Simpang Empat, Asahan mengeluh. Pasalnya selama ini mereka setiap hari mencium
aroma bauk busuk akibat limbah dari pasar tradisional di dekat sekolah mereka. Siswa
SD di sana
kadang harus memakai masker untuk menjalani rutinitas belajar mengajar.
Informasi diperoleh, limbah pasar tradisional tersebut terakhir kali dilakukan
pembersihan pada 2009 dilakukan oleh Dinas kebersihan Pemkab Asahan di bawah
pimpinan Bupati Asahan drs H Taufan Gama Simatupang MAP.
Menurut keterangan anggota Lembaga Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan
(JPKP) Kecamatan Simpang Empat Asahan, Harfen, Rabu (17/5), JPKP selaku
penggerak pendamping pembangunan yang berada di kecamatan Simpang Empat Asahan
ini sangat prihatin dengan kondisi lingkungan sekolah SD Negeri 010027 Simpang
Empat.
“Anak murid maupun guru yang sedang melaksanakan kegiatan ajar mengajar
dalam kondisi tidak sehat dikarenakan harus menghirup bau busuk yang dihasilkan
oleh limbah sampah basah dari pasa tradisional di belakang dan samping sekolah
tersebut,” ujarnya.
“Kami juga telah menyurati pihak kecamatan setempat mau pun dinas terkait
untuk dapat menyelesaikan permasalahan ini, sementara kami juga telah mengimbau
pemilik lahan yang digunakan sebagai pasar tradional tersebut tidak pernah
mendapat tanggapan serius, sehingga kami melakukan langkah langkah pengaduan ke
pihak pemerintahan,” imbuhnya.
Selain itu informasi yang diperolehnya, pasar tradisional ini dikelola oleh
pihak perseorangan yang terdiri dari lima
orang. Yakni Lina alias Meks warga Tanjungbalai, Wulan warga Simpang Empat,
Nasib warga Medan
serta dua orang yang masih belum diketahui identitasnya.
Mereka melakukan usaha dengan membuka lapak pasar tradisional ini hendaknya
juga harus memikirkan dampak yang dihasilkan dari limbah pasar tersebut
demikian juga terhadap limbah air yang dihasilkan. (syaf)