Pasangan pengantin muda. |
Keluarga mengaku terpaksa menikahkannya untuk menghindari perbuatan zina. Pasalnya, pasangan sejoli itu selalu berduaan dan melanggar larangan agar tak pacaran.
Pernikahan siswi SMP dan siswa SD inipun langsung viral di media sosial, Senin (4/2/2019).
“Terpaksa dinikahkan, karena tidak mau ditegur lagi, ditegur di rumah kabur ke rumah perempuannya, ditegur di rumah perempuan kabur ke rumah orang lain,” kata ayah kandung AD, mempelai pria.
Diketahui, Dy masih duduk di bangku SMP dan suaminya, AD, masih tercatat sebagai siswa kelas 5 sekolah dasar. Keduanya telah menikah dan mendapat persetujuan dari keluarga dan kerabat mereka.
Salah satu alasan pihak keluarga kedua mempelai adalah mencegah kedua anak itu melanggar kaidah agama. Namun demikian, pernikahan tersebut segera menjadi sorotan dari pemerintah daerah setempat.
Langkah-langkah yang diambil petugas adalah memberikan pembinaan kepada pasangan Dy dan AD agar masa depan kedua anak itu tidak terganggu.
Selain itu, petugas juga melakukan pendampingan terkait kesehatan, reproduksi dan kelanjutan pendidikan bagi kedua anak tersebut. Petugas juga memberikan pengertian tentang legalitas terhadap status perkawinan yang dijalani oleh kedua anak tersebut.
Foto pernikahan pasangan dini tersebut sempat diunggah di medsos, meski kemudian dihapus oleh pemilik akun, namun keburu viral. Erni, ibu dari Dy membenarkan pernikahan putrinya. Ia mengakui malu. Padahal semua hadirin sudah dimbau untuk tidak menyebarluaskannya.
Namun, katanya, ia akan lebih malu lagi kalau kedua anak ini tidak dinikahkan. Sebab beberapa waktu belakang sering jalan-jalan, keluar malam, berboncengan. Dipandang miring oleh orang kampung.
“Untuk menghindari dosa. Si anak berdosa dan kami pun sebagai orang tua juga kena dosanya, jadi lebih baik dinikahkan saja,” ungkap ibu berusia 43 tahun ini.
Berdasarkan cerita Abdurrahman, ayah dari AD, terkuak cinta sejati yang sudah terpatri di antara kedua anak yang masih belia ini.
Dikatakan pria yang akrab disapa Abdur ini, ia sudah dengan segala cara mencoba memisahkan putra keduanya itu dari Dy, mulai dari melarang pacaran secara baik-baik, hingga sedikit kasar.
Tapi kalau sudah cinta mau apa. Ketika dimarahi habis-habisan di rumah, AD malah kabur ke rumah Dy. Tidak diterima oleh orang tua Dy, keduanya memilih kabur bersama ke rumah temannya, hingga tidur di hutan.
“Melihat kondisi ini ya sudahlah. Setelah mendapat masukan dari masyarakat, tokoh agama setempat dan kerabat. Akhirnya kami sepakat mengikat keduanya dalam tali pernikahan yang diridhoi Tuhan,” ujarnya.
Lebih lanjut ditegaskan Abdur, keputusan menikahkan keduanya ini bukan karena alasan bahwa pengantin perempuannya sudah hamil di luar nikah, seperti yang beredar di masyarakat. (mdc/int/Syaf)