Labuhanbatu, Taslabnews.com – Menjelang Hari Pers Nasional (HPN) tanggal 9 Februari 2022 yang akan dirayakan di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) banyak terlihat ucapan selamat dari berbagai pihak di sejumlah media sosial.
Namun, pantauan wartawan di media sosial Facebook, peringatan HPN yang mengangkat tema Hari Pers Nasional 2022 adalah ‘Sultra Jaya Indonesia Maju’ itu mendapat ucapan selamat dari Bupati Labuhanbatu H Erik Adtrada Ritonga dengan menjabarkan perjalanan berkembangnya media massa atau media cetak koran dan elektronik.
Selain itu, Erik juga menuliskan di akun Facebooknya sejarah lahirnya Hari Pers Nasional.
Begini postingan Bupati Labuhanbatu H Erik Adtrada Ritonga :

Ketika Inggris menguasai wilayah Hindia Timur pada 1811, terbit surat kabar berbahasa Inggris “Java Government Gazzete” pada 1812. “Bataviasche Courant” kemudian diganti menjadi “Javasche Courant” yang terbit tiga kali seminggu pada 1829 yang memuat pengumuman-pengumuman resmi, peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan pemerintah.
Abad ke-19, untuk menandingi surat kabar-surat kabar berbahasa Belanda, muncul surat kabar berbahasa Melayu dan Jawa meskipun para redakturnya masih orang-orang Belanda, seperti “Bintang Timoer” (Surabaya, 1850), “Bromartani” (Surakarta, 1855), “Bianglala” (Batavia, 1867), dan “Berita Betawie” (Batavia, 1874).
Pada 1907, terbit “Medan Prijaji” di Bandung yang dianggap sebagai pelopor pers nasional karena diterbitkan oleh pengusaha pribumi untuk pertama kali, yaitu Tirto Adhi Soerjo. Ketika Jepang berhasil menaklukkan Belanda dan akhirnya menduduki Indonesia pada 1942, kebijakan pers turut berubah.
Saat itu terdapat lima surat kabar yaitu Jawa Shinbun yang terbit di Jawa, Boernoe Shinbun di Kalimantan, Celebes Shinbun di Sulawesi, Sumatra Shinbun di Sumatra dan Ceram Shinbun di Seram.
Pada masa ini sejumlah tonggak sejarah pers Indonesia juga lahir, seperti LKBN Antara pada 13 Desember 1937, RRI pada 11 september 1945, dan organisasi PWI pada 1946 yang kemudian menjadi cikal bakal Hari Pers Nasional. Lahir pula TVRI, stasiun televisi pemerintah pada 1962.
September hingga akhir 1945, pers nasional semakin kuat ditandai dengan penerbitan “Soeara Merdeka” di Bandung dan “Berita Indonesia” di Jakarta, serta beberapa surat kabar lain, seperti “Merdeka”, “Independent”, “Indonesian News Bulletin”, “Warta Indonesia”, dan “The Voice of Free Indonesia”.
Hari Pers Nasional diperingati setiap tanggal 9 Februari, diambil dari tanggal lahir Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada 1946.
Hari Pers Nasional ditetapkan Presiden Suharto pada 1985 melalui Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 1985 tentang Hari Pers Nasional.
“Selamat Hari Pers Nasional
Wujudkan Pers Sehat Demokratis dan Merdeka,” tulis Erik mengakhiri.
Sementara, Ketua Media online indonesia (MOI) Labuhanbatu Syaiful Bahri Ritonga mengatakan, profesi wartawan harus profesional dan jangan melupakan kaidah jurnalistik, kode jurnalis mutlak harus dikedepankan.
Seiring berkembangnya zaman, Syaiful berharap semoga media-media baik media cetak, elektronik dan online dapat terus mendidik rakyat dengan informasi faktual, mendidik negara dengan informasi kritis, dengan tujuan kesejahteraan rakyat.
“Selamat Hari Pers Nasional pada tanggal 9 Februari tahun 2022. Teruslah berkarya, menyajikan informasi yang berkualitas, mencerdaskan, serta jadilah akselerator perubahan,” tandas Syaiful Bahri. (CS/Syaf)