TASLABNEWS, ASAHAN- Pemerintah telah membuat wacana pembelajaran di sekolah 5 hari dalam seminggu. Artinya, siswa hanya belajar di s kolah mulai Senin hingga Jumat, sedangkan Sabtu dan Minggu libur. Kegiatan proses belajar mengajar 5 hari seminggu rencana nya berlaku di tahun ajaran 2026-2027.
Diharspkan dengan Sekolah 5 hari ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan keseimbangan antara kegiatan belajar di sekolah dengan waktu luang untuk keluarga dan aktivitas lain.

Menanggapi wacana tersebut, Pelaksana tugas lapangan PLT Kadis Pendidikan Kabupaten Asahan Musa Al Bakrie SE Msi menyatakan dukungan terhadap rencana penerapan sekolah lima hari dalam seminggu ini.
Kebijakan ini menurut Musa berdampak positif dan negatif.
Musa mengatakan, masa sekolah yang hanya dari Senin-Jumat memiliki sejumlah dampak, diantaranya terhadap pengembangan karakter siswa lantaran memiliki waktu di hari Sabtu untuk melakukan aktivitas yang dapat menunjang minat dan bakat mereka.
“Jadi, hari Sabtu itu bukan berarti libur total. Itu bisa sebagai hari pengembangan diri. Bisa dilakukan bersama ayah, ibu, organisasi intra sekolah, bisa dengan siapa saja yang membangun kemampuan dalam kecakapan hidup, berinteraksi dengan masyarakat,” kata Musa saat di jumpai di ruang kerjanya, Selasa (10/6/2025).
Dijelaskan Musa, pengaturan 5 hari sekolah bukan kebijakan baru. Hal ini telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2017 tentang hari sekolah.
Ada sejumlah hal yang disebutnya akan terkena dampak dari pemangkasan waktu sekolah menjadi lima hari.
Selain kegiatan belajar mengajar di sekolah yang menjadi lebih panjang dengan materi yang dipadatkan, penerapan kebijakan ini juga dapat menggerakkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) unggulan pemerintah lantaran siswa bisa menikmati makan siang gratis di sekolah.
Ditempat berbeda orang tua murid, King Hutagalung mengatakan, kebijakan ini membuat anak akan lebih banyak dengan orang tua.
Selain itu anak akan lebih banyak bermain karena dalam satu minggu dua hari libur.
“Ada baiknya juga, karena mengurangi anak untuk bermain “game” Karena waktu sekolah yang ful selama 5 hari, saya juga berharap kepada tenaga pengajar khusus ya guru lebih profesional agar bisa melahirkan generasi emas kedepanya,” harap Hutagalung. (Edi/Syaf)