ASAHAN- Ternyata petugas gabungan dari Polda Metro Jakarta Barat dan Poldasu sempat salah sergap saat mencoba melakukan penangkapan terhadap Bagianta mantan polisi berpangkat Bripka yang membawa 7 kg sabu dari Malaysia. Bagianta yang tewas ditembak Kapolres Asahan AKBP Tatan Dirsan Atmaja ternyata sudah empat tahun menjalankan bisnis sabu internasional jaringan Malaysia.
Itu sesuai hasil pengembangan Polda Metro Jakarta Barat yang melakukan pengejaran terhadap Bagianta ke Sumatera Utara.
Informasi diperoleh, tim gabungan sempat menyergap sebuah jenis mobil berwarna silver, dengan nomor polisi yang sama, namun berbeda seri. Setelah salah sergap, tim gabungan langsung menghubungi Polres Asahan untuk meminta bantuan menyergap Bagianta.
“Ya kita sudah mengamati gerak gerik para pelaku yang awalnya sudah diintai sejak keberangkatan dari Tanjungbalai. Mereka sempat menginap dua malam di Hotel Suranta Tanjungbalai. Dipertengahan jalan, sekitar Jalan Lintas Sumatera di Kelurahan Sentang, tim gabungan sempat salah sergap. Tim gabungan menyergap sebuah jenis mobil berwarna silver, dengan nomor polisi yang sama, namun berbeda seri. Setelah salah sergap, tim langsung berkoordinasi dengan Kapolres Asahan, AKBP Tatan Dirsan Atmaja,” kata Kasat Res Narkoba Polda Metro Jakarta Barat AKBP Soehermanto.
Mendapat laporan dari tim gabungan Polda Metro Jakarta Barat dan Poldasu, Kapolres Asahan AKBP Tatan Dirsan Atmaja bersama personelnya langsung bergerak cepat melakukan penghadangan.
Kapolres langsung memerintahkan seluruh personil yang sedang piket menunggu di depan Polres Asahan. Sementara Kapolres beserta ajudan Bripda Ricky langsung melakukan pengejaran menggunakan mobil menuju ke arah Tanjungbalai. Jarak 250 meter, keluar dari Mapolres Asahan, tepatnya di depan kantor DPRD Asahan, Kapolres mencurigai sebuah mobil melintas sesuai dengan ciri-ciri yang telah diketahui. Mobil yang ditumpangi kapolres langsung berbalik arah dan mengejar mobil para pelaku.
Kapolres langsung memepet mobil pelaku dan mencoba menghadang. Mobil yang ditumpangi para pelaku berhasil dihentikan setelah menabrak sebuah truk yang sedang terparkir dibahu jalan. Kemudian kapolres memerintahkan para pelaku keluar dari dalam mobil sambil menodongkan pistol ke arah pengemudi, yaitu Bagianta. Melihat ditodong pistol, pelaku mencoba kabur dan hampir menabrak kapolres.
Melihat itu, Kapolres langsung melepaskan tembakan ke arah pelaku beberapa kali. Tembakan mengenai paha, tangan dan dada Bagianta dan seorang rekannya, Aleksander. Kemudian Aksi para pelaku dapat dihentikan.
Bagianta yang mengalami luka tembak sempat dilarikan ke RSUD H Abdulmanan Simatupang, Kisaran, karena kritis akibat terkena tembakan. Namun akhirnya Bagianta meninggal dunia. Setelah diperiksa, ditemukan sebanyak 7 kilogram sabu-sabu yang dipaket menjadi 2 bagian, disimpan dalam sebuah tas jinjing dan sebuah tas ransel. Sabu tersebut dikemas dengan bungkus kertas warna coklat dan dilakban rapi.
Sementara Kapolres Asahan, AKBP Tatan Dirsan Atmaja mengungkapkan, bahwa penangkapan para tersangka hasil pengembangan kasus narkoba Polres Metro Jakarta Barat. Keempat pelaku merupakan sindikat narkoba, jaringan Tanjungbalai-Medan dan Jakarta.
“Sebelumnya, gerak gerik pelaku sudah diintai sejak 3 bulan yang lalu,” ujarnya. Tatan menambahkan, bahwa salah satu tersangka, Bagianta merupakan mantan personil Polres Tanah Karo. Dia dipecat pada 2015 secara tidak hormat. “Saat ini kita masih melakukan pengembangan, untuk mengungkap jaringan para pelaku,” pungkas Tatan.
Terpisah, Aleksander (23) teman Bagianta Tadius Bangun (32) mantan polisi yang tewas ditembak Kapolres Asahan AKBP Tatan Dirsan Atmaja SIK di depan Polres Asahan di Jalan Ahmad Yani, Kisaran ternyata bersetatus sebagai mahasiswa.
“Aku cuma menemani Bagianta ke Tanjungbalai bang. Memang aku tahu dia mau ngambil sabu dan aku dibayarnya Rp3 juta bang tuk menemaninya. Aku lakukan itu karena aku butuh dana bang. Sebenarnya aku masih kuliah bang di salah satu perguruan tinggi swasta di Medan bang,” kata Aleksander.
Sementara Riski Ayu Lestari dan Elvika mengaku tidak mengetahui jika Bagianta dan Aleksander ke Tanjungbalai ingin menjemput sabu. Menurut Riski dan Elvika, mereka diminta menemani Bagianta dan Aleksander untuk menikmati hiburan malam di kota Tanjungbalai.
“Aku pacarnya Bagianta bang, sedangkan si Riski pacarnya Aleksander. Kami berdua hanya diajak ke Tanjungbalai untuk menikmati hiburan malam di kota ini. Tidak ada cerita kalau Bagianta akan mengambil sabu,” kata Elvika.
Seperti diberitakan sebelumnya, Bagianta Tadius Bangun (32) tewas ditembak di depan Polres Asahan, Jalan Ahmad Yani, Kamis (26/1) sekitar pukul 02.00 WIB dini hari. Bagianta, mantan polisi berpangkat Bripka ini, meregang nyawa setelah melawan sejumlah polisi yang mengejarnya sejak pukul 21.0 WIB.
Kapolres Asahan AKBP Tatan Dirsan Atmaja SIK mengatakan, tersangka membawa sabu dari Tanjungbalai menuju Medan. Saat itu Bagianta dan tiga temannya menaiki mobil Toyota Avanza BK 1083 IC dan Bagianta sebagai supir.
“Bagianta Tadius Bangun merupakan warga Jalan Jamin Ginting, Gang Pemuda No. 7 Kabanjahe. Sedangkan tiga tersangka lainya; Aleksander (23) warga Jalan HM Joni No. 11 A Medan, Riski Ayu Lestari (21) warga Jalan Eka Rasmi, Gang Eka Delima, Kecamatan Medan Johor dan Elvika (20) warga Jalan Sidomulyo, Kelurahan Melur Kecamatan Cempaka Pekan Baru,” kata Tatan.
Saat itu, para pelaku dengan datang dari arah Tanjungbalai menuju Medan. Pihak kepolisian yang mendapat informasi tersangka melintas mencoba menghentikan laju kendaraan yang dibawa tersangka.
Namun bukannya berhenti, tersangka mencoba melarikan diri. Melihat itu, untuk menghentikan aksi para pelaku, Kapolres melepaskan beberapa kali tembakan ke arah pelaku.
Dalam penembakan itu Bagianta tewas setelah terkena tembakan pada bagian punggung dan menembus bagian dada sekitar pukul 02.00 WIB. Saat ini, jenazah pelaku masih disimpan dalam kamar jenazah RSUD HAMS Kisaran. Selain Bagianta, Aleksander juga terkena tembakan pada bagian kaki sebelah kanan.
“Kita terpaksa melepaskan tembakan, karena para tersangka tidak mau menghentikan laju kendaraan mereka. Tersangka Bagianta yang menjadi supir terkena tembakan dan tewas. Sementara temannya Aleksander tertembak di bagian kakinya,” kata Tatan.
Tatan menambahkan, pihaknya saat ini masih melakukan pemeriksaan secara intensif kepada pelaku. Pemeriksaan untuk mengungkapkan jaringan sindikat narkoba antar negara tersebut. “Para tersangka masih kita periksa intensif. Kita masih mengorek keterangan dari para pelaku untuk mengungkap jaringan di atasnya,” ujar Tatan. (syaf)