BATUBARA – Tiga pemuda masing-masing Nanang (21), Idris (22) dan E’en (36) diserang 10 pria, Rabu (18/1) sekitar pukul 19.30 WIB. Penyerangan terjadi di pakter tuak milik M Tampubolon yang berada di Desa Simpang Dolok, Kecamatan Limapuluh, Batubara.
Informasi diperoleh, Nanang, Idris merupakan warga Dusun VII, Desa Empat Negeri, Kecamatan Limapuluh, Batubara dan Hendri alias E’en (36) warga Dusun V, Desa Pulau Sejuk, Kecamatan Lima Puluh, Batubara.
Ketiganya diserang sedikitnya 10 orang asal Desa Air Hitam, Kecamatan Limapuluh, Batubara.
Akibat kejadian tersebut, ketiga pemuda tersebut mengalami luka-luka pada tubuhnya, dan warung tuak milik Tampubolon rusak.
Menurut informasi yang dihimpun wartawan, malam itu ketiga korban sedang duduk dan minum tuak. Lalu mereka didatangi oleh sejumlah pelaku yakni AG (20) dan kawan-kawan.
Kemudian AG dan temannya langsung menyerang Nanang secara “membabi buta”. Melihat temannya dikeroyok, E’en dan Idris langsung mencoba untuk melerai keributan tersebut.
Namun bukannya terhenti, keduanya malah dihadiahi bogem mentah dikeningnya. Sedangkan E’en mengalami luka pada tangan kanan karena mengelakkan lemparan gelas yang semula mengarah pada Nanang.
Menurut Nanang, dia tidak mengetahui apa motif penyerangan terhadapnya itu.
“Kalaupun dikaitkan dengan persoalan sebelumnya, sementara masalah itu sudah berdamai. Sepertinya aku mau dihabisi, sebab serangan terus bertubi-tubi sampai aku dapat menyelamatkan diri berondok di kebun ubi milik warga disekitar tempat kejadian’, katanya
“Aku juga nggak tau masalahnya. Aku mencoba melerai, tapi aku juga ditumbuknya,” imbuh Idris menambahkan.
Malam itu, keempat korban langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Lima Puluh. Namun laporan tertunda karena pihak kepolisian menyarankan untuk diselesaikan secara persuasif dan berdamai secara kekeluargaan.
Sebelumnya pihak kepolisian sudah turun melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) berikut membawa sejumlah alat bukti.
Upaya persuasif yang dibijaksanai oleh Kades Simpang Dolok Yusnan didampingi Sekdes Jefri Maulana dihadiri Kades Air Hitam Alpian didampingi tokoh masyarakat M Jais Ginting, para pelaku serta orang tua masing-masing pelaku, perdamaian secara kekeluargaan akhirnya terwujud.
Kedua belah pihak sepakat untuk tidak saling menuntut dan kejadian dianggap pengikat tali silaturahmi.
“Mengingat diantara pihak yang bertikai masih terikat keluarga, maka penyelesaian dilakukan secara kekeluargaan pula”, kata Kades Yusnan. (Wan/syaf)