TASLABNEWS.COM, TANJUNGBALAI – Terkait dengan langka dan mahalnya gas elpiji
ukuran 3 kg akhir-akhir ini, menyebabkan keresahan dikalangan masyarakat.
Akibatnya, Pemko Tanjungbalai berjanji, dalam waktu dekat ini akan mengundang
pihak Pertamina dan penyalur mulai dari Distributor, Agen dan Pangkalan untuk
dimintai klarifikasi terkait dengan masalah tersebut.
ukuran 3 kg akhir-akhir ini, menyebabkan keresahan dikalangan masyarakat.
Akibatnya, Pemko Tanjungbalai berjanji, dalam waktu dekat ini akan mengundang
pihak Pertamina dan penyalur mulai dari Distributor, Agen dan Pangkalan untuk
dimintai klarifikasi terkait dengan masalah tersebut.
“Kita sendiri sudah kewalahan menghadapi permainan mafia gas elpiji ukuran 3 kg di Kota Tanjungbalai ini. Untuk itu, pada awal Nopember 2017 ini, kita sudah mengundang pihak Pertamina, distributor, agen dan pangkalan untuk duduk satu meja guna membicarakan polemik gas lpg bersubsidi tersebut.
Dengan kehadiran langsung dari pihak Pertamina tersebut,
mudah-mudahan persoalan langka dan mahalnya gas lpg bersubsidi ini dapat teratasi.
Soalnya, sudah cukup lama masyarakat menderita akibat langka dan mahalnya gas
lpg bersubsidi ini,” ujar Dra Darul Yana Siregar, Kepala Bagian
Perekonomian Setdakot Tanjungbalai kepada Taslabnews, Minggu (29/10).
Menurut Dra Darul Yana Siregar, banyak faktor yang dapat
menyebabkan langka dan mahalnya gas melon bersubsidi tersebut termasuk adanya
kios-kios yang menjual gas LPG 3 kg tersebut. Seharusnya, pangkalan tidak boleh
menjual gas elpiji ukuran 3 kg kepada kios-kios karena tata niaganya telah
diatur hanya sampai di pangkalan dan pengguna atau konsumen saja.
menyebabkan langka dan mahalnya gas melon bersubsidi tersebut termasuk adanya
kios-kios yang menjual gas LPG 3 kg tersebut. Seharusnya, pangkalan tidak boleh
menjual gas elpiji ukuran 3 kg kepada kios-kios karena tata niaganya telah
diatur hanya sampai di pangkalan dan pengguna atau konsumen saja.
“Makanya, kita terpaksa mengundang pihak Pertamina agar
dapat menjelaskan tata niaga yang sebenanrnya terhadap gas elpiji bersubsidi
ini. Sehingga, setelah pertemuan tersebut masih ada yang melakukan penyimpangan,
kita dapat mengambil tindakan tegas sebagaimana mestinya”, pungkas Dra
Darul Yana Siregar.
dapat menjelaskan tata niaga yang sebenanrnya terhadap gas elpiji bersubsidi
ini. Sehingga, setelah pertemuan tersebut masih ada yang melakukan penyimpangan,
kita dapat mengambil tindakan tegas sebagaimana mestinya”, pungkas Dra
Darul Yana Siregar.
Untuk diketahui, hingga Minggu (29/10) kemarin, harga gas elpiji
ukuran 3 kg di Kota Tanjungbalai sudah menembus Rp27 ribu per tabung.
Sementara, harga eceran tertinggi (HET) dari pemerintah untuk gas melon
bersubsidi tersebut hanya Rp16 ribu per tabung.
ukuran 3 kg di Kota Tanjungbalai sudah menembus Rp27 ribu per tabung.
Sementara, harga eceran tertinggi (HET) dari pemerintah untuk gas melon
bersubsidi tersebut hanya Rp16 ribu per tabung.
“Kuat dugaan, mahal dan langkanya gas elpiji melon
tersebut di Kota Tanjungbalai akibat perbuatan mafia gas. Diyakini, para mafia
gas ini bebas melakukan aksinya karena mendapat jaminan perlindungan dari
kalangan aparatur pemerintah di kota
ini”, tegas Jaringan Sihotang, salah seorang aktivis anti korupsi Kota
Tanjungbalai. (ign/syaf)
tersebut di Kota Tanjungbalai akibat perbuatan mafia gas. Diyakini, para mafia
gas ini bebas melakukan aksinya karena mendapat jaminan perlindungan dari
kalangan aparatur pemerintah di kota
ini”, tegas Jaringan Sihotang, salah seorang aktivis anti korupsi Kota
Tanjungbalai. (ign/syaf)