TASLABNEWS, ASAHAN-Hasil panen padi di Kecamatan Meranti anjlok akibat cuaca yang ekstrim. Dimana hasil panen mencapai angka 250 kg/ Rante selama semester pertama tahun 2024. Jumlah tersebut masih cukup jauh dari target yang diinginkan oleh petani padi setempat.
Menurut Duan salah seorang petani padi, jumlah angka tersebut turun. Musababnya cuaca ekstrim yang terjadi akhir-akhir ini.
Duan mengatakan produksi gabah baru mencapai 250 kg/rante selama satu semester 2024.
Ia mengatakan dibandingkan dengan produksi sub round satu yaitu Januari – April 2023, bisa mencapai 350 sampai 400 kg/rante. Produksi gabah cenderung menurun.
Hal ini disebabkan cuaca yang tidak menentu. Perubahan iklim memicu terjadinya anomali iklim di hampir seluruh belahan dunia tidak terkecuali di Indonesia, khususnya di Kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan.
“Perubahan iklim akan berdampak pada produksi gabah atau padi seperti menurunnya jumlah produksi. Selain itu banyak terjadi serangan hama penyakit tanaman padi, terutama wereng dan patah leher,” lanjutnya.
Turunnya produksi gabah, kata Duan hendaknya diimbangi dengan tingginya harga gabah yang sekarang ini mencapai Rp6.200 – Rp6.400 per kilogram.
Hal yang sama di katakan oleh Sihombing hasil panen padi miliknya berkurang yang tadinya 3 goni per rante, menjadi 2 goni per rante.
“Kalau begini jelas petani rugi besar, seharusnya harga gabah di kitaran Rp7.000 per kg ya,” katanya. (Edi/Syaf)