TASLABNEWS, ASAHAN-Jelang musim tanam yang dijadwalkan mulai pada minggu pertama Juni 2025 mendatang, sebanyak enam kempok tani (Poktan) dari dua Desa yakni Desa Panca Arga dan Rawang Lama Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan Sumatra Utara melakukan gropyokan (perburuan) massal hama jenis tikus di lahan seluas 150 hektar lebih.
Dalam perburuan tersebut sedikitnya 166 tikus berhasil di tangkap.
Model gropyokan hama tikus kali ini menggunakan seperti mercon di masukan kedalam lobang tikus, lalu lobang di tutup setelah itu mercon mengeluarkan asap yg menyegat bau belerang yang membuat tikus keluar dari dalam lobang atau mati seketika di dalam lobang.

Selain itu, gropyokan ini juga melibatkan instansi terkait lainnya seperti Dinas Pertanian kabupaten Asahan, Kepala Desa, kelompok tani, PPL, POPT-PHP, UPTD Wil 1 Dinas Pertanian Kabupaten Asahan. Kasi Perlindungan Tanaman, Babinkantimas dan para kelompok tani.
UPTD Wil 1 Kabupaten Asahan Chyadi Damanik menjelaskan, kegiatan ini dalam rangka persiapan tanam padi bibit jenis Hebrida hal ini di sampaikan disela-sela gropyokan.
Selain itu Chyadi juga mengatakan sebelum dilakukan penanaman, pembersihan lahan seperti gropyokan tikus ini memang harus dilakukan sebagai tindakan pencegahan terhadap awal serangan hama tikus.
Gropyokan ini, menurutnya merupakan salah satu cara efektif membasmi tikus dan mematikan populasinya.
Ia menambahkan gropyokan yang berkesinambungan yang dilakukan petani tentunya akan menekan populasi hama tikus.
“Jika gropyokan ini rutin dilakukan petani, tentu ancaman hama tikus bisa diantisipasi,” tandasnya.
Oleh karena itu, Chyadi berharap poktan pro aktif melakukan gropyokan agar hasil panen petani tidak terganggu dan peningkatan produksi padi tetap dapat berjalan seperti yang diharapkan
Sementara itu, Kepala Desa Panca Arga Supriadi yang juga terlibat dalam kegiatan ini mengatakan gropyokan ini sangat efektif dalam membasmi hama tikus.
“Kita menginginkan hasil tanaman padi petani tidak mengganggu hama tikus. Makanya gropyokan ini harus dilakukan secara rutin agar hama tikus berkurang dan tidak berkembang biak kembali,” terang Supriadi. (Edi/Syaf)