TASLABNEWS, Nasib naas dialami SA (16) cewek asal Kabanjahe, Kabupaten Karo. Ia diperkosa seorang pria saat di kamar mandi warung nadi di dekat loket bus jurusan Medan-Tanah Karo di kawasan Jalan Jamin Ginting, Kelurahan Kwala Bekala, Medan Johor.
Peristiwa itu terungkap setelah korban bercerita kepada orangtuanya JG (39). Didampingi ayahnya, keduanya membuat pengaduan ke Mapolsek Delitua, Senin (30/9/2019).
Informasi yang dihimpun di kepolisian menyebutkan, penyekapan dan pemerkosaan yang dialami korban bermula ketika korban berangkat dari rumahnya di Kabanjahe ke Kota Medan, guna menemui bibinya di daerah Kecamatan Sunggal, Jumat (28/9/2019) lalu.
Sesampainya di salah satu stasiun bus di Jalan Jamin Ginting, Kwala Bekala, Medan Johor, remaja itu langsung turun dan berniat melanjutkan perjalanan menaiki Angkutan Kota (Angkot), yang menuju ke rumah bibinya.
Namun, ketika akan naik angkot, ia tersadar bahwa tasnya yang berisi pakaian dan sejumlah uang tertinggal di dalam bus.
Korban lalu membatalkan niatnya naik angkot dan kembali mendatangi loket bus yang ditumpangi sebelumnya untuk mempertanyakan keberadaan tas tersebut.
Sesampainya di loket bus, kemudian bertemu dengan seorang pria yang bertanya kepadanya.
Kemudian korban menceritakan tujuan mendatangi loket bus. Pria itu langsung menawarkan jasa baiknya, untuk membantu korban menemukan bus yang di tumpanginya dari Kabanjahe tadi.
Karena bus sudah berangkat dari stasiun, maka sambil menunggu, pria itu mengajak korban ke sebuah warung yang berjarak sekitar 10 meter dari loket bus.
Namun, setelah ditunggu di warung sampai malam, sekira pukul 20.00 Wib, bus yang dinanti tak kunjung datang, sehingga korban menumpang mandi di warung tersebut.
Saat korban sedang mandi itu, tiba-tiba pintu kamar mandi diketuk beberapa kali dari luar. Akhirnya korban membuka pintu kamar mandi.
Ketika pintu dibuka, pria yang mengajaknya duduk di warung sudah berdiri di sana.
Kaget melihat pria itu, korban coba menutup kembali pintu kamar mandi. Namun, pria itu spontan menahan, lalu memaksa masuk ke dalam kamar mandi.
Di kamar mandi itu, si pria tadi langsung mendekap erat korban, sambil mengancam akan membunuh korban jika dia berteriak.
“Walaupun saya berteriak, tetapi laki-laki itu terus mendekap dan mengancam akan membunuh saya, jika saya berteriak,” kata korban kepada petugas.
Ancaman itu akhirnya membuat korban ciut dan hanya diam saja dan membiarkan pria itu berbuat tidak pantas pada dirinya. Selanjutnya pria itu pun leluasa menggerayangi tubuh korban lalu memperkosanya.
Setelah puas melampiaskan nafsunya, pria itu kemudian membawa korban ke salah satu rumah yang tak jauh dari stasiun bus.
Keesokan harinya, pria itu kembali lagi memperkosa korban di rumah tersebut.
“Saya sangat tanda kali dengan wajahnya. Tapi saya nggak tau namanya,” sebutnya.
Sementara itu, orangtua korban yang mengetahui bahwa putrinya belum sampai ke rumah bibinya, menjadi bingung dan cemas.
Dia pun memutuskan datang ke Kota Medan guna mencari tau keberadaan korban.
Saat JG mencari putrinya berkeliling di stasiun, JG melihat putrinya sedang berada di dalam salah satu bus.
Melihat putrinya itu, JG langsung memanggilnya, dan menanyakan kepada putrinya, gerangan apa yang telah terjadi pada putrinya.
Mendapat pertanyaan dari orangtuanya, korban pun menceritakan pengalaman pahit yang telah menimpa dirinya kepada orang tuanya.
Mendengar penuturan putrinya, hati dan perasaan JG pun hancur. Dengan geram dan emosi yang memuncak, JG berusaha mencari pelaku, namun tidak ditemukan.
Akhirnya JG membawa putrinya ke Mapolsek Delitua guna melaporkan apa yang baru saja terjadi.
Kapolsek Delitua Kompol Efianto, ketika dikonfirmasi wartawan membenarkan pihaknya telah laporan korban.
“Masih diperiksa dan korban sedang visum ke rumah sakit, guna melengkapi berkas perkaranya,” terangnya. (mjc/int/syaf)