ASAHAN– Cerita Nek Sandora yang melalap tanaman liar yang tumbuh di belakang rumahnya sebagai pengganti lauk menjadi viral. Saat ini Nek Sandora kebanjiran tamu yang merupakan para dermawan yang ingin menyaksikan kehidupan nenek miskin ini.
Seperti kedatangan tim Sedekah Keroyokan yang bertamu langsung melihat kehidupan Nenek Sandora dikediamannya, Minggu (26/3).
“Jadi kedatangan kami ini karena mendengar kisah Nek Sandora dan ingin menyaksikan langsung kesehariannya terbiasa memakan rumput krokot cino untuk lalapan karena kehidupannya yang miskin,” kata Yudi Efrinaldi tim sedekah keroyokan saat berkunjung ke rumah Nek Sandora di Desa Mekar Sari Kecamatan Pulo Rakyat.
Dikatakan Yudi, saat pertama kali mendengar ada berita seorang nenek yang kesehariannya melalap tanaman liar berjenis rumput krokot untuk dimakan bersama nasi mereka terkejut dan membayangkan kemiskinan yang dihadapi sang nenek.
“Kemudian di sosial media para donator sedekah keroyokan tergerak untuk datang mengunjungi rumah Nek Sandora. Kami pun langsung menghimpun bantuan secara spontan untuk menggalang simpati buat nek Sandora, berupa beras, telur dan perlengkapan makanan mentah lainnya,” kata Yudi.
Selanjutnya fakta di lapangan selain menyaksikan kehidupan Nek Sandora yang hidup miskin, keadaan Nek Sandora yang mendadak menjadi viral di dunia maya juga tinggal di rumah yang tak layak ditempati untuk seorang wanita lanjut usia.
“Nek Sandora memang tinggal di tempat yang menurut kami tak layak. Ini kiranya dapat menjadi perhatian juga bagi pemerintah setempat,” tambahnya.
Dalam pemberitaan sebelumnya Nek Sandora yang tinggal di Desa Mekar Sari ini terbiasa mengkonsumsi tanaman yang tumbuh liar dengan bahasa latin disebut Portulaca atau bagi sebahagian masyarakat menyebutnya rumput krokot cino. Ia mengkonsumsi itu untuk dijadikan lalapan dan dimakan bersama nasi karena ketiadaan biaya.
Menurut Sukinem anak Nek Sandora yang mengatakan, orang tuanya memang sudah mulai terbiasa memakan krokot ini hal itu dikarenakan kondisi ekonomi mereka. Sukinem sendiri pernah memakannya kepada wartawan ia menceritakan rasa tanaman itu seperti sayur bayam dan agak pahit berlendir. (Per/syaf)