Medan– Seorang wanita bernama Dewi Anisa (26), warga asal Nangroe Aceh Darussalam (NAD) disetrap oleh warga. Dewi yang sedang hamil tiga bulan diikat warga di tiang jemuran, Senin (20/3) malam.
Peristiwa itu terjadi di kos-kosan Jalan Ayahanda Gelas, Kecamatan Medan Petisah. Dengan luka memar, ia mendatangi Polsekta Medan Baru, mengadukan delapan warga yang telah mengikatnya.
Anisa mengaku hamil 3 bulan dan telah ditinggal sang pacar berinisial Her (30).

Informasi diperoleh menyebutkan, peristiwa keributan yang dilakukannya terjadi saat ia tengah berada di dalam kamar kosnya bersama sang pacar.
Malam itu, pacarnya Her yang diketahui bekerja di mega proyek Podomoro City berada di kamar kos setelah mengalami overdosis usai dugem di tempat hiburan malam.
Tak lama, rekan Her tiba dan mencoba menolong serta membawa pacar Anisa itu ke rumah sakit. Usai mendapat perawatan di RS Advent, Her kemudian kembali ke kos-kosan guna beristirahat.
Peristiwa itu terjadi di kos-kosan Jalan Ayahanda Gelas, Kecamatan Medan Petisah. Dengan luka memar, ia mendatangi Polsekta Medan Baru, mengadukan delapan warga yang telah mengikatnya.
Anisa mengaku hamil 3 bulan dan telah ditinggal sang pacar berinisial Her (30).

Informasi diperoleh menyebutkan, peristiwa keributan yang dilakukannya terjadi saat ia tengah berada di dalam kamar kosnya bersama sang pacar.
Malam itu, pacarnya Her yang diketahui bekerja di mega proyek Podomoro City berada di kamar kos setelah mengalami overdosis usai dugem di tempat hiburan malam.
Tak lama, rekan Her tiba dan mencoba menolong serta membawa pacar Anisa itu ke rumah sakit. Usai mendapat perawatan di RS Advent, Her kemudian kembali ke kos-kosan guna beristirahat.
Setelah merasa pulih, Her lantas permisi untuk bekerja sebagai buruh bangunan di Podomoro. Saat hendak pergi bekerja, Anisa melarang sang pacar dengan alasan dirinya tak enak badan akibat pengaruh hamil 3 bulan.
Lalu, terjadilah cek-cok mulut antara Anisa dan sang pacar hingga mengundang perhatian para penghuni kos dan warga setempat. Merasa malu, Her lantas kembali ke mes tempatnya bekerja dan meninggalkan Dewi seorang diri.
Namun, takut ditinggal sang kekasih, Anisa seketika histeris bak kerasukan makhluk gaib. Anusa terus meracau sembari melontarkan kata-kata kotor.
Tingkah Dewi yang seperti kemasukan setan, lantas membuat seluruh penghuni kos dan warga setempat merasa terganggu. Sejumlah kerabat kos dan warga setempat mendatangi Anisa dan mencoba menenangkannya.
Anisa jsempat merusak pintu kamar kosnya dan mencoba melarang teman-teman masuk ke dalam. Alhasil, sejumlah warga lantas mengamankan Anisa dan mengikatnya ke tiang jemuran agar tidak membuat keributan lagi.
Setelah Anisa tersadar, rekan-rekan satu kosnya kemudian melepaskan tali ikatan yang melingkar di tubuhnya.
Tak terima dengan perlakuan warga itu, Anisa mendatangi Polsekta Medan Baru guna melaporkan kejadian yang dialaminya
Herna (24) temam dari Anisa mengatakan tindakan warga yang mengikat Anisa karena merasa terganggu akan keributan yang terjadi di kos-kosan tempatnya menetap.
Menurutnya, keributan yang dilakukan Anisa dipicu lantaran ditinggal pacarnya dalam kondisi hamil.
“Kemarin kejadiannya itu, bang. Kasihan juga kakak itu, soalnya lagi hamil dia. Awalnya gara-gara cowoknya itu overdosis di sini, gara-gara banyak minum obat. Terakhir ribut-ribut orang itu, enggak lama ditinggallah dia.” tutur Herna.
“Memang macam orang gila kakak itu, merepet-merepet sendiri dia sampai bisinglah di sini. Makanya diikat dia di tiang itu. Bukan delapan orang bang, ramai pun warga di sini yang ngikat dia,” beber Herna.
Herna menambahkan, bahwa Anisa sering membuat keributan setiap ketemu dengan pacarnya.
“Udah sering kali kakak itu sama pacarnya ribut. Kakak itu pun cemburuan kali, bang. Asal abang itu keluar dikit, dia marah. Udah sering kalilah berantam orang itu di sini,” terangnya.
Kepada petugas, Anisa mengaku tak terima tindakan pacarnya yang meninggalkannya dalam keadaan hamil
Bahkan ia juga tak terima atas penganiayaan yang dilakukan warga dan mengambil uang tunai Rp8 juta yang diletakkan di lemari kamarnya.
“Aku bukan orang gila, bang. Aku ngamuk-ngamuk kemarin itu karena enggak terima ditinggal sama pacarku. Ada juga 8 orang mereka, dipukuli aku terus diikat aku di tiang dekat kamarku. Bukan itu aja duit di dalam kamar Rp8 juta pun diambil sama mereka. Makanya aku mau melapor ini sekarang,” terangnya.
Usai memberikan keterangan kepada petugas SPKT Polsekta Medan Baru, Dewi disarankan petugas agar terlebih dahulu membuat surat visum dan kembali datang ke Polsekta Medan Baru setelah membawa surat keterangan visum et repertum dari rumah sakit.
“Sebelum korban membuat laporan, kita arahkan korban membuat visum dulu. Selanjutnya, laporan korban akan kita terima,” ujar petugas SPKT Polsekta Medan Baru.
Terpisah, Kapolsekta Medan Baru Kompol Ronni Bonic ketika dikonfirmasi mengatakan, akan mengecek laporan tersebut.
“Laporannya belum saya terima, masih di-penyidik, tapi jalau ada pasti kita tindaklanjuti,” ucapnya. (syaf//MTC/int)
Lalu, terjadilah cek-cok mulut antara Anisa dan sang pacar hingga mengundang perhatian para penghuni kos dan warga setempat. Merasa malu, Her lantas kembali ke mes tempatnya bekerja dan meninggalkan Dewi seorang diri.
Namun, takut ditinggal sang kekasih, Anisa seketika histeris bak kerasukan makhluk gaib. Anusa terus meracau sembari melontarkan kata-kata kotor.
Tingkah Dewi yang seperti kemasukan setan, lantas membuat seluruh penghuni kos dan warga setempat merasa terganggu. Sejumlah kerabat kos dan warga setempat mendatangi Anisa dan mencoba menenangkannya.
Anisa jsempat merusak pintu kamar kosnya dan mencoba melarang teman-teman masuk ke dalam. Alhasil, sejumlah warga lantas mengamankan Anisa dan mengikatnya ke tiang jemuran agar tidak membuat keributan lagi.
Setelah Anisa tersadar, rekan-rekan satu kosnya kemudian melepaskan tali ikatan yang melingkar di tubuhnya.
Tak terima dengan perlakuan warga itu, Anisa mendatangi Polsekta Medan Baru guna melaporkan kejadian yang dialaminya
Herna (24) temam dari Anisa mengatakan tindakan warga yang mengikat Anisa karena merasa terganggu akan keributan yang terjadi di kos-kosan tempatnya menetap.
Menurutnya, keributan yang dilakukan Anisa dipicu lantaran ditinggal pacarnya dalam kondisi hamil.
“Kemarin kejadiannya itu, bang. Kasihan juga kakak itu, soalnya lagi hamil dia. Awalnya gara-gara cowoknya itu overdosis di sini, gara-gara banyak minum obat. Terakhir ribut-ribut orang itu, enggak lama ditinggallah dia.” tutur Herna.
“Memang macam orang gila kakak itu, merepet-merepet sendiri dia sampai bisinglah di sini. Makanya diikat dia di tiang itu. Bukan delapan orang bang, ramai pun warga di sini yang ngikat dia,” beber Herna.
Herna menambahkan, bahwa Anisa sering membuat keributan setiap ketemu dengan pacarnya.
“Udah sering kali kakak itu sama pacarnya ribut. Kakak itu pun cemburuan kali, bang. Asal abang itu keluar dikit, dia marah. Udah sering kalilah berantam orang itu di sini,” terangnya.
Kepada petugas, Anisa mengaku tak terima tindakan pacarnya yang meninggalkannya dalam keadaan hamil
.
“Siapa yang terima ditinggal dalam kondisi hamil 3 bulan, bang. Masak dia tinggalkan aku begitu saja, enggak dipikirkannya aku tengah mengandung anak dia,” ujarnya.
“Siapa yang terima ditinggal dalam kondisi hamil 3 bulan, bang. Masak dia tinggalkan aku begitu saja, enggak dipikirkannya aku tengah mengandung anak dia,” ujarnya.
Bahkan ia juga tak terima atas penganiayaan yang dilakukan warga dan mengambil uang tunai Rp8 juta yang diletakkan di lemari kamarnya.
“Aku bukan orang gila, bang. Aku ngamuk-ngamuk kemarin itu karena enggak terima ditinggal sama pacarku. Ada juga 8 orang mereka, dipukuli aku terus diikat aku di tiang dekat kamarku. Bukan itu aja duit di dalam kamar Rp8 juta pun diambil sama mereka. Makanya aku mau melapor ini sekarang,” terangnya.
Usai memberikan keterangan kepada petugas SPKT Polsekta Medan Baru, Dewi disarankan petugas agar terlebih dahulu membuat surat visum dan kembali datang ke Polsekta Medan Baru setelah membawa surat keterangan visum et repertum dari rumah sakit.
“Sebelum korban membuat laporan, kita arahkan korban membuat visum dulu. Selanjutnya, laporan korban akan kita terima,” ujar petugas SPKT Polsekta Medan Baru.
Terpisah, Kapolsekta Medan Baru Kompol Ronni Bonic ketika dikonfirmasi mengatakan, akan mengecek laporan tersebut.
“Laporannya belum saya terima, masih di-penyidik, tapi jalau ada pasti kita tindaklanjuti,” ucapnya. (syaf//MTC/int)