TASLABNEWS, ASAHAN-Sejumlah warga dan penggunaan jalan di Kabupaten Asahan mengeluhkan pelaksanaan proyek tambal sulam jalan Nasional yang di nilai membahayakan keselamatan penguna jalan.
Keluhan tersebut muncul karena proses pengelupasan aspal (penggilingan atau skaratifikasi) yang di lakukan oleh pelaksana proyek di biarkan terbuka terlalu lama tanpa tindakan lanjutan berupa penambalan. Terlebih lagi minimnya rambu memperparah situasi.

Jalur tersebut merupakan salah satu akses utama penghubung antara Kabupaten Asahan dan Batubara bahkan sampai ke Rantauprapat sehingga mobilitas kenderaan setiap hari cukup tinggi.
Tinggal ya volume kenderaan setiap hari yang lewat baik roda dua maupun roda empat membuat kondisi jalan yang rusak dan terbuka menjadi ancaman serius bagi penguna jalan. Terutama pada saat malam hari di mana penerangan sangat minim.
Pantauan di lapangan, Kamis (25/09/2025) sejumlah titik di ruas jalan tepatnya di Kecamatan Kisaran Barat terlihat dalam keadaan berlubang akibat proyek yang di lakukan.
Lubang-lubang besar yang kedalamannya bervariasi di biarkan terbuka paska pengelupasan permukaan aspal, bahkan di beberapa titik rambu atau tanda peringatan belum terpasang di sekitar lokasi sehingga sangat membahayakan penguna jalan.
Kondisi tersebut menuai protes dari para penguna jalan yang sering melintasi jalur tersebut setiap hari.
Di antara Anto pengendara sepedamotor yang sering melintas dari arah Meranti menuju Kota Kisaran.
“Sudah hampir satu minggu di biarkan seperti itu setelah di kelupas, ada yang belum di pasang rambu, kalau siang hari ialah masih kelihatan, tapi kalau malam bahanya, saya sendiri pernah oleng karena roda masuk ke lubang untung tidak jatuh,” ujar Anto.
Menurutnya lubang-lubang tersebut sangat dalam sehingga membahayakan penguna jalan terutama pengendara sepedamotor.
Beberapa pengendara harus sampai turun ke bahu jalan untuk menghindarinya, yang justru hal ini dapat menyebabkan kecelakaan dari arah berlawanan.
Hal senada di sampaikan oleh Herman, pengerjaan proyek tambal sulam tersebut tidak di kerjakan secara profesional.
“Seharusnya setelah di kelupas harus terus di tambal, atau setidaknya di pasang rambu yang jelas agar mudah di lihat, ini rambu nya sudah minim kadang di taruk di tempat yang tidak terlihat oleh pengendara, ini bukan jalan kecil tapi jalan Nasional, ” ujar Herman.
Herman menambah kan selain beresiko menimbulkan kecelakaan, kondisi jalan yang di biarkan cukup lama seperti itu dapat merusak kenderaan terutama sepeda motor dan mobil pribadi yang tidak tahan dengan guncangan ekstrim karena jalan berlubang. (Edi/syaf)