Informasi Denny Syafrizal mengatakan adapun pihak yang dituding paling bertanggungjawab mengenai persoalan langka dan mahalnya gas adalah Bagian Perekonomian Setdakab Asahan.
Sebab dikatakannya selama ini Pemerintah Kabupaten Asahan telah membentuk tim monitoring pengawasan elpiji subsidi yang langsung diketuai oleh Bahrum ST Kepala Bagian Perekonomian Setdakab Asahan.
“Keberadaan tim monitoring tersebut dinilai tak mampu memberikan dampak apapun untuk masyarakat melihat kondisi yang terjadi saat ini, masyarakat disusahkan dengan langka dan mahalnya gas elpiji subsidi,” ujarnya.
Untuk itu, Denny pun meminta Bagian Perekonomian Setdakab Asahan turun langsung ke lapangan melihat dan mencari tahu penyebab mahal dan langkanya gas elpiji beberapa pekan terakhir.
“Sebagai pengawas dari pemerintah, Bagian Perekonomian harusnya turun ke lapangan untuk mencari tahu penyebabnya serta disampaikan kepada masyarakat. Kalau tak mampu berbuat jangan jadi pejabat karena jabatan adalah amanah rakyat,”ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Perekonomian Setdakab Asahan Bahrum ST, saat mencoba dikonfirmasi wartawan dikantornya belum dapat ditemui. Salah seorang staff menyebutkan pimpinan mereka tidak berada ditempat. (dan/syaf)