Syahrin Ritonga SIK MSi beserta Bhayangkari Polres Asahan dan pejabat Pemkab Asahan
melakukan kunjungan ke lokasi banjir di dusun III dan IV desa Perkebunan Sei Dadap,
Kecamatan Sei Dadap Asahan, Sabtu (13/5). Saat melakukan kunjunga, kapolres
menaiki perahu karet.
di dusun III dan IV desa perkebunan Sei Dadap menghimbau kepada masyarakat
korban banjir untuk lebih waspada serta lebih extra hati-hati dalam menjaga
anak-anak agar tidak bermain di lokasi banjir tersebut. Hal itu dilakukan untuk
menjaga hal-hal yang tidak diinginkan.
lokasi banjir,” katanya.
Dalam kunjungan tersebut Kapolres Asahan bersama Bhayangkari serta
Pemkab.Asahan juga memberikan bantuan berupa makanan kering.
semakin meluas. Saat ini ada 17 desa di tiga kecamatan yang terendam banjir. Akibat
banjir ini ribuan rumah warga tergenang dan aktivitas warga lumpuh.
Sudah sekitar 3 hari Jalan Lintas Sumatera Utara (Jalinsum) Desa Sei Bejangkar, Kecamatan Sei Balai, Kabupaten Batubara terendam banjir, selain menghambat jalannya lalulintas, banjir juga mengganggu jalannya perekonomian masyarakat, sebab beberapa warung di pinggir jalan juga ikut terendam air.
Camat Sei Balai Abdul Lutfi Panjaitan, Sabtu (13/5), kepada wartawan membenarkan bahwa di desa tersebut sudah mengalami banjir selama 3 hari, dan pihaknya sudah melaporkan peristiwa tersebut ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batubara untuk segera menyikapinya.
Menurut camat, peristiwa banjir ini diduga disebabkan oleh, Daerah Aliran Sungai (DAS), di Perkebunan PT.Lonsum Sei Bajangkar, Kecamatan Sei Balai yang meluap dan tidak mampu menampung besarnya debit air aliran sungai yang terlalu besar, sehingga dapat merendam Desa Sei Balai dan sekitarnya sampai saat ini, dan mengakibatkan terganggunya kelancaran lalulintas di sepanjang Jalinsum tersebut.
“Kita sudah memberitahukan peristiwa ini (banjir,red) kepada pihak BPBD Batubara. Dan harapan kita, semoga banjir ini dapat segera surut dan teratasi nantinya,” ucap Lutfi.
Dengan banjir yang sudah berlangsung selama 3 hari itu, bukan hannya kelancaran lalulintas saja yang terganggu, namun warung-warung pinggir jalan juga banyak yang terendam banjir, dan mengakibatkan banyaknya warga yang tidak bisa berjualan sehingga terganggunya ekonomi masyarakat untuk mencari nafkah.
“Kami mengharapkan, bukan hanya pihak Pemerintah yang peduli terhadap peristiwa banjir ini, tapi, pihak Perkebunan Sei Bajangkar PT.Lonsum pun juga harus peduli, karena kami menduga aliran sungai disepanjang Perkebunan itu semangkin lama semangkin menyempit,” tutur Dawir Munte (45) salah seorang warga sekitar.
Pantauan Wartawan, dalam peristiwa banjir ternyata juga merendam Kantor Pos Polisi Sei Balai yang tidak bisa aktif seperti biasa, karena juga terendam banjir selama 3 hari berturut-turut. (syaf)