Permintaan Petani Kelapa di Asahan
dan Tanjungbalai pada
Pemerintah
Pemerintah
TASLABNEWS, ASAHAN- Para petani kelapa di Kabupaten Asahan
dan Kota Madya Tanjungbalai berharap kepada pemerintah untuk melatih mereka
memanfaatkan batok/tempurung kelapa menjadi kerajinan tangan seperti menjadi
gantungan kunci, tas, celengan, dan asbak rokok, dan arang. Selama ini, untuk
menambah penghasilan, warga hanya memanfaatkan batok kelapa menjadi arang.
dan Kota Madya Tanjungbalai berharap kepada pemerintah untuk melatih mereka
memanfaatkan batok/tempurung kelapa menjadi kerajinan tangan seperti menjadi
gantungan kunci, tas, celengan, dan asbak rokok, dan arang. Selama ini, untuk
menambah penghasilan, warga hanya memanfaatkan batok kelapa menjadi arang.
![]() |
Petani kelapa sedang memanen kelapa di kebunnya. Petani kelapa di Asahan mengharapkan adanya perhatian dari pemerintah untuk melatih mereka |
Itu dikatakan, Agus (39) warga Sei Kepayang yang mengaku
telah memanfaatkan tempurung kelapa untuk diolah menjadi kerajinan tangan
seperti menjadi celengan dan gantungan kunci. Menurut Agus, di daerah lain
seperti di Solo, Bandung, dan Surabaya, para pengerajin tempurung kelapa
lebih kreatif jika dibandingkan dengan daerah Tanjungbalai.
telah memanfaatkan tempurung kelapa untuk diolah menjadi kerajinan tangan
seperti menjadi celengan dan gantungan kunci. Menurut Agus, di daerah lain
seperti di Solo, Bandung, dan Surabaya, para pengerajin tempurung kelapa
lebih kreatif jika dibandingkan dengan daerah Tanjungbalai.
“Pak Bupati, tolong ajari kami warga jelata ini untuk
mengelola tempurung kelapa jadi kerajinan tangan. Di Solo, warga memanfaatkan
batok kelapa menjadi tas dan beragam kerajinan tangan lainnya. Harga tas dari
tempurung kelapa tersebut cukup tinggi yakni mencapai ratusan ribu rupiah per
unitnya,” katanya.
mengelola tempurung kelapa jadi kerajinan tangan. Di Solo, warga memanfaatkan
batok kelapa menjadi tas dan beragam kerajinan tangan lainnya. Harga tas dari
tempurung kelapa tersebut cukup tinggi yakni mencapai ratusan ribu rupiah per
unitnya,” katanya.
Menurut Agus, minimnya perhatian dari Pemkab Asahan melakui
instansi terkait membuat masyarakat belum maksimal dalam memanfaatkan batok
kelapa menjadi kerajinan tangan. Padahal limbah batok kelapa di Asahan sangat
banyak. Setiap hari diyakini daerah Asahan bisa memproduksi 2 ton batok kelapa.
instansi terkait membuat masyarakat belum maksimal dalam memanfaatkan batok
kelapa menjadi kerajinan tangan. Padahal limbah batok kelapa di Asahan sangat
banyak. Setiap hari diyakini daerah Asahan bisa memproduksi 2 ton batok kelapa.
Untuk itu Agus meminta kepada Pemkab Asahan untuk lebih
peduli dalam memberikan pembinaan kepada warga, guna meningkatkan perekonomian
warga.
peduli dalam memberikan pembinaan kepada warga, guna meningkatkan perekonomian
warga.
Terpisah, Suwito (40) warga Sei Tualang Raso Kota
Tanjungbalai lainnya menjelaskan, saat ini dia memanfaatkan bahan limbah
tempurung kelapa sebagai arang. Dari membuat arang kelapa, dirinya bisa
menghidupi keluarganya.
Tanjungbalai lainnya menjelaskan, saat ini dia memanfaatkan bahan limbah
tempurung kelapa sebagai arang. Dari membuat arang kelapa, dirinya bisa
menghidupi keluarganya.
“Semakin sulitnya pekerjaan membuat saya harus berpikir
untuk mengelola limbah tempurung kelapa menjadi arang. Hasil dari menjual
tempurung kelapa ini cukup lumayan, dan bisa memenuhi kebutuhan hidup
keluarga,” katanya.
untuk mengelola limbah tempurung kelapa menjadi arang. Hasil dari menjual
tempurung kelapa ini cukup lumayan, dan bisa memenuhi kebutuhan hidup
keluarga,” katanya.
Suwito menambahkan, ada juga warga yang memanfaatkan
tempurung kelapa sebagai bahan dasar kerajinan tangan. Hanya saja Suwito
mengaku dirinya belum bisa memanfaatkan tempurung kelapa menjadi kerajinan
tangan.
tempurung kelapa sebagai bahan dasar kerajinan tangan. Hanya saja Suwito
mengaku dirinya belum bisa memanfaatkan tempurung kelapa menjadi kerajinan
tangan.
Sementara Mila (30) mengaku setiap minggu ia menjual
tempurung kelapa yang dikumpulkannya dari sekitar rumahnya. Harga batok kelapa
yang dikumpulkannya dijualnya dengan harga Rp5 ribu hingga Rp10 ribu per
karung. (nus/syaf)
tempurung kelapa yang dikumpulkannya dari sekitar rumahnya. Harga batok kelapa
yang dikumpulkannya dijualnya dengan harga Rp5 ribu hingga Rp10 ribu per
karung. (nus/syaf)
Teks foto
Petani kelapa sedang mengupas kelapa dari kebunnya. Para petani kelapa mengharapkan adanya bimbingan dari
Pemko Tanjungbalai untuk mengelola batok kelapa jadi kerajinan tangan.
Pemko Tanjungbalai untuk mengelola batok kelapa jadi kerajinan tangan.