SEI KEPAYANG – Rusaknya 400 hektare tanaman padi di Kampung Sei Lebah, Dusun VIII, IX dan X Desa Perbangunan, Kecamatan Sei Kepayang, Kabupaten Asahan disebabkan berlebihnya kandungan zat besi dan zat asam.
Hal itu dikatakan Syafrizal Hasibuan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) setempat, Kamis (23/2). Menurut Safizal, sumber kandungan zat besi dan zat asam yang berlebih itu berasal dari air yang digunakan untuk kebutuhan pengolahan pertanian. Sehingga bibit padi yang baru ditanam bisa mati meski sudah diberikan pupuk.
“Sesuai hasil lab yang sudah dilakukan, air yang dipakai petani sudah terkandung zat besi, sehingga tanaman padi mati,” katanya.
Dikatakan Syafrizal, sebagai penyuluh pertanian setempat, keluhan para petani telah ia sampaikan ke dinas, namun sampai saat ini belum ada tindakan dan hal itu diluar tupoksinya.
“Tupoksi kami hanya melakukan penyuluhan dan melaporkan kepada dinas bila ada keluhan,” ucapnya.
Untuk mengatasi permasalahan ini, menurutnya, solusi yang harus dilakukan adalah melakukan pencucian air dengan membangun irigasi supaya mampu menggantikan air yang sudah terkandung zat besi tersebut.
Sementara itu, Kepala Desa Perbangunan Arinton Sihotang mengatakan, dalam permasalahan tersebut pihaknya tidak bisa berbuat bayak. Sebab untuk mengatasi permasalahan ini harus dibangun irigasi. Dimana dalam pembangunan itu butuh dana yang cukup besar.
Dijelaskannya pemerintah provsu bersama pemerintah pusat sudah pernah mensurvey ke daerahnya untuk membangun irigasi. Namun sampai saat ini belum juga ada titik terangnya.
“Tahun 2014 PSDA Provsu dan pusat sudah survey untuk merencanakan membangun irigasi. Dimana air tersebut dialirkan melalui sungai nantalu sepanjang 25 km dengan anggaran kurang lebih Rp111 miliar,” katanya.
Sebagai kepala desa ia berharap kepada pemerintah daerah maupun pusat agar dapat mewujudkan rencana membangun irigasi tersebut, demi nasib petani yang setiap musimnya gagal panen. Selain itu mengingat daerah tersebut merupakan salah satu lumbung padi di Kabupaten Asahan.
Seperti diberitakan sebelumnya, sedikitnya 400 hektar tanaman padi di Kampung Sei Loba yang terletak di Dusun VIII, IX dan X Desa Perbangunan, Kecamatan Sei Kepayang, Kabupaten Asahan rusak kerena terserang penyakit.
Padi yang baru ditanam maupun yang sedang tumbuh mendadak mati meski sudah dialiri air dan diberikan pupuk. Akibatnya para petani mengeluh karena panen terancam gagal
Menurut S Manurung (56), kejadian seperti ini sudah berlangsung selama tiga musim, namun musim ini yang terparah. Sebab bibit padi yang baru ditanam dua hari langsung mati mendadak, meskipun pengairan di sawah cukup.
“Bibit padi baru dua hari ditanam bisa mati, padahal pengairan sawah sudah mencukupi,” ujarnya.
Manurung mengaku tidak mengetahui pasti apa penyebab rusaknya padi yang ditanamnya.
Selain itu katanya akibat kejadian ini para petani merugi kerena biaya cukup besar dikeluarkan dalam mengelola sawah yang per hektarnya mencapai Rp10 juta. Sementara hasilnya tidak ada. (mag02/syaf)


























