TASLABNEWS, SIMALUNGUN-Nasib malang dialami Sarmati boru Purba (42) warga Simalungun. Ia tewas akibat digigit anjing.
Jenazah korban saat di rumh duka. |
Informasi diperoleh, korban merupakan warga Nagori Nauli Baru, Kecamatan Panei, Simalungun.
Sebelumnya korban sempat dirawat rumah sakit umum Adam Malik, Medan, selama 12 hari. Namun, Senin (17/6/2019) korban akhirnya menghembuskan napas terakhirnya.
BERITA LAINNYA:
Tega, Bayi Wanita Ini Dibuang di Kebun Sawit, Saat Ditemukan Sudah Dikerubungi Semut
Isak tangis anggota keluarga serta sejumlah pelayat mewarnai prosesi pemakaman jenazah, Rabu (19/6/2019) siang.
Mereka mengaku merasa sangat kehilangan dengan ibu dua anak yang aktif membantu kegiatan di Posyandu itu.
Darken Hutabarat (45), suami Sarmati sangat bersedih, duduk di dekat ke dua anaknya yang terus menangis. Demikian juga putri sulung Sarmati yang masih duduk di bangku kelas VIII SMP. Remaja itu terlihat sesenggukan menahan tangisnya.
Sarmati diduga terinfeksi virus rabies setelah digigit anjing sekitar 3 bulan lalu saat sedang berada di ladang miliknya.
Sebelum kejadian, Sarmati kala itu hendak makan siang. Tiba-tiba di dekat bekal nasi yang dibawanya muncul seekor anjing. Karena tak mengenal anjing tersebut, Sarmati kemudian mengusirnya.
Namun anjing tersebut langsung menggigit tangan kanan Sarmati.
Sarmati pun langsung mendatangi bidan desa untuk mendapatkan pengobatan dan berobat tradisional anti bisa (racun).
Berselang dua hari setelah menggigit Sarmati, anjing yang belum diketahui pemiliknya itu kembali muncul dan akhirnya dipukul warga, lantaran hendak menggigit warga lainya di ladang.
“Sampai mati anjing itu,” kata seorang personel kepolisian yang ikut melayat di rumah duka, Rabu (19/6/2019).
“Selama kejadian itu, Sarmati tampak sehat dan sudah terlihat beraktivitas seperti biasa,” ucapnya.
Sementara itu, salah seorang teman baik Sarmati mengatakan, seminggu sebelum meninggal, Sarmati sudah mengeluh masalah tangannya yang terasa kebas.
“Waktu itu dia (Sarmati) sedang menjemur padi. Tetapi tidak begitu dipedulikannya dan merasa itu efek dari gigitan anjing saja,” kata Boru Purba, teman Sarmati.
Seminggu kemudian, Sarmati mulai sering merasa kedinginan dan takut melihat air. Kebiasaannya sehari-hari pun mulai aneh.
Pihak keluarga yang merasa khawatir, lalu membawanya kembali ke bidan desa. Oleh sang bidan kemudian disarankan agar dirujuk ke rumah sakit di Kota Siantar.
Setelah dirujuk ke rumah sakit di Kota Siantar, kondisi kesehatan Sarmati semakin memburuk. Dokter di sana kemudian merujuk Sarmati ke Rumah Sakit Umum Adam Malik Medan.
“Di sana, pihak rumah sakit mengatakan kesehatan Sarmati tidak tertolong lagi, sampai Senin (17/6/2019) kemarin dia meninggal,” imbuhnya.
Terpisah, Pangulu Nagori Nauli Baru Rihat Damanik mengatakan, bahwa warganya itu meninggal dunia akibat terinfeksi virus rabies setelah digigit anjing.
“Kita sudah melapor ke pihak kecamatan dan bidan desa di kecamatan sudah ke rumah duka dan telah memeriksa pihak keluarga yang diduga terinfeksi. Petugas Dinas Kesehatan juga sudah memeriksa kedua anaknya dan suaminya sudah disuntik,” ujarnya.
Rihat mengatakan, pihaknya sudah mengirimkan permohonan kepada kecamatan untuk menyampaikan ke Dinas Peternakan mengenai kejadian tersebut, dan berharap agar dilakukan vaksinasi terhadap anjing peliharaan warga.
Pemerintah desa dan warga pernah mengadakan rapat, untuk mengusulkan sebagian Dana Desa (DD) 2019, digunakan untuk membeli vaksin dan menyimpannya di Puskesmas.
“Kita ketahui, harga vaksin ini lumayan mahal, agar kalau ada kejadian seperti ini bisa langsung cepat ditangani,” katanya.
“Kita tunggu Dinas Peternakan kapan vaksinasi dilakukan. Kita berharap secepatnya dilaksanakan, agar tidak ada lagi korban berikutnya. Untuk di nagori kita ini ada sekitar 50 ekor anjing,” ucapnya.
Rihat mengimbau kepada semua pemilik anjing agar mengurung peliharaan mereka menunggu dilakukan vaksinasi. (mjc/int/syaf)