TASLABNEWS, KISARAN- Akibat susahnya mencari cacing dan
mahalnya harga pangan ikan membuat Ridwan Daulay (41) salah seorang peternak
ikan lele di Asahan berpikir untuk membuat budidaya cacing sutra. Tak
disangka-sangka, usaha yang dirintis Ridwan meraih sukses.
mahalnya harga pangan ikan membuat Ridwan Daulay (41) salah seorang peternak
ikan lele di Asahan berpikir untuk membuat budidaya cacing sutra. Tak
disangka-sangka, usaha yang dirintis Ridwan meraih sukses.
Ridwan Daulay di lokasi pembudidayaan cacing sutra miliknya. |
Disambangi di lokasi budidaya cacing sutra di Jalan
Mentimun, Kelurahan Siumbut Baru, Kabupaten Asahan, Ridwan mengatakan, dirinya
berinisiatif membudidayakan cacing sutra organik sebagai pengganti panganan
ikan yang sehat dan alami.
Mentimun, Kelurahan Siumbut Baru, Kabupaten Asahan, Ridwan mengatakan, dirinya
berinisiatif membudidayakan cacing sutra organik sebagai pengganti panganan
ikan yang sehat dan alami.
Pembudidayaan cacing organik ini secara ekonomi terbilang
sangat menguntungkan. Karena dipasaran banyak yang meminatinya. Sedangkan orang
yang melakukan ternak cacing ini terbilang jarang didapat.
sangat menguntungkan. Karena dipasaran banyak yang meminatinya. Sedangkan orang
yang melakukan ternak cacing ini terbilang jarang didapat.
Menurutnya, awalnya ia mulai belajar membudidaya cacing ini
setelah belajar otodidak dari internet dan baca referensi sejumlah buku.
setelah belajar otodidak dari internet dan baca referensi sejumlah buku.
“Karena harga pellet yang menjadi panganan ikan lele tidak
stabil dan mahal, jadi saya cari solusi untuk membudidaya cacing sutra ini,”
ujarnya di lokasi usaha pembibitan cacing dan pembenihan lele miliknya.
stabil dan mahal, jadi saya cari solusi untuk membudidaya cacing sutra ini,”
ujarnya di lokasi usaha pembibitan cacing dan pembenihan lele miliknya.
Masih dari Ridwan, awalnya ia memang berniat membudidayakan
cacing untuk memenuhi panganan usaha bibit lele di kolam. “Setelah kegiatan
tersebut saya tekuni, akhirnya saya mulai berani memasok cacing sutra itu ke
sejumlah toko ikan hias yang ada di Kabupaten Asahan,” terangnya.
cacing untuk memenuhi panganan usaha bibit lele di kolam. “Setelah kegiatan
tersebut saya tekuni, akhirnya saya mulai berani memasok cacing sutra itu ke
sejumlah toko ikan hias yang ada di Kabupaten Asahan,” terangnya.
Dikatakannya lagi, bibit cacing ini ia dapat dari seorang
teman di Kota Pematangsiantar. Mulanya hanya beberapa pot saja, namun
lama-kelamaan bisa dikembangbiakkan.
teman di Kota Pematangsiantar. Mulanya hanya beberapa pot saja, namun
lama-kelamaan bisa dikembangbiakkan.
“Hingga kini ada lebih dari sekitar 200 wadah cacing
yang sudah saya kembangbiakkan,” bebernya.
yang sudah saya kembangbiakkan,” bebernya.
Ditambahkannya, membudidayakan cacing tidak sulit dan dapat
dicoba oleh siapa saja. Setiap peternak hanya perlu mempersiapkan beberapa
bahan seperti wadah/nampan, ampas padi yang sudah digiling halus, lumpur organik,
dan bibit cacing sutra. Seluruhnya dicampurkan dan dipermentasikan sampai
cacing tumbuh dan berkembang biak dalam siklus air yang terus mengalir.
dicoba oleh siapa saja. Setiap peternak hanya perlu mempersiapkan beberapa
bahan seperti wadah/nampan, ampas padi yang sudah digiling halus, lumpur organik,
dan bibit cacing sutra. Seluruhnya dicampurkan dan dipermentasikan sampai
cacing tumbuh dan berkembang biak dalam siklus air yang terus mengalir.
Selanjutnya proses permentasi cacing sutra ini akan memakan
waktu sampai dua bulan lamanya baru dapat dipanen. Sementara itu, untuk satu
wadah pembibitan dapat menghasilkan sedikitnya seperempat kilogram cacing
sutra.
waktu sampai dua bulan lamanya baru dapat dipanen. Sementara itu, untuk satu
wadah pembibitan dapat menghasilkan sedikitnya seperempat kilogram cacing
sutra.
Lebih lanjut dikatakannya, dari 200 nampan ini, sedikitnya
menghasilkan sekitar lima
puluh liter dengan harga pasarannya sekitar Rp40-50 ribu per liter. Berkat
keuletan dan kegigihannya, ia tidak hanya mampu menyediakan panganan yang
organik untuk pembibitan usaha ikan lele miliknya sendiri. Bahkan ia bisa
menjual cacing sutra tersebut kepada pengusaha ikan hias di Kisaran,”
ungkapnya. (nus/syaf)
menghasilkan sekitar lima
puluh liter dengan harga pasarannya sekitar Rp40-50 ribu per liter. Berkat
keuletan dan kegigihannya, ia tidak hanya mampu menyediakan panganan yang
organik untuk pembibitan usaha ikan lele miliknya sendiri. Bahkan ia bisa
menjual cacing sutra tersebut kepada pengusaha ikan hias di Kisaran,”
ungkapnya. (nus/syaf)