TAPTENG– Warga menemukan jasad tanpa busana yang diduga korban pembunuhan. Sebab, pada tubuh korban ditemukan beberapa bekas tindak kekerasan, seperti memar di sejumlah bagian tubuh dan tulang paha kanan patah.
Jasad tersebut ditemukan di sungai Pancur Malakka, Dusun IV, Desa Mela I, Kecamatan Tapian Nauli, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng). Angri Pati (23), warga setempat yang pertama kali menemukan jasad tersebut mengatakan, ia melihat sosok mayat tersebut saat hendak memancing di sungai Pancur Malakka.
“Sekitar jam 10 tadi, mau mancing. Sampai ke sini (sekitar 4 meter dari jasad pria itu), tercium bau. Kulihat, ternyata ada mayat, langsung lari aku. Kukasih tau sama tulang di warung dan sama-sama kami melihat lagi dan ternyata memang jasad manusia,” ujar Angri, Senin (23/1).
Hal senada dikatakan Kadus IV, Desa Mela I Harjon Manalu. Penemuan jasad pria tersebut baru diketahui pagi itu dan identitasnya belum diketahui. “Saya baru tahu dari warga. Kalau identitasnya, nggak tahu kita, bukan warga kita juga, karena di sini pun nggak ada yang kehilangan (anggota keluarga). Sudah dilaporkan ke polisi,” pungkasnya.
Beberapa warga sekitar yang datang ke tempat kejadian perkara (TKP) juga menduga bahwa jasad tersebut merupakan orang di luar daerah mereka, karena tidak ada warga sekitar yang kehilangan anggota keluarga. “Entah dibunuhnya? Di sinilah dibuang. Mungkin difikirnya aman kalau dibuang di sini,” ujar beberapa warga.
Sementara, Kapolres Tapteng AKBP Hari Setyo Budi melalui Kapolsek Kolang AKP Restuadi yang turun melakukan evakuasi menuturkan bahwa pihaknya menduga jasad itu telah mengapung sejak beberapa hari lalu.
“Kita tidak mengetahui identitasnya. Sejauh ini belum ada laporan dari warga di Desa Mela I maupun Kecamatan Tapian Nauli ini yang kehilangan keluarganya. Kalau melihat kondisi ini, sepertinya ini sudah sekitar 5 hari, karena kulitnya sudah terkelupas,” ujar AKP Restuadi yang ditemui di TKP. Dari hasil visum luar di TKP, pihaknya menduga bahwa korban mengalami tindak kekerasan.
“Visum luar di lapangan, ada beberapa tanda kekerasan, tulang paha kanannya patah, memar-memar di beberapa bagian tubuh, di punggung dan paha juga ada, kaki juga, luka lecet juga ada,” jelasnya.
Disinggung apakah korban merupakan korban pembunuhan, pihaknya belum bisa memastikan dan masih akan menindaklanjuti peristiwa itu. “Belum. Tindak kekerasan iya. Walaupun demikian, masih kita selidiki lebih lanjut,” ucapnya.
Ia juga mengimbau kepada warga Kabupaten Tapteng yang merasa kehilangan anggota keluarga agar segera melapor. “Umurnya sekitar 40 tahun ke atas, tinggi badan 170 cm, tanda khusus: gigi atas depan ompong, botak tapi ada jabriknya,” ujar AKP Restuadi.
Amatan wartawan, setelah informasi penemuan jasad tersebut meluas, maka ratusan warga silih berganti datang ke lokasi untuk melihat jasad itu hingga petugas Polsek Kolang tiba di TKP dan langsung melakukan evakuasi dari sungai Pancur Malakka ke darat dan melakukan visum luar bersama pihak medis Puskesmas Tapian Nauli didampingi Camat Tapian Nauli Rinaldi Siregar dan selanjutnya dibawa ke RSUD Pandan untuk pemeriksaan lanjutan. (dh/ara/ma/int)