ASAHAN– Niat Sarkawi (35) dan dua temanya memanjat gedung penangkaran sarang burung walet, Kamis (9/2) sekitar pukul 22.30 WIB berbuah petaka. Sarkawi jatuh saat berusaha memanjatnya. Nyawa Sarkawi yang sempat dilarikan di Rumah Sakit Haji Abdul Manan Simatupang (RSU HAMS) Kisaran tidak tertolong.
Informasi diperoleh dari Tini (37) kakak kandung Sarkawi mengatakan, Sarkawi merupakan warga Jalan Patimura Kisaran. Menurut Tini, tewasnya Sarkawi mengundang tanya pihak keluarga. Pasalnya ayah satu anak ini dikabarkan meninggal dunia di Rumah Sakit Haji Abdul Manan Simatupang (RS HAMS) setelah ia bersama dua orang rekannya berusaha memanja gedung sarang walet yang berada tak jauh dari rumahnya.
Namun entah bagaimana, saat hendak memanjat sarang burung walet Sarkawi terjatuh.
“Saat itu saya menerima telepon dari kawannya Sarkawi. Kata kawannya, adik saya jatuh dari atas bangunan wallet itu. Saat kejadian posisinya di bawah. Jadi dia itu jadi pondasi untuk memegang bambu yang dipanjat dua orang kawannya yang saya tak kenal pulak siapa mereka,” kata Tini saat ditemui di rumah duka usai pemakaman adiknya, di Desa Tanjung Alam, Dusun III, Kecamatan Sei Dadap.
“Setelah saya mendapat telpon perasaan saya terus tak enak dan saya pergi ke rumah adik saya di Jalan Patimura dan sempat membawa adik saya berkusuk ke dukun patah tidak jauh dari rumahnya. Waktu itu saya liat sendiri memang di punggungnya ada luka lebam yang hampir membiru, karena kondisinya semakin parah nafasnya juga makin sesak akhirnya kami membawanya ke rumah sakit umum,” terang Tini.
Di rumah sakit umum, korban sempat mendapatkan pertolongan medis di ruang ICU dan mendapatkan selang oksigen. Tak berapa lama dirawat oleh dokter akhirnya Sarkawi meninggal dunia.
“Sebelum adik saya ini meninggal, saya sempat tanya ke dia. Awalnya dia bilang jatuh dari kereta. Karena saya curiga melihat tak ada luka di tangannya, akhirnya dia mengaku jatuh ditimpa kawannya yang memanjat gedung wallet. Waktu itu posisinya dia jadi pondasi dan kawanya yang memanjat. Tapi saya tak kenal siapa dua kawannya itu,” kenang Tini dengan linangan air mata.
Ia tidak menyangka kepergian adik kandungnya itu bakal seperti ini.
Tini menambahkan, selama ini korban ditinggal bersama anaknya, sedangkan istri Sarkawi sudah lama pergi.
“Saya nggak nyangka kali adik saya bisa seperti ini meninggalkan kami, apalagi dia meninggalkan anak perempuan satu-satunya dan masih kecil. Kami sekeluarga masih menduga-duga dan tak tahu pasti apa penyebab tewasnya adik saya ini,” ujar Tini lagi.
Walaupun diakui Tini pihak keluarga masih merasa terpukul atas kepergian mendadak adiknya itu, pihak keluarga belum mau melimpahkan kejadian ini kepada petugas kepolisian untuk mencari kebenaran soal tewasnya Sarkawi.
“Memang malam itu kami sempat berembuk keluarga, tapi belum dulu lah ini masih suasana duka, jika lapor polisi nanti malah urusannya makin repot,” katanya.
Sementara itu Rusli Raharjo Kepala Lingkungan setempat di tempat kejadian dan kediaman korban mengatakan, ia baru mengetahui bahwa ada warganya yang meninggal Jumat (10/2) pagi yang diumumkan melalui pengeras suara masjid. Demikian, Rusli tak mengetahui secara jelas penyebab kematian warganya itu.
“Saya tahunya tadi pagi, karena diumumkan melalui pengeras suara masjid. Soal cerita tewasnya saya belum dapat informasi jelas,”ujarnya.
Kapolsek Kisaran Kota, Iptu T Samosir saat dikonfimasi mengatakan belum mengetahui soal peristiwa yang dimaksud.
“Belum ada saya dengar tentang kejadian itu, nanti saya cari tahu dulu,” katanya. (Per/syaf)