TASLABNEWS, ASAHAN-Terhitung sejak rahun 2016 hingga 2018, jumlah kasus penyakit malaria yang ditangani Dinas Kesehatan Asahan mengalami penurunan. Dimana tahun 2016 terdapat 688 kasus, di 2017 kasus malaria menjadi 469 dan di 2018 menjadi 217 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Asahan Aris Yudhariansyah |
Guna menekan angka penyakit malaria di Asahan, Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan menjalin kerja sama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (FKM-UINSU).
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Asahan Aris Yudhariansyah di Medan, Selasa (16/7), perjanjian kerja sama dengan FKM UINSU itu sudah ditandatangani pekan lalu.
Penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dilakukan langsung dengan Dekan FKM UINSU zhari Akmal Tarigan di Kantor Dinas Kesehatan Asahan.
BACA BERITA LAINNYA:
Walaupun Pernah Dikurung Erwin Tak Tobat Juga, Masuk Bui Lagi Karena Kantongi 16,20 gram Sabu
Ibu Kandung Temukan Anaknya Tewas Tergantung di Pohon Kelapa
Dugaan Belanja Fiktif Kerajinan Tangan Kulit Kerang di Bagian Umum Setdako Tanjungbalai Terbagi dalam 7 Item
“Kerja sama ini merupakan bentuk keseriusan dinas kesehatan untuk membangun Kabupaten Asahan, khususnya di bidang kesehatan,” katanya.
“Walau sudah menurun, angka penyakit malaria di Asahan masih tergolong tinggi sehingga dinas kesehatan terus berupaya mengatasinya, antara lain dengan bekerja sama dengan universitas,” ujar Aris.
Aris menambahkan, upaya penurunan angka penderita malaria di Asahan dilakukan dengan konsep ‘health promotion' dan pemberdayaan masyarakat dan itu perlu dukungan FKM UINSU,” katanya.
Dia menegaskan, Pemkab Asahan melalui Dinas Kesehatan Asahan pada 2014 – 2016 meraih penghargaan dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI atas upaya dan komitmen dalam menurunkan kasus malaria hingga 75 persen.
Meskipun demikian, katanya, Dinkes Kesehatan Asahan belum puas dengan berharap penurunan angka penyakit itu bisa 100 persen.
Untuk itulah, katanya, kerja sama dengan banyak pemangku kepentingan, termasuk FKM UINSU diperlukan.
Aris menyebutkan, sejak 2016 hingga 2018 angka kasus malaria di Asahan terus menunjukkan tren menurun.
“Diharapkan dengan kerja sama bersama FKM UINSU, angka kasus malaria di Kabupaten Asahan turun lagi,” katanya.
Manajemen FKM UINSU sendiri mengungkapkan kerja sama dengan Dinkes Asahan sesuai visi fakultas itu untuk menciptakan pembangunan kesehatan masyarakat wilayah pesisir.
“Visi FKM UINSU itu saling berkaitan dengan visi Pemkab Asahan yakni mewujudkan masyarakat Asahan yang religius, sehat, cerdas dan mandiri,” katanya.
Dekan FKM UINSU Azhari Akmal Tarigan menegaskan kerja sama itu sesuai dengan visi dan misi fakultas, yakni unggul dalam mewujudkan masyarakat pembelajaran di bidang kesehatan di wilayah masyarakat pesisir.
“FKM UINSU fokus pada persoalan masyarakat pesisir yang begitu kompleks, mengingat pesisir merupakan wilayah yang mempunyai kemampuan daya urai yang sangat terbatas,” katanya.
Menurut rencana sesuai kerja sama, mahasiswa FKM UINSU akan praktik belajar lapangan di Asahan untuk menyosialisasikan pentingnya langkah antisipasi penanganan penyakit malaria di tengah masyarakat. (ant/int/syaf)