TASLABNEWS.COM, TANJUNGBALAI – Di tengah sepinya film pendidikan di Indonesia sekarang ini, Dedy Arliansyah Siregar, seorang sutradara asal Kota Medan, Sumatera Utara mencoba membangkitkannya kembali. Walaupun dengan modal yang terbatas bahkan harus rela untuk melego mobil satu-satunya, Dedy Arliansyah Siregar akhirnya berhasil merampungkan film pendidikan yang diberinya judul “Selembar Itu Berarti”.
Dedy Arliansyah Siregar (pakai topi), sutradara film Selembar Itu Berarti didampingi Muhammad Baigaqi Lubis sebagai Vice CEO PT Mora saat ditemui koran ini di Tanjungbalai, Rabu (18/10). |
“Film pendidikan yang saya beri judul SELEMBAR ITU BERARTI ini adalah film yang murni dengan cerita pendidikan. Dimana, film yang berdurasi selama 1 jam 45 menit ini menceritakan tentang perjuangan dua orang anak untuk menggapai cita-citanya dengan hanya mengumpulkan berbagai hal selembar demi selembar,” ujar Dedy Arliansyah Siregar kepada Taslabnews, Rabu (18/10).
Lewat film Selembar Itu Berarti yang selesai digarapnya pada bulan Oktober 2016 lalu itu, telah menghantarkan Dedy Arliansyah Siregar meraih Rekor MURI sebagai Sutradara film dengan rangkap jabatan terbanyak. Katanya, selain digawangi oleh artis senior seperti Anwar Fuadi dan Raslina Raslidyn, film Selembar Itu Berarti juga dibintangi oleh artis-artis lokal Sumatera Utara.
Didampingi Muhammad Baigaqi Lubis sebagai Vice CEO PT Mora, Dedy Arliansyah Siregar mengungkapkan, bahwa pada bulan November 2017 ini, film Selembar Itu Berarti akan diputar di Kota Tanjungbalai. Katanya, film tersebut menceritakan tentang keteguhan dan perjuangan dua orang anak yakni Putri dan Diaz untuk menggapai cita-citanya terutama sejak sang ibu meninggalkan mereka untuk selamanya atau meninggal dunia.
Sebagai anak paling tua, Putri harus membanting tulang demi pendidikan Diaz, adiknya ditengah kerasnya roda kehidupan. Bagaimanakah selanjutnya perjuangan dari Putri dan Diaz, termasuk kelanjutan pendidikannya, akan diketahui setelah menyaksikan film Selembar Itu Berarti yang akan diputar di Gedung Olah Raga (GOR) Kota Tanjungbalai pada bulan Nopember 2017 mendatang.
Museum Rekor Indonesia (MURI) memberikan penghargaan kepada Sutradara film Selembar Itu Berarti, Dedy Ardiansyah Siregar. Dalam film tersebut, sutradara asal Kota Medan itu merangkap 18 jabatan.
Dedy Ardiansyah Siregar, sutradara film ‘Selembar Itu Berarti' bersama artis pemeran film |
Tidak hanya itu, dalam penggarapan film yang menceritakan tentang dunia pendidikan di Tanah Air ini, Dedy hanya dibantu lima kru untuk menyelesaikan syuting film berdurasi 1 jam, 45 menit.
Penghargaan diberikan Marketing Manager MURI Andre Purwandono di Sopo Partungkoan, Kabupaten Tapunuli Utara, Sumatera Utara, Sabtu malam, 21 Januari 2017. Acara itu juga dihadiri oleh Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan, Ketua Persatuan Artis Sinema Indonesia (Parsi) Anwar Fuadi, aktris Raslina Rasyidin, aktor Jay Wijayanto dan pemain lain dalam film ini.
“Suatu kebanggaan kita bisa diberikan kesempatan yang membanggakan untuk karya anak bangsa di Sumatera Utara itu, yang memiliki karya terbaik dengan film berjudul Selembar Itu Berarti,” ucap Andre.
Andre mengatakan, tidak mudah menyelesaikan sebuah film terbaik dengan keterbatasan kru, alat dan dana. Namun, itu bisa dilakukan oleh Dedy dan kelima rekannya untuk memberikan tontonan berkualitas bagi masyarakat.
“Sebelumnya ada satu orang sutradara yang menjabat 14 jabatan dalam pembuatan layar lebar. Namun Bapak Dedy Ardiansyah Siregar memecahkan rekor terbaru dengan menjabat 18 jabatan,” ujar Andre sembari memberikan plakat MURI kepada Dedy.
MURI mengapresiasi kerja keras Dedy bersama kru dan pemain. Andre mengungkapkan, karya film terbaik harus didukung untuk meningkatkan kreativitas dan memajukan industri perfilman Tanah Air.
“Tidak mudah menjalani jabatan untuk menjalani pekerjaan di film ini makanya kita apresiasi dan bangga,” kata dia.
Selembar Itu Berarti merupakan film dengan latar belakang pendidikan di Indonesia. Sebuah kolase kehidupan nyata masyarakat Medan yang dikemas secara apik menjadi film penuh emosi, namun tetap ringan.
Hampir semua pembuatan film ini dikerjakan sendiri oleh Dedy. Hal inilah yang membuatnya berhasil masuk MURI untuk kategori satu orang dengan tugas terbanyak, seperti sutradara, produser, penulis naskah dan lainnya.
Dalam penayangan perdana secara tester untuk kalangan pendidikan secara sederhana di dua daerah di Sumatera Utara, yaitu Kabupaten Langkat dan Kota Binjai diparesiasi sangat baik. Tiket terjual 80 ribu lembar selama tiga hari penayangan.
Untuk ke depannya, film ini akan ditayangkan secara serentak di bioskop–bioskop seluruh Indonesia. Film ini dibintangi oleh Putri D Siagian, Raihan F Valendiaz, Yessica T Simanjuntak, Ratu Rizka Apriani, Cut Indah Rizky, Anwar Fuadi, Raslina Rasyidin, dan Jay Wijayanto.
Dedy mengatakan, keterbatasan yang dimilikinya bersama rekan-rekannya tidak membuat mereka putus asa untuk memberikan karya dengan kualitas terbaik di dunia perfilman di Indonesia.
“Awal perjalanan rekor, keterbatasan tim di Sumatera Utara. Kami cuma enam orang, kami akan terus berkarya di Sumatera Utara. Kami tidak akan tinggalkan Tapanuli Utara sebagai tempat kami berkarya saat ini,” kata dia usai menerima penghargaan MURI
Dedy menuturkan, misi dari film ini untuk mendukung pendidikan di Indonesia lebih maju. Film Selembar Itu Berarti juga menjadi dukungan untuk meningkatkan film dengan tema pendidikan yang masih sangat minim di Indonesia.
“Saya melihat sangat minim film pendidikan di Indonesia ini makanya saya buat film ini. Kita harus mendukung film-film pendidikan di Indonesia ini,” katanya. (ign/syaf)