Dolog, Nagori Silau Huluan, Kecamatan Raya, Simalungun terus menjadi
perbincangan warga. Tersangka aksi sadis ini Pendiaman Damanik sendiri mengaku
tak menyesal telah membunuh abang kandungnya sendiri.
Menurut ayah dari enam anak tersebut, selama ini ia memang sudah menyimpan
dendam terhadap korban.
“Aku tidak menyesal! Dendamku sudah berkarat, jadi aku tidak menyesal,” ujar
Pendiaman.
Dia menambahkan, selama ini korban memang kerap menghina istrinya dengan
perkataan yang tidak pantas. “Lalapnya dia menghina istriku dengan sebutan
lon***. Sebelumnya pun kami sudah pernah didamaikan personel Polsek Raya dan
warga kampung karena perselisihan antara abang dan adik.
Menurut Pendiaman, perselisihan di antara mereka bahkan sudah tiga kali
terjadi. “Sudah tiga kalilah. Tapi tetap saja dia mengejek istriku,” tukasnya.
Sementara itu, Rabu (26/4) sekira pukul 07.00 WIB, jenazah Saudin Damanik
diotopsi di Instalasi Jenazah dan Kedokteran Forensik RSUD Djasamen Saragih
Pematangsiantar. Otopsi berlangsung hingga pukul 10.30 WIB. Setelah proses
otopsi, oleh keluarganya, jenazah Saudin dibawa ke rumah duka untuk
disemayamkan.
Kepada wartawan, Kepala Instalasi Jenazah, Dr
Reinhard Hutahaean membeberkan bahwa pada tulang tengkorak bagian sebelah kiri
korban mengalami pecah. Hal itu diakibatkan oleh trauma tumpul secara
berulang-ulang. “Bukan benda tajam, tapi benda tumpul,” katanya.
Selain itu, warga Huta Marjandi Dolok, Nagori Siluluan, Kecamatan Raya, ini
juga mengalami luka memar di bagian punggung sebelah kiri, serta luka-luka
lecet di bagian wajah, tangan dan kaki.
Saat ditanya apakah ada luka akibat benda tajam yang ditemukan di bagian
kepala Saudin, Reinhard tidak membenarkannya. “Nggak ada. Yang pasti penyebab
kematiannya karena pecahnya sisi kiri tulang tengkorak itu,” ungkapnya.
Masih di lokasi yang sama, Iptu RS Purba, salah seorang anggota keluarga
Saudin mengatakan bahwa peristiwa itu terjadi hanya karena masalah keluarga.