TASLABNEWS.COM, SIANTAR- Aksi penipuan dengan cara hipnotis terjadi
di Siantar. Adalah A Liin korban hipnotis yang harus kehilangan Rp1 miliar.
Dalam aksinya lima
tersangka berkedok ritual usir roh jahat. Akibat insiden ini korban hanya bisa
menangis dan pasrah.
di Siantar. Adalah A Liin korban hipnotis yang harus kehilangan Rp1 miliar.
Dalam aksinya lima
tersangka berkedok ritual usir roh jahat. Akibat insiden ini korban hanya bisa
menangis dan pasrah.
A Liin warga Siantar yang dihipnotis dan kehilangan Rp1 miliar |
Kepada wartawan wanita paruh baya yang merupakan warga Jalan
Pane, Kelurahan Karo, Siantar Selatan, Selasa (26/9) menceritakan kronologi
kejadian yang menimpanya. Menurut korban pelaku penipuan yang menguras hartanya
tiga di antaranya wanita yang juga beretnis Tionghoa.
Pane, Kelurahan Karo, Siantar Selatan, Selasa (26/9) menceritakan kronologi
kejadian yang menimpanya. Menurut korban pelaku penipuan yang menguras hartanya
tiga di antaranya wanita yang juga beretnis Tionghoa.
Dengan masih raut wajah sedih ia mengatakan, awal
pertemuannya dengan kawanan itu adalah saat ia berada di gedung 4 Pasar Horas,
tepatnya di pajak ikan, Senin (25/9) lalu. Di sana, A Liin berkenalan dengan seorang
wanita. Tidak lama kemudian, seorang wanita lainnya mendatangi mereka dan
bertanya mengenai keberadaan seorang pendeta.
pertemuannya dengan kawanan itu adalah saat ia berada di gedung 4 Pasar Horas,
tepatnya di pajak ikan, Senin (25/9) lalu. Di sana, A Liin berkenalan dengan seorang
wanita. Tidak lama kemudian, seorang wanita lainnya mendatangi mereka dan
bertanya mengenai keberadaan seorang pendeta.
Saat itu si wanita yang identitasnya belum diketahui itu bertanya
tentang alamat seorang pendeta asal Singapura yang datang ke Kota
Pematangsiantar. Karena tidak mengenalnya, korban mengatakan terus terang bahwa
ia tidak mengenak orang yang dimaksud.
tentang alamat seorang pendeta asal Singapura yang datang ke Kota
Pematangsiantar. Karena tidak mengenalnya, korban mengatakan terus terang bahwa
ia tidak mengenak orang yang dimaksud.
“Dia bilang ada pendeta dari Singapura, dia datang ke
Siantar. Kalian kenal enggak? Dia tanya aku. Lalu aku bilang aku nggak kenal,” kata
korban sembari mengatakan jika temannya itu juga baru dikenalnya saat berada di
pajak ikan.
Siantar. Kalian kenal enggak? Dia tanya aku. Lalu aku bilang aku nggak kenal,” kata
korban sembari mengatakan jika temannya itu juga baru dikenalnya saat berada di
pajak ikan.
Setelah itu, wanita yang pertama bertemu dengan korban
mengaku mengenal pendeta yang dimaksud. Kemudian mereka mengajak korban agar
mau ikut menemani mencari rumah pendeta. A Liin yang tidak menaruh curiga
sedikit pun menuruti permintaan para pelaku.
mengaku mengenal pendeta yang dimaksud. Kemudian mereka mengajak korban agar
mau ikut menemani mencari rumah pendeta. A Liin yang tidak menaruh curiga
sedikit pun menuruti permintaan para pelaku.
“Sudah itu dia bilang tahu tempatnya. Kemudian dia juga bilang
punya obat stres. Datang wanita yang satu lagi bilang dia kenal dengan pendeta
itu. Terus mereka bilang aku ikut dibawa ke situ. Karena mau membantu, aku pun ikut,”
ujarnya didampingi sang suami.
punya obat stres. Datang wanita yang satu lagi bilang dia kenal dengan pendeta
itu. Terus mereka bilang aku ikut dibawa ke situ. Karena mau membantu, aku pun ikut,”
ujarnya didampingi sang suami.
Singkat cerita, mereka bertiga kemudian pergi menaiki mobil jenis
Avanza berwarna silver. Saat memasuki mobil, seorang pria sudah terlihat duduk
di bangku supir yang selanjutnya mengantarkan mereka ke arah pusat kota.
Avanza berwarna silver. Saat memasuki mobil, seorang pria sudah terlihat duduk
di bangku supir yang selanjutnya mengantarkan mereka ke arah pusat kota.
Sampai di Jalan Sutomo, mereka bertemu seorang wanita lagi.
Wanita yang sebelumnya mengaku mengenal pendeta tersebut mengatakan jika wanita
yang mereka temui itu merupakan cucu dari pendeta yang dimaksud. Biasanya pendeta
tersebut dipanggil dengan sebutan Akong.
Wanita yang sebelumnya mengaku mengenal pendeta tersebut mengatakan jika wanita
yang mereka temui itu merupakan cucu dari pendeta yang dimaksud. Biasanya pendeta
tersebut dipanggil dengan sebutan Akong.
“Terus kami jalan naik mobil, Di Jalan Sutomo, kami jumpa wanita
lain. Dia bilang itu cucunya Akong, itu cucunya pendeta itu. Menurutnya,
pendeta itu sudah berusia 95 tahun, jadi wajib memanggil Akong. Cerita punya
cerita, dia (cucu pendeta,red) bilang kalau mau ketemu Akong harus ditelepon terlebih
dulu, nggak bisa sembarangan jumpa,” ucapnya.
lain. Dia bilang itu cucunya Akong, itu cucunya pendeta itu. Menurutnya,
pendeta itu sudah berusia 95 tahun, jadi wajib memanggil Akong. Cerita punya
cerita, dia (cucu pendeta,red) bilang kalau mau ketemu Akong harus ditelepon terlebih
dulu, nggak bisa sembarangan jumpa,” ucapnya.
Setelah itu, mereka pergi ke Jalan Sudirman, Siantar Barat,
untuk bertemu pendeta yang dimaksud. Sampai di sebuah simpang dekat Warung Miso
Pematang, wanita yang mengaku sebagi cucu pendeta itu kemudian turun dan
mengaku ingin bertemu dengan kakeknya.
untuk bertemu pendeta yang dimaksud. Sampai di sebuah simpang dekat Warung Miso
Pematang, wanita yang mengaku sebagi cucu pendeta itu kemudian turun dan
mengaku ingin bertemu dengan kakeknya.
Tidak lama kemudian, wanita itu datang lagi bersama pria
yang disebutnya sebagai pendeta. Mereka kemudian masuk ke dalam mobil tempat pelaku
lain dan korban menunggu.
yang disebutnya sebagai pendeta. Mereka kemudian masuk ke dalam mobil tempat pelaku
lain dan korban menunggu.
Nah, saat berada dalam mobil itu, pria yang mengaku pendeta
tersebut mengatakan bahwa rumah tempat tinggal korban akan mengalami musibah.
tersebut mengatakan bahwa rumah tempat tinggal korban akan mengalami musibah.
Dia pun menyarankan agar rumah beserta harta milik korban
didoakan untuk mengusir setan-setan yang mendiami rumah tersebut.
didoakan untuk mengusir setan-setan yang mendiami rumah tersebut.
Karena penasaran, korban bertanya harus bagaimana agar
bencana itu tidak datang ke rumahnya. Sang ‘pendeta’ pun mengajukan tiga syarat.
Namun akhirnya ia hanya menyebut dua syarat saja. “Akong bilang di rumah saya
akan ada bencana, banyak setan. Mesti didoakan. Terus saya bilang gimana. Akong
bilang ada tiga syarat, yang pertama ambil beras segenggaman dan seluruh harta
dan uang dikumpulkan biar didoakan,” ungkapnya.
bencana itu tidak datang ke rumahnya. Sang ‘pendeta’ pun mengajukan tiga syarat.
Namun akhirnya ia hanya menyebut dua syarat saja. “Akong bilang di rumah saya
akan ada bencana, banyak setan. Mesti didoakan. Terus saya bilang gimana. Akong
bilang ada tiga syarat, yang pertama ambil beras segenggaman dan seluruh harta
dan uang dikumpulkan biar didoakan,” ungkapnya.
Seperti dihipnotis, entah mengapa korban langsung percaya.
Selanjutya dengan diantar para pelaku, korban pulang ke rumahnya. Dia pun
menuju tempat penyimpanan harta benda dan uangnya. Tidak hanya itu, korban juga
mengambil buku tabungan dan menarik seluruh uangnya di Bank Mestika yang berada
di Jalan Merdeka, Siantar Barat.
Selanjutya dengan diantar para pelaku, korban pulang ke rumahnya. Dia pun
menuju tempat penyimpanan harta benda dan uangnya. Tidak hanya itu, korban juga
mengambil buku tabungan dan menarik seluruh uangnya di Bank Mestika yang berada
di Jalan Merdeka, Siantar Barat.
“Saya ambil uang di ATM Rp600 juta. Jumlah uang tunai yang
terkumpul saat itu sampai Rp1 miliar, karena di rumah saya juga mengambil uang
dollar Singapura dan ringgit Malaysia,”
terangnya sembari mengatakan ketika mengambil uang ke bank, dia diantar oleh
para pelaku.
terkumpul saat itu sampai Rp1 miliar, karena di rumah saya juga mengambil uang
dollar Singapura dan ringgit Malaysia,”
terangnya sembari mengatakan ketika mengambil uang ke bank, dia diantar oleh
para pelaku.
Namun di sana,
para pelaku hanya menunggu di dalam mobil yang diparkir di depan ruko, yang
posisinya berada di dekat Bank Mestika.
para pelaku hanya menunggu di dalam mobil yang diparkir di depan ruko, yang
posisinya berada di dekat Bank Mestika.
Setelah mengambil seluruh uang dan harta bendanya, korban
masuk lagi ke dalam mobil. Di mobil itu, salah seorang pelaku memberikan sebuah
tas dan mengatakan agar korban menaruh uang dan perhiasannya di dalam tas
tersebut. Korban pun menuruti permintaan itu dan kemudian sang pendeta berdoa
sambil mengucapkan mantra-mantra yang sama sekali tidak dimengerti korban.
masuk lagi ke dalam mobil. Di mobil itu, salah seorang pelaku memberikan sebuah
tas dan mengatakan agar korban menaruh uang dan perhiasannya di dalam tas
tersebut. Korban pun menuruti permintaan itu dan kemudian sang pendeta berdoa
sambil mengucapkan mantra-mantra yang sama sekali tidak dimengerti korban.
Kemudian saat mobil yang mereka tumpangi berada di depan
Hotel Sapadia Jalan Diponegoro, Kelurahan Karo, tas tersebut dikembalikan
kepada korban.
Hotel Sapadia Jalan Diponegoro, Kelurahan Karo, tas tersebut dikembalikan
kepada korban.
Korban kemudian diturunkan di depan hotel dan para pelaku
mengatakan agar korban pulang ke rumah menaiki becak. Korban pun pulang ke
rumah sambil membawa tas tersebut.
mengatakan agar korban pulang ke rumah menaiki becak. Korban pun pulang ke
rumah sambil membawa tas tersebut.
Sesampainya di lantai dua rumahnya, korban penasaran dan
membuka tas itu. Betapa terkejutnya dia melihat uang dan perhiasan yang dia
taruh sebelumnya dalam tas itu berganti dengan benda-benda tidak berharga. Di
antaranya botol air mineral, garam, gula merah dan gulungan tisu.
membuka tas itu. Betapa terkejutnya dia melihat uang dan perhiasan yang dia
taruh sebelumnya dalam tas itu berganti dengan benda-benda tidak berharga. Di
antaranya botol air mineral, garam, gula merah dan gulungan tisu.
Merasa ditipu, di hari yang sama sekira pukul 13.00 WIB,
korban yang ditemani anak laki-lakinya melaporkan kejadian ke Mapolres Pematangsiantar.
korban yang ditemani anak laki-lakinya melaporkan kejadian ke Mapolres Pematangsiantar.
Saat memasuki ruang Sentra Pelayanan Terpadu Kepolisian
(SPKT), korban tampak menangis mengingat harta yang selama ini dia kumpulkan
berpindah tangan begitu saja.
(SPKT), korban tampak menangis mengingat harta yang selama ini dia kumpulkan
berpindah tangan begitu saja.
Kasat Reserse Kriminal Polres Siantar AKP Restuadi melalui
KBO Sat Reskrim Iptu J Simanjuntak membenarkan laporan korban. Simanjuntak
mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap para pelaku.
KBO Sat Reskrim Iptu J Simanjuntak membenarkan laporan korban. Simanjuntak
mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap para pelaku.
“Iya sudah kita periksa korbannya. Para
pelaku masih kita lidik,” ujarnya saat ditemui di Mapolres Siantar. (syaf/int)
pelaku masih kita lidik,” ujarnya saat ditemui di Mapolres Siantar. (syaf/int)