TANJUNGBALAI – Ratusan pelaku balapan liar mengejar-ngejar
personel Polres Tanjungbalai saat penertiban yang dilakukan di jalan Sudirman,
Simpang Jalan Ir H Juanda Tanjungbalai, Sabtu (20/5) malam lalu. Aksi
pengejaran itu terjadi karena para pemuda yang menggelar aksi balapan liar meminta
agar polisi melepaskan belasan sepedamotor teman mereka yang diamankan polisi.
personel Polres Tanjungbalai saat penertiban yang dilakukan di jalan Sudirman,
Simpang Jalan Ir H Juanda Tanjungbalai, Sabtu (20/5) malam lalu. Aksi
pengejaran itu terjadi karena para pemuda yang menggelar aksi balapan liar meminta
agar polisi melepaskan belasan sepedamotor teman mereka yang diamankan polisi.
Wakil Walikota Tanjungbalai Ismail (baju kemaja putih) menyaksikan penertiban aksi balapan liar di Jalan Sudirman. Anehnya dalam penertiban polisi dikejaar-kejar pelaku balapan liar.
Dalam penertiban balapan liar ini para pelaku balapan liar
dan polisi nyaris bentrok. Untuk meredakan suasana yang sempat memanas, Wakil
Walikota Tanjungbalai Drs Ismail meminta kepada polisi agar mengembalikan
sepedamotor yang sempat ditahan.
dan polisi nyaris bentrok. Untuk meredakan suasana yang sempat memanas, Wakil
Walikota Tanjungbalai Drs Ismail meminta kepada polisi agar mengembalikan
sepedamotor yang sempat ditahan.
Pantauan wartawan, sejumlah petugas kepolisian Polres
Tanjungbalai diantaranya AKP Yani Sinulingga terlihat meluncur ke kawasan Jalan
Sudirman Simpang Jalan Ir H Juanda, Kota Tanjungbalai. Di lokasi tersebut,
setiap hari mulai pukul 21.00 wib, selalu menjadi lokasi balap liar bagi
anak-anak remaja, sehingga meresahkan masyarakat.
Tanjungbalai diantaranya AKP Yani Sinulingga terlihat meluncur ke kawasan Jalan
Sudirman Simpang Jalan Ir H Juanda, Kota Tanjungbalai. Di lokasi tersebut,
setiap hari mulai pukul 21.00 wib, selalu menjadi lokasi balap liar bagi
anak-anak remaja, sehingga meresahkan masyarakat.
Setiba di lokasi, petugas kepolisian ini melakukan
penertiban terhadap sejumlah sepedamotor yang tidak memakai nomor polisi serta
knalpot blong.
penertiban terhadap sejumlah sepedamotor yang tidak memakai nomor polisi serta
knalpot blong.
Akan tetapi, aksi dari petugas kepolisian ini ternyata
mendapat perlawanan dari para anak remaja lainnya, sehingga di kawasan Jalan
Sudirman Simpang Jalan Ir H Juanda, Kota Tanjungbalai terjadi kemacetan
lalulintas dan nyaris terjadi bentrokan fisik antara aparat kepolisian dengan
kelompok anak-anak remaja yang diduga adalah anggota balapan liar tersebut.
mendapat perlawanan dari para anak remaja lainnya, sehingga di kawasan Jalan
Sudirman Simpang Jalan Ir H Juanda, Kota Tanjungbalai terjadi kemacetan
lalulintas dan nyaris terjadi bentrokan fisik antara aparat kepolisian dengan
kelompok anak-anak remaja yang diduga adalah anggota balapan liar tersebut.
Kelompok anak remaja ini menolak sepedamotor teman-temannya
ditahan, bahkan mereka tidak segan-segan mengejar-ngejar dan menyoraki petugas
kepolisian yang menjalankan tugasnya. Pada saat itulah, tiba-tiba Wakil
Walikota Tanjungbalai Drs H Ismail sudah berada di tengah-tengah kerumunan
anak-anak remaja tersebut.
ditahan, bahkan mereka tidak segan-segan mengejar-ngejar dan menyoraki petugas
kepolisian yang menjalankan tugasnya. Pada saat itulah, tiba-tiba Wakil
Walikota Tanjungbalai Drs H Ismail sudah berada di tengah-tengah kerumunan
anak-anak remaja tersebut.
Kemudian, Drs H Ismail mendatangi petugas kepolisian dan
meminta agar sepedamotor yang ditahan dilepaskan saja. Atas permintaan langsung
dari Wakil Walikota Tanjungbalai ini, akhirnya petugas kepolisian tidak bisa
berbuat banyak.
meminta agar sepedamotor yang ditahan dilepaskan saja. Atas permintaan langsung
dari Wakil Walikota Tanjungbalai ini, akhirnya petugas kepolisian tidak bisa
berbuat banyak.
“Dari pada terajdi ribut-ribut, lebih baik keretanya
dilepaskan. Nanti payah pula dampaknya,” ujar Ismail.
dilepaskan. Nanti payah pula dampaknya,” ujar Ismail.
Atas intervensi dari Wakil Walikota Tanjungbalai ini,
akhirnya Pemko Tanjungbalai dinilai takut dengan preman dari pada menegakkan
hukum. Hal itu diungkapkan Nursyahruddin SE salah seorang aktivis Kota
Tanjungbalai kepada koran ini, Minggu (21/5).
akhirnya Pemko Tanjungbalai dinilai takut dengan preman dari pada menegakkan
hukum. Hal itu diungkapkan Nursyahruddin SE salah seorang aktivis Kota
Tanjungbalai kepada koran ini, Minggu (21/5).
“Pemeritah seharusnya medukung upaya dari jajaran
Polres Tanjungbalai dalam menertibkan Kota Tanjungbalai dari aksi balap liar.
Akan tetapi, nyatanya Pemko Tanjungbalai lebih memilih untuk membela kelompok
balap liar tersebut dari pada penegakan hukum,” ujar Nursyahruddin. (syaf)
Polres Tanjungbalai dalam menertibkan Kota Tanjungbalai dari aksi balap liar.
Akan tetapi, nyatanya Pemko Tanjungbalai lebih memilih untuk membela kelompok
balap liar tersebut dari pada penegakan hukum,” ujar Nursyahruddin. (syaf)