SIANTAR– Bayi berusia 14 bulan bernama Diva Azura br Tampubolon ditemukan tewas. Sesuai hasil otopsi yang dilakukan, sebelum tewas, Diva dianiaya hingga menyebabkan pendarahan di rongga tengkorak.
Ditemui usai melakukan otopsi, Senin (23/1) siang, Kepala Instalasi Jenazah dan Kedokteran Forensik RSUD Djasamen Saragih, Dr Reinhard Hutahaean menjelaskan terdapat sejumlah luka memar di beberapa bagian tubuh Diva. Seperti pada bagian kepala, dahi, bibir dan leher.
“Yang kita lihat, itu akibat trauma tumpul (terkena benda tumpul) di beberapa bagian tubuh itu,” ungkapnya.
Dipaparkan Reinhard, penyebab tewasnya Diva karena adanya pendarahan di rongga tengkorak. “Jadi otak kanan bagian belakangnya mengalami retak. Itu karena kekerasan akibat benda tumpul itu tadi,” lanjutnya. Selain itu, ada juga kemungkinan pembekapan dan pencekikan terhadap Diva.
“Kalau kepala yang secara berulang-ulang dipukul itu, bekasnya ada pada beberapa bagian di kepala. Kecenderungannya benda tumpul yang mendatangi kepala,” bebernya.
Meski begitu, Reinhard memastikan bahwa Diva tewas bukan karena ditenggelamkan. “Kalau indikasi ditenggelamkan tidak ada. Tapi kalau akibat trauma tumpul itu, jelas,” ujarnya.
Dikatakan, lama kematian korban saat ditemukan diperkirakan sehari. “Artinya korban tewas sehari sebelum ditemukan,” imbuhnya.
Sementara itu Kapolsek Bangun AKP Jarosman Sinaga mengatakan hingga saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait meninggalnya Diva. “Hingga saat ini kita masih mengumpulkan data dan mencari informasi di lapangan. Kita juga masih melakukan pemeriksaan saksi-saksi yang kita duga mengetahui kasus itu,” ungkapnya.
Terkait beredarnya foto terduga pelaku di media sosial Facebook, Jarosman menuturkan bahwa hal itu bisa menjadi bahan penyelidikan pihaknya.
Ia pun meminta agar masyarakat memberikan informasi kepada mereka, sehingga dapat segera mengungkap kasus tersebut.
“Kami masih bekerja. Sabar ya, kami mohon dukungan dan informasi dari masyarakat, agar pelakunya dapat segera kami tangkap. Jika ada masyarakat yang mengetahui informasi terkait kasus ini, jangan sungkan untuk melaporkannya kepada kami,” harapnya.
Senin (23/1) sekira pukul 17.30 WIB, Genesis Tampubolon dan Vina br Nasution, datang ke Instalasi Jenazah untuk menjemput jasad Diva yang sudah selesai diotopsi.
Keduanya seakan tak mampu berkata-kata. Meski tidak tampak menangis, keduanya terlihat murung. Tak lama keluar dari ruang jenazah, Genesis tampak menggendong jenazah anaknya. Jasad bayi itu hanya ditutupi kain dan digendong oleh sang ayah. Selanjutnya Genesis membawa jenazah korban dengan menumpang sepedamotor keluarganya. Dari Instalasi Forensik itu, Genesis, Vina dan keluarganya yang lain selanjutnya berangkat menuju Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Jalan Pane, Kelurahan Karo, Siantar Selatan. “Jenazah langsung kami makamkan,” kata Vina.
Sebelumnya Vina yang diwawancarai wartawan sempat menjelaskan bahwa hingga kini keberadaan Vika, pengasuh anaknya, masih belum diketahui. “Tapi ada kawan yang bilang kalau dia lihat si Vika dan Tri di Timbang Galung,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Vina juga tak bisa menjawab saat awak koran ini menanyakan apakah dirinya terlalu sibuk hingga harus menitipkan Diva kepada Vika dan Tri.
“Nggak satu harian juga aku kerjanya,” ujarnya.
Ia mengaku selama ini tidak memiliki masalah dengan Vika dan suaminya. “Nggak tahu gara-gara apa. Selama ini tidak ada masalah,” katanya.
Sebelumnya Erwin Gultom, pemilik Mora Cafe yang berada di Kelurahan Tanjung Pinggir, Siantar Martoba, membenarkan bahwa Vika, wanita yang kesehariannya menjaga Diva, bekerja sebagai waitress di kafe itu. “Memang si Vika itu kerja di sini, si Tri itu suaminya. Kalau anaknya si Vina (Diva, red) itu memang sering dibawa ke sini,” ungkapnya.
Tidak hanya Vika, Erwin mengungkapkan bahwa Vina pun bekerja di kafe itu. “Si Vina itu juga kerja di sini. Sama-sama waitress orang itu,” ungkapnya.
Meski begitu, Erwin mengaku bahwa dirinya tidak mengetahui bagaimana peristiwa itu bisa terjadi. “Iya sudah mati katanya anak si Vina itu. Tapi aku nggak tahu persisnya gimana kejadiannya. Nanti salah pula,” ujarnya.
Namun, kata Erwin, dua hari sebelum hilangnya Diva pada Selasa (17/1), Vika sudah tidak bekerja lagi. “Baru sebulan dia (Vika) kerja di sini. Tapi dua hari sebelum kejadian itu, dia sudah nggak kerja lagi. Akupun nggak tahu di mana si Vika dan suaminya itu tinggal,” bebernya.
Ketika hal itu dikonfirmasikan ulang kepada Vina, ia membantah pernyataan Erwin Gultom itu. “Nggak satu kerjaan kami. Aku kerja di warung makan di Tanjung Pinggir,” ucapnya tanpa merinci nama warung tempatnya bekerja.
Sebelumnya, Diva, ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di parit yang berada di pinggiran areal perkebunan milik PT Perkebunan Nusantara III Kebun Bangun, Jalan Lintas Km 14, Nagori Senio, Kecamatan Gunung Malela, Jumat (20/1) sekira pukul 15.30 WIB.
Kepada koran ini, Genesis mencurigai Vika dan suaminya Tri terlibat dalam kematian korban. Genesis bercerita, peristiwa itu bermula sekira satu setengah bulan lalu. Kala itu, Genesis dan Diva berkenalan dengan Vika dan Tri yang diketahui sebagai pasangan suami istri. “Tetangga yang mengenalkan kami sama orang itu,” jelasnya.
Perkenalan itu merupakan buntut dari kesibukan Genesis dan Vina, sehingga mereka membutuhkan baby sitter untuk merawat anak bungsunya itu.
Berawal dari situlah, Genesis dan Vina sepakat agar Diva dirawat oleh Vika dan Tri yang berkediaman di seputaran Tanjung Pinggir, Siantar Martoba.
“Mereka berdua yang merawat anak kami, kami antar pagi terus sore kami jemput,” bebernya.
Sudah hampir sebulan Diva dirawat oleh Vika dan Tri. Hingga akhirnya, pada Kamis (19/1), Genesis dan Vika mendatangi kediaman Vika dan Tri untuk menjemput Diva.
Sayangnya, Vika dan Tri tidak ditemukan lagi di kediaman mereka. Begitu pula dengan Diva. Melihat itu, keduanya kemudian menanyai warga sekitar. Namun, tak ada yang mengetahuinya.
“Tiga hari yang lalu (Kamis) lah kejadiannya. Kami datang ke rumah, mereka sudah nggak ada lagi,” ungkap pria yang kini bermukim di Perumahan Karang Sari Permai, Kelurahan Tambun Nabolon, Siantar Martoba, ini.
“Sebelum kejadian itu, kereta tetangganya pun katanya dibawa kabur. Pura-pura dipinjam untuk mengecek kehamilan karena si Vika itu memang lagi hamil, tapi akhirnya kreta dilarikan,” tambahnya. (fes/hez/ma/int)