TASLABNEWS, SIDIMPUAN- Siswi di salahsatu SMA Negeri di Kota Padangsidimpuan berinisial VRD (15) diduga keluarganya dijual orang tak dikenal.
VRD siswi SMA asal Padangsidimpuan yang diduga keluarganya jadi korban penjualan anak. |
Kepada wartawan MS (38), Rabu (18/4) orangtua dari VRD menceritakan, pencarian putrinya yang hilang sejak Minggu (15/4) lalu sudah dilakukan. Terakhir, anak sulung dari empat bersaudara itu diajak temannya ke pusat perbelanjaan di Kota Padangsidimpuan.
Dugaan MS, putri pertamanya itu telah menjadi korban perdagangan anak.
Menurut MS, awalnya, Sabtu (14/4) malam lalu, putrinya telat pulang ke rumah mereka di Kelurahan Sitamiang, Kecamatan Psp Selatan. Anaknya itu pulang hingga larut, yakni pukul 23.30 WIB.
Mendapati tingkah laku anaknya sudah melampaui batas, sang ibu, Ma, marah hingga anak tersebut merajuk. Akan tetapi, keesokan harinya, VRD masih menuruti permintaan ibunya untuk berdagang pakaian anak di Jalan Mongonsidi, Kota Psp.
Siang harinya, pukul 14.00 WIB, teman VRD, Ra (15) mendatangi kios mereka untuk mengajak VRD membeli pakaian di Plaza Anugrah. Semenjak itu, tak pernah pulang lagi.
“Terakhir, ada yang bilang mereka naik (Mobil) Avanza warna Silver dari situ,” sebut MS cemas.
Menurut MS, anaknya diperdagangkan. Dugaan itu didasari setelah menelusuri pergaulan dari teman anak mereka, Ra. Untuk diketahui, Ra memiliki teman berinisial Ri, berusia 22 tahun, warga Aek Tampang, Psp Selatan, yang katanya biasa berada di kawasan hiburan malam.
“Kami sudah tanya orangtuanya. Malah orangtuanya bilang; aku nggak tahu itu, sudah tak terurusku itu kelakuannya. Lagian anak kalian pun nakal juga,” kata MS, setelah bertanya pada orangtua Ra, yang juga beralamat di Sitamiang, Psp Selatan.
Sebelum memutuskan untuk membuat laporan kehilangan, Syafaat dan keluarga lainnya dalam dua hari terakhir ini sudah mencarinya di banyak tempat. Bahkan, ia juga telah mencarinya di kawasan wisata yang berada di Kota Sibolga dan Tapteng, setelah mendapati perkataan orang-orang ditelusurinya dan belum pasti kebenarannya.
“Harapanku, anakku pulang. Jangan sampai dia menjadi korban seperti dugaanku,” katanya berharap anaknya pulang dan kembali bersekolah.
Sementara, Kepala Sub Bagian Humas Polres Kota Psp, Iptu Maria Marpaung menjelaskan, melihat kasus kehilangan orang, maka yang pertama adalah membuat laporan kehilangan ke SPKT. Kalau pun ada dugaan menjadi korban tindakpidana, sebab belum ada yang menguatkan itu, orangtua harus terlebih dahulu membuat laporan kehilangan orang. Dan dari itu, nantinya polisi bisa mengarah menyelidiki ke arah dugaan orangtuanya tersebut.
MS juga sempat menunjukkan pas foto putrinya dan beberapa gambar teman-teman anaknya yang berpenampilan menor. (din/syaf)