TASLABNEWS.COM, MEDAN-DPD Partai Golkar Sumatera Utara bakal segera memanggil Ketua DPRD Padanglawas, Syahwil Nasution. Pemanggilan ini terkait kabar kader Partai Golkar itu terjaring razia narkoba di Hotel Delta pada Minggu (22/10) dinihari. Kepada pengurus Partai Golkar Syahwil mengakui dirinya berada di Hotel Delta, tapi bukan di ruang karaoke namun di lounge.
Orang-orang yang terjaring razia di Hotel Delta Medan yang digelar tim gabungan. |
Itu dikatakan Sekretaris DPD Partai Golkar Sumut Irham Buana Nasution kepada wartawan. Irham mengatakan, mereka akan mengundang Syahwil untuk memberi klarifikasi lebih lengkap. Pengurus DPD II Partai Golkar Padang Lawas lainnya juga bakal diundang.
“(Sejauh) ini kan baru (penjelasan) per telepon. Kita terkejut dengan berita itu makanya jalur tercepat adalah per telepon. Nah, kita akan undang beliau (Syahwil) dan Golkar Padang Lawas, untuk kita duduk bersama. Kemudian kita akan beri penjelasan ke media dalam 1 hingga 2 hari ini,” jelas Irham yang dikonfirmasi melalui selular, Senin (23/10).
Partai kata mantan Ketua KPU Sumut itu, belum dapat memberikan tindakan kepada Syahwil sampai ada proses hukum yang jelas. “Kalau kita ikuti media, kan memang belum ada proses hukum. Kita lihat perkembangannya sembari mengundang beliau dan Golkar Padang Lawas,” sambungnya.
Irham memaparkan klarifikasi via telepon yang telah dilakukannya dengan Syahwil. Dia menyatakan keberadaan Ketua DPRD Palas itu di Medan dalam rangka kunjungan dinas. Alasannya, dia bersama Sekretaris dan staf DPRD Palas.
“Menurut informasi per telepon tadi, yang bersangkutan (Syahwil) memang menginap di Hotel Delta. Dan hotel itu kan satu kesatuan dengan tempat hiburan. Beliau ketika sampai di Medan menginap di hotel itu jam 10 malam (Sabtu, 21/10),” jelasnya.
Irham melanjutkan, Syahwil dan rekan-rekan mencari suasana berbeda di Hotel Delta. “Mereka datang ke ruang itu. Bukan di ruang karaoke tapi di lounge. Mereka duduk di situ kemudian terjadilah razia,” sambungnya.
Mengenai hasil tes urine, Irham menyatakan Syahwil membantah dirinya positif menggunakan narkoba. Dia bahkan mengaku sudah kembali ke Padang Sidimpuan. “Menurut keterangan beliau, ini masih menurut keterangan beliau ya, dia tidak ada mengonsumsi narkoba. Kalau positif tentu kan dilakukan proses hukum,” jelas Irham.
Menurut Irham, tidak tertutup kemungkinan peristiwa itu memang sengaja dikondisikan pihak-pihak yang ingin menjatuhkan Syahwil dan Partai Golkar. Alasannya, 2017 hingga 2019 adalah tahun politik sehingga banyak kepentingan yang bermain.
“Semua dilakukan, tidak hanya menjatuhkan nama beliau tapi juga nama Partai Golkar yang cukup baik di Padang Lawas. Kita akan melihat lebih jauh, apakah ada pola yang ingin menjatuhkan beliau karena Palas kan mau Pilkada,” papar Irham.
Seperti diberitakan, Syahwil bersama Sekretaris DPRD Palas, Panguhum Nasution, bersama seorang staf DPRD Palas, terjaring razia narkoba di Karaoke Delta, Jalan Juanda, Medan, Minggu (22/10). Mereka berada di antara 80 orang yang kedapatan positif mengonsumsi amphetamine menyusul razia gabungan polisi, TNI dan BNNP Sumut di sejumlah tempat hiburan di Medan. Dalam video yang beredar, Syahwil dan staf PNS DPRD Palas bahkan diborgol dan digiring petugas kepolisian.
Ke-80 orang yang positif menggunakan narkoba kemudian diserahkan ke BNNP Sumut. Mereka menjalani assesment di sana untuk menentukan apakah mereka akan dirawat inap atau rawat jalan untuk rehabilitasi.
Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sumatera Utara hingga kini masih melakukan proses assesment terhadap Ketua DPRD Padanglawas, SN yang terjaring razia narkoba di tempat hiburan malam pada Minggu (22/10) dinihari.
SN beserta dua rekannya Sekretaris Dewan PN dan seorang staf PNS yang urinnya positif mengandung narkoba telah diserahkan Polrestabes Medan ke Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sumatera Utara untuk proses assessment.
“Yang dari Palas itu tiga orang masih diproses untuk assessment. Kita nggak tahu yah (Dia Ketua DPRD atau nggak), dari KTP nya dua orang PNS dan satu bekerja di perkebunan,” kata Kepala BNNP Sumut Brigjen Andi Loedianto, yang dikonfirmasi Senin (23/10) pagi.
“Biasanya yang ada barbut (barang buktinya) diproses di sana (Polres). Yang perlu di assesment diserahkan ke kita. Assesment nya rawat inap atau rawat jalan itu tergantung prosesnya nanti kita lihat,” terangnya.
Andi juga mengaku tidak bisa memastikan apakah langkah yang akan dilakukan pada SN yang politisi Golkar dan koleganya itu serta orang-orang yang terjaring razia karena positif narkoba apakah akan rawat inap atau rawat jalan untuk merehabilitasi kecanduannya.
“Pokoknya masih diproses,” timpalnya.
Diberitakan sebelumnya, Polrestabes Medan menggelar razia gabungan yang menyasar sejumlah tempat hiburan malam di Medan Minggu dinihari. yang terdiri dari Sat Reskrim, Sat Sabhara, Sat Intelkam, Satres Narkoba, Provos Polrestabes Medan, Polisi Militer (PM) dan BNNP Sumut yang menggelar razia di sejumlah tempat hiburan di Medan mengamankan sedikitnya 80 pengunjung dari Diskotik Super, Bar Pronto, D'Blues, Delta dan Diskotik Lee Garden karena diduga positif mengkonsumsi Narkoba.
“Setelah dilakukan tes urin, 80 pengunjung yang positif mengkonsumsi narkotika diserahkan ke BNNP Sumut,” kata Kabag Ops Polrestabes Medan AKBP Doni Satria Sembiring yang memimpin razia. (