Terkuaknya pembunuhan itu diketahui setelah jenazah Dame ditemukan pada Jumat (28/10) lalu sekira pukul 06.00 WIB di dalam mobil Kijang Innova hitam BK1003 VR. Mobil itu diparkir di depan Rumah Makan Elin, berada di Jalinsum Titi Kembar, Kota Pinang, Labuhanbatu Selatan (Labusel).
Pagi itu, Anto (40) warga Kecamatan Bosar Maligas, Simalungun, bangun dari istirahatnya. Ia berniat melanjutkan perjalanan menumpang truk CPO yang dikendarainya. Sebelumnya truk itu diparkirkannya di depan Rumah Makan Elin.
Hanya saja saat akan ke luar, Anto kesulitan mengeluarkan truknya karena terhalang mobil Kijang Innova tersebut. Kemudian pemilik rumah makan, Darwin membantu dengan mencari pemilik mobil Innova yang menghalangi jalan truk tersebut. Tetapi tetap tidak ditemukan. Selanjutnya, ia memerhatikan isi mobil, tak ada orang yang ditemukan di dalam. Namun karena curiga dengan mobil itu, selanjutnya Darwin langsung melaporkannya ke kepolisian setempat.
Tidak lama kemudian tim dari Sat Reskim Polres Labuhanbatu datang ke lokasi. Setelah mobil dibuka, ditemukanlah sesosok jenazah yang terbungkus karpet merah. Posisi jenazah saat itu berada di bagian belakang mobil Innova tersebut.
Begitu diperhatikan, jenazah itu dipenuhi luka tusuk. Di samping tubuh korban juga ditemukan sebilah pisau. Diduga pisau itulah yang digunakan untuk membunuh korban.
Selanjutnya jenazah dibawa ke rumah sakit setempat dan selanjutnya diotopsi ke RSUD Dr Djasamen Saragih Kota Siantar.
Terakhir, korban diketahui sebagai Dame Laia, merupakan perantauan yang bekerja di kawasan Kota Tanjungbalai. Ia merupakan karyawan di Yenni Mobil dan bekerja sebagai penjaga penitipan mobil yang beralamat di Jalan M Abas Ujung, Kelurahan Sirantau, Kecamatan Datuk Bandar, Tanjungbalai. Begitu juga dengan Agus, merupakan rekan kerja korban di Yenni Mobil.
Sebelumnya pada Jumat pagi, seorang oknum TNI bernama Gunawan yang merupakan konsumen Yenni Mobil ingin mengambil mobilnya. Namun, saat supir dari oknum TNI tersebut tiba di lokasi penitipan, tidak menemukan korban.
Gunawan pun melaporkan hal itu kepada pemilik penitipan, selanjutnya istri dari pemilik penitipan menghubungi korban melalui telepon selulernya. Ternyata saat ditelepon, yang mengangkat adalah Agus. Saat itu ia mengakui bahwa ia telah membunuh korban. Sementara jenazahnya ditinggalkan di Titi Panjang, Kota Pinang.
Mendengar pernyataan tersebut, pemilik Yenni Motor langsung mendatangi tempat usahanya dan mencari kebenaran cerita tersebut. Sesamapainya di sana, pemilik usaha itu menemukan banyak bercak darah dalam kamar di tempat penitipan mobil miliknya.
Sementara itu mobil Kijang Innova miliknya BK 1003 VR dan mobil Innova BK 126 GN milik Gunawan sudah tak terlihat. Atas kejadian itu, pemilik usaha itupun membuat laporan ke polisi.
Kapolres Tanjungbalai AKBP Ayep Wahyu Gunawan SIK melalui Kasat Reskrim AKP Yayang Risky Pratama SIK didampingi Kapolsek Datuk Bandar AKP R Manalu dan Kasubbag Humas AKP Y Sinulingga yang ditemui di lokasi usaha Yenni Mobil, membenarkan Dame Laia sudah ditemukan tewas di tempat terpisah.
Namun, ia mengaku belum mengetahui apa motif di balik pembunuhan ini. Apalagi sebelumnya korban terlebih dahulu dibunuh di tempat kerjanya, selanjutnya jenazahnya dibawa ke Kota Pinang dengan menumpang mobil milik majikan mereka.
“Motifnya masih kita selidiki dan saat ini kita masih mengumpulkan keterangan saksi. Berdasarkan hasil olah TKP, diduga pelaku lebih dari satu orang. Dan saat ini, ada satu mobil, yakni Kijang Innova BK 126 GN yang hilang. Mobil itu juga diduga dilarikan pelaku,” kata Sinulingga.
Sementara itu pemilik usaha Yenni Motor, Pendi Hura yang sempat diwawancarai awak koran ini, membenarkan kejadian itu. Ia menambahkan, setelah mengetahui bahwa mobil titipan hilang dari tempat usahanya, istrinya bernama Masniar langsung menghubungi handphone korban.
“Yang mengangkat adalah pelaku. Dia mengakui perbuatannya yang menghabisi korban. Dia sudah kubuang, dia kubunuh dan kutinggalkan di Titi Panjang Kotapinang, di dalam mobil. Begitulah katanya,” ucapnya menirukan pengakuan Agus.
Dikatakan, korban dan pelaku selama ini tidak mempunyai masalah. Keduanya sama-sama pekerja di tempat usahannya dan sudah tahunan bekerja sebagai penjaga penitipan mobil.
Jenazah Diotopsi
Tepat pada Sabtu (29/10) sekira pukul 09.00 WIB, jenazah Dame Laia diotopsi di Instalasi Forensik RSUD Dr Djasamen Saragih.
Menurut Kepala Instalasi Jenazah dan Kedokteran Forensik RSUD Dr Djasamen Saragih, dr Reinhard JD Hutahean SH SpF melalui pegawainya Maknur Manurung, otopsi terhadap jenazah korban yang mereka lakukan berlangsung selama 3 hingga 4 jam.
Dari hasil otopsi itu ditemukan 84 liang tusukan di tubuh korban. Masing-masing 32 liang pada garis ketiak kiri, 28 liang pada punggung, 7 liang pada garis ketiak kanan, 12 liang pada bagian dada dan perut, 3 liang pada leher dan 2 liang pada wajah. Selain itu, ada juga luka robek pada lambung korban.
Hanya saja, Manurung menegaskan bahwa pihaknya tidak bisa mengetahui lokasi awal tikaman di tubuh korban, karena kondisi jenazah sudah mengalami pembusukkan.
“Semuanya ada 84 liang tusukan di tubuh korban. Itulah yang kita temukan, kemudian ada luka robek di lambung,” jelas Manurung.
Korban Dikenal Ramah
Menurut teman korban yang ditemui di Instalasi Jenazah RSUD Dr Djasamen Saragih kemarin, korban merupakan anak bungsu dari empat bersaudara.
“Orangtua dan ketiga saudara korban tinggal di daerah Nias Selatan,” jelas pria yang enggan menyebut identitasnya itu kepada koran ini, kemarin.
Dia menjelaskan, sehari-harinya korban dikenal sangat ramah dan baik, bahkan korban sangat rajin bekerja, sehingga menjadi kepercayaan pemilik gudang mobil tersebut.
“Makanya kami tidak menyangka si Zebua itu tega membunuh si Dame ini. Padahal mereka sama-sama pekerja di gudang penyimpanan mobil itu,” ujarnya.(th/hez)