TASLABNEWS, TANJUNGBALAI – Tingginya harga tebus gas elpiji ukuran 3 kilogram di Kota Tanjungbalai akibat lemahnya pengawasan dari Pemko Tanjungbalai. Padahal, setiap tahunnya Pemko Tanjungbalai selalu mengalokasikan anggaran yang cukup besar melalui APBD untuk memonitoring peredaran barang dan jasa di Kota Tanjungbalai.
Aparatur Pemko Tanjungbalai melakukan monitoring ketersediaan gas elpiji ukuran 3 kilogram di pasaran. |
“Tingginya harga tebus gas elpiji ukuran 3 kilogram dipasaran dalam beberapa tahun terakhir ini, sepenuhnya menjadi tanggungjawab dari Pemko Tanjungbalai. Soalnya, sesuai dengan perintah undang-undang, seharusnya pemerintah yang berkewajiban melakukan pengawasan atas ketersediaan serta kestabilan harga tebus gas elpiji yang diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu itu.
Dapat dikatakan, bahwa tingginya harga tebus gas elpiji ukuran 3 kg tersebut dipasaran adalah kelemahan atau kelalaian dari Pemko Tanjungbalai. Namun demikian, tidak tertutup kemungkinan, ada oknum pejabat terkait di Pemko Tanjungbalai yang turut kecipratan rejeki atas tingginya harga tebus gas elpiji melon ditingkat konsumen tersebut”, ujar Leiden Butar-Butar,SE, Wakil Ketua DPRD Kota Tanjungbalai, Kamis (19/4).
Menurut Leiden Butar-Butar SE, pemerintah dapat mencabut ijin operasional dari setiap pangkalan maupun agen yang terbukti menjual gas elpiji ukuran 3 kilogram melebihi dari harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah. Oleh karena itu, imbuhnya, sangatlah aneh apabila harga gas elpiji melon tersebut sudah bertahun-tahun melebihi HET sementara pemerintah secara rutin melakukan monitoring.
“Seharusnya, seluruh agen maupun pangkalan gas elpiji ukuran 3 kilogram yang nakal itu sudah dicabut ijin operasionalnya. Akan tetapi, hingga saat ini harga tebusan gas masih mencekik leher akan tetapi tidak ada pangkalan maupun agen nakal yang mendapat sanksi dari pemerintah”, tegas Leiden Butar-Butar SE.
Seperti diketahui, sejak beberapa tahun terakhir ini, harga tebus gas elipji bersubsidi ukuran 3 kg di Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara mencapai Rp25.000 per tabung, ada kalanya mencapai Rp28.000 per tabung. Sementara, harga eceran tertinggi (HET) dari pemerintah untuk harga tebus gas elipji 3 kg di masyarakat konsumen adalah Rp16.000 per tabung.
Tingginya harga tebus gas elipji bersubsidi ukuran 3 kg ini sangatlah tidak wajar mengingat, kuota gas elipji ukuran 3 kg untuk Kota Tanjungbalai rata-rata adalah sebanyak 298.480 tabung per bulan sementara jumlah penduduk hanya sekitar 36.000 Kepala Keluarga (KK). Dan pendistribusian gas elipji ukuran 3 Kg tersebut dilakukan oleh SPBE, Agen maupun Pangkalan yang seluruhnya berdomisili di Kota Tanjungbalai. (ign/syaf)