TASLABNES.COM, TAPSEL- Jeki Eli Waruwu batal menjemput mayat ayahnya Aluisuto Waruwu yang ditemukan Minggu (1/10) lalu dalam kondisi tinggal tulang belulang di Lingkungan II, Kelurahan Aek Pining, Kecamatan Batangtoru, batal dijemput anaknya Jeki Eli Waruwu (28). Alasanya, Jeki tidak punya biaya untuk menjemput mayat ayahnya.
![]() |
Mayat Aluisuto Waruwu di RSU |
Aluisuto awalnya ditemukan tersesat dan sempat ditampung Sanoro Dakhi, warga Kilang Papan, Kecamatan Sipirok sekira lima bulan silam. Untuk memulangkan Aluisuto ke tanah asalnya, Dakhi panggilan Sanoro, memberi bekal dan uang serta pakaian.
.Namun beberapa waktu berselang, Jeki Eli Waruwu, pria yang datang dari Pulau Buru, Kabupaten Tembilahan datang mencari ayahnya dan menunjukkan ciri-ciri seperti Aluisuto. Jeki kala itu meninggalkan nomor kontak pada Dakhi.
Beranjak dari situ, Polisi kemudian menyelidiki mayat yang tinggal tulang belulang itu. Di tubuhnya hanya tersisa sedikit gumpalan daging. Pada akhirnya almarhum diketahui bernama Aluisuto Waruwu warga Aramo, Kabupaten Nias Selatan.
Namun yang menjadi persoalan, Jeki Eli yang sempat dihubungi polisi dari hari penemuan Aluisuto Waruwu, dan mengatakan akan datang menjemput jenazah ayahnya, hingga Jumat (6/10) tak kunjung datang.
Malah, nomor kontak Jeki 082384735289 yang didapat polisi, ketika dihubungi kadangkala tidak tersambung.
“Pertama dihubungi katanya akan datang. Kita hubungi kembali malah tidak aktif. Saat aktif, dia bilang terkendala penyebarangan yang belum buka di sana. Belum datang juga, kita hubungi lagi, katanya biaya mau ke sini tak ada,” terang Kapolsek Batangtoru AKP DMZ Harahap dan Kanit Reskrim Ipda S Naibaho, Jumat (6/10).
Setelah mendapat jawaban anak almarhum, polisi kemudian menyerah-terimakan jenazah pada Sanoro Dakhi, untuk selanjutnya dimakamkan di wilayah Sipirok.
Aroma tidak sedap yang menyebar kemudian membuat risih para pasien dan keluarga pada kamar rawat di sekitar kamar mayat itu.
“Bau sekali di sini. Kata orang rumah sakit, lemari pendingin di kamar mayat itu tidak berfungsi. Tapi kita sebagai pasien agak terganggu juga,” keluh Febri, keluarga pasien di ruang VIP seberang kamar mayat, Rabu (4/10). (syaf)