MADINA– Empat pondok santri masing-masing berukuran sekira 2,5
meter x 2,5 meter hangus dilalap api, Kamis (16/2) siang pukul 14.15 WIB.
meter x 2,5 meter hangus dilalap api, Kamis (16/2) siang pukul 14.15 WIB.
Kebakaran yang cepat diatasi warga dan para santri dengan
memanfaatkan sungai Singolot dan beberapa sumber air lainnya, di Banjar
Sibaweh, kawasan Pondok Pesantren Musthofawiyyah, Desa Purba Baru, Kecamatan
Lembah Sorik Marapi.
memanfaatkan sungai Singolot dan beberapa sumber air lainnya, di Banjar
Sibaweh, kawasan Pondok Pesantren Musthofawiyyah, Desa Purba Baru, Kecamatan
Lembah Sorik Marapi.
Tidak ada korban luka maupun jiwa dalam peristiwa itu, namun
kerugian masing-masing santri pemilik pondok diperkirakan lebih dari Rp1 juta.
kerugian masing-masing santri pemilik pondok diperkirakan lebih dari Rp1 juta.
Salahsatu korban, Dana, santri kelas II ini tinggal bersama
adiknya, Syukur, yang duduk di bangku kelas I. Menurutnya, selain pondok yang
hampir seluruhnya hangus, seluruh pakaian dan perlengkapan dapur seluruhnya
hangus dijilati api.
adiknya, Syukur, yang duduk di bangku kelas I. Menurutnya, selain pondok yang
hampir seluruhnya hangus, seluruh pakaian dan perlengkapan dapur seluruhnya
hangus dijilati api.
“Kalau kitab bisa diselamatkan, karena posisinya di luar.
Tapi pakaian (baju Koko) cuma dua yang selamat,” tutur santri asal Batang Natal
itu memperkirakan kerugian lebih dari sejuta rupiah.
Tapi pakaian (baju Koko) cuma dua yang selamat,” tutur santri asal Batang Natal
itu memperkirakan kerugian lebih dari sejuta rupiah.
Santri lainnya, Ali Firdaus mengalami kerugian atas
kitab-kitab pelajarannya yang hangus beserta pakaian belajar. Santri kelas VII
yang tinggal bersama adiknya Amrin Mutho’i kelas II lebih beruntung. Pondok mereka
tidak terbakar terlalu parah dan masih bisa digunakan.
kitab-kitab pelajarannya yang hangus beserta pakaian belajar. Santri kelas VII
yang tinggal bersama adiknya Amrin Mutho’i kelas II lebih beruntung. Pondok mereka
tidak terbakar terlalu parah dan masih bisa digunakan.
“Kitab habis. Ada juga jas memang agak mahal juga, harganya
itu enam ratusan (ribu). Kalau kerugian itu saja,” kata santri asal
Sidalu-dalu, Rokan Hulu, Riau itu.
itu enam ratusan (ribu). Kalau kerugian itu saja,” kata santri asal
Sidalu-dalu, Rokan Hulu, Riau itu.
Yang paling parah ada pondok milik Adi dan Ari, santri kelas
III asal Pekanbaru, Riau. Saat api membakar pondok berbahan papan dan beratap
seng itu, keduanya tengah belajar dan semua barang-barang tidak ada yang
terselamatkan.
III asal Pekanbaru, Riau. Saat api membakar pondok berbahan papan dan beratap
seng itu, keduanya tengah belajar dan semua barang-barang tidak ada yang
terselamatkan.
Kemudian, pondok lainnya yang masih bertetangga ini, ada
milik Ilham Nasution kelas II yang baru membangun pondok tempat tinggalnya
dalam menjalani masa belajar itu. Meskipun tidak terlalu parah, namun beberapa
barang berupa pakaian dan perlengkapan lainnya turut hangus.
milik Ilham Nasution kelas II yang baru membangun pondok tempat tinggalnya
dalam menjalani masa belajar itu. Meskipun tidak terlalu parah, namun beberapa
barang berupa pakaian dan perlengkapan lainnya turut hangus.
Sofyan Efendi pemilik rumah penyuplai aliran listrik ke
pondok-pondok itu mengungkapkan, aliran listrik setiap harinya dimatikan saat
penghuni pondok ke sekolah.
pondok-pondok itu mengungkapkan, aliran listrik setiap harinya dimatikan saat
penghuni pondok ke sekolah.
“Kalau mereka sekolah, biasanya dicabut. Jadi, untuk korslet,
kemungkinan tidak. Kompor? Sepertinya tidak karena semua santri lagi sekolah
masuk sore. Kemungkinannya puntung rokok,” pungkasnya. (san/ma/int)
kemungkinan tidak. Kompor? Sepertinya tidak karena semua santri lagi sekolah
masuk sore. Kemungkinannya puntung rokok,” pungkasnya. (san/ma/int)