Pelaku Dikenal Sebagai Anak Manja yang Suka Buat Onar
ASAHAN-Herman Marpaung (23) anak yang mencangkul kepala Derman
Marpaung (53) ayah kandungnya ternyata tergolong anak yang manja. Itu karena
Herman merupakan anak paling bontot (kecil). Tersangka nekad mencangkul kepala
ayahnya karena ingin menguasai harta ayahnya. Saat ini diduga Derman mengalami
geger otak dan kerap muntah darah.
Marpaung (53) ayah kandungnya ternyata tergolong anak yang manja. Itu karena
Herman merupakan anak paling bontot (kecil). Tersangka nekad mencangkul kepala
ayahnya karena ingin menguasai harta ayahnya. Saat ini diduga Derman mengalami
geger otak dan kerap muntah darah.
Tersangka Herman Marpaung anak yang mencangkul kepala ayahnya saat digiring polisi.
Derman ayah yang kepalanya dicangkul anak kandungnya.
Informasi diperoleh, Herman yang merupakan warga Dusun IV,
Desa Rawang, Kecamatan Rawang Panca Arga, kerap berbuat onar di rumahnya.
Desa Rawang, Kecamatan Rawang Panca Arga, kerap berbuat onar di rumahnya.
Kepada wartawan, Nurhayati boru Tambunan (ibu tersangka)
didampingi anaknya, Fitriani (25) di Polsek Kota Kisaran mengatakan, Jumat
(12/5) sekitar pukul 13.00 WIB, di Simpang Renemas, Dusun IV, Desa Rawang,
Pasar IV, Rawang Panca Arga suaminya Derman Marpaung yang sudah lama kesal
dengan perbuatan anaknya itu baru pulang belanja.
didampingi anaknya, Fitriani (25) di Polsek Kota Kisaran mengatakan, Jumat
(12/5) sekitar pukul 13.00 WIB, di Simpang Renemas, Dusun IV, Desa Rawang,
Pasar IV, Rawang Panca Arga suaminya Derman Marpaung yang sudah lama kesal
dengan perbuatan anaknya itu baru pulang belanja.
Saat berjalan, Derman melintas di depan anak bungsu dari 5
bersaudara itu. Saat itu tersangka sedang duduk di depan rumah Asni boru
Tambunan (nenek Herman Marpaung). Selama ini Herman tinggal sama neneknya
lantaran diusir oleh Derman, karena bikin malu keluarga dan kerap berbuat onar
di desa tersebut.
bersaudara itu. Saat itu tersangka sedang duduk di depan rumah Asni boru
Tambunan (nenek Herman Marpaung). Selama ini Herman tinggal sama neneknya
lantaran diusir oleh Derman, karena bikin malu keluarga dan kerap berbuat onar
di desa tersebut.
Dimana Herman kerap mencuri harta benda ayahnya, serta tidak
terima dinasehati orangtua.
terima dinasehati orangtua.
“Sudah capek bilangin anakku ini, beberapa bulan lalu dia
sempat membawa lari dan menjual kreta ayahnya. Padahal kreta itu satu-satunya
untuk dibuat belanja,” jelas Nurhayati yang membuka kedai kelontong bersama
suaminya di depan rumah.
sempat membawa lari dan menjual kreta ayahnya. Padahal kreta itu satu-satunya
untuk dibuat belanja,” jelas Nurhayati yang membuka kedai kelontong bersama
suaminya di depan rumah.
Nurhayati menambahkan, saat melintas di depan Herman, Derman
yang sudah benci dengan anaknya itu melirik pelaku sambil meludah. Melihat
ayahnya meludah, Herman pun membalasnya.
yang sudah benci dengan anaknya itu melirik pelaku sambil meludah. Melihat
ayahnya meludah, Herman pun membalasnya.
Lalu korban pun berlalu tanpa mengira kalau anaknya
mengejarnya. Dengan membawa cangkul yang diambil dari rumah neneknya, pelaku
menyerang korban dengan memukul kepala ayahnya itu dengan cangkul hingga
terlepas dari gagangnya. Dengan sempoyongan, Derman langsung tersungkur ke
tanah dengan kondisi kepala mengeluar darah.
mengejarnya. Dengan membawa cangkul yang diambil dari rumah neneknya, pelaku
menyerang korban dengan memukul kepala ayahnya itu dengan cangkul hingga
terlepas dari gagangnya. Dengan sempoyongan, Derman langsung tersungkur ke
tanah dengan kondisi kepala mengeluar darah.
Melihat ayahnya sudah tersungkur, Herman langsung kabur.
Warga yang melihat anak bapak itu berkelahi tidak berani melerai karena saat
itu Herman masih memegang cangkul. Ketika korban ditinggal pelaku, warga
langsung menolong korban dan membawanya ke rumah sakit.
Warga yang melihat anak bapak itu berkelahi tidak berani melerai karena saat
itu Herman masih memegang cangkul. Ketika korban ditinggal pelaku, warga
langsung menolong korban dan membawanya ke rumah sakit.
Meski nyawa nyaris melayang, korban diduga gegar otak karena
kerap muntah-muntah. Sementara pelaku sambil membawa gagang cangkul mendatangi
rumah korban dan menghancurkan semua isi toko.
kerap muntah-muntah. Sementara pelaku sambil membawa gagang cangkul mendatangi
rumah korban dan menghancurkan semua isi toko.
“Aku saja hampir mau dibunuhnya, waktu dia ke rumah. Untung
ditolong tetangga aku diamankan ke rumah warga. Makanya nggak dapat dia mau
membunuhku, makanya isi toko dihancurkannya. Memang anak durhakalah dia itu, nggak
tau balas budi. Maunya dihukumlah dia seberat-beratnya tega kali dia sama
kami,” pintanya.
ditolong tetangga aku diamankan ke rumah warga. Makanya nggak dapat dia mau
membunuhku, makanya isi toko dihancurkannya. Memang anak durhakalah dia itu, nggak
tau balas budi. Maunya dihukumlah dia seberat-beratnya tega kali dia sama
kami,” pintanya.
Pelaku yang sudah puas dengan aksinya dengan santai kembali
ke rumah neneknya tanpa ada beban.
ke rumah neneknya tanpa ada beban.
“Udah nggak waras anakku ini, masak nggak ada nyesalnya dia.
Apalagi waktu kami lapor polisi malah ditantangnya. Lapor polisi kalian, nggak
takut aku, dipenjarakan dikasih makan aku,” terang Nurhayati menirukan ucapan
anaknya itu.
Apalagi waktu kami lapor polisi malah ditantangnya. Lapor polisi kalian, nggak
takut aku, dipenjarakan dikasih makan aku,” terang Nurhayati menirukan ucapan
anaknya itu.
“Sudah lama adikku ini ikut anak funk, pake narkoba dan tak
pernah pulang. Kalau dia pulang, harta benda semua dijualnya mana yang nampak.
Udah kena narkoba jadi stress dia, belum lagi sering buat onar di kampung ini.
Sebetulnya sudah malu kali kami bang, sama perbuatan adikku ini. Di hukum
seumur hiduplah dia maunya, akibat membuat ayahku kayak gini,” ucap Fitri
menambahkan.
pernah pulang. Kalau dia pulang, harta benda semua dijualnya mana yang nampak.
Udah kena narkoba jadi stress dia, belum lagi sering buat onar di kampung ini.
Sebetulnya sudah malu kali kami bang, sama perbuatan adikku ini. Di hukum
seumur hiduplah dia maunya, akibat membuat ayahku kayak gini,” ucap Fitri
menambahkan.
Polisi yang menerima
laporan perlakuan pelaku Herman sudah mencangkul kepala orangtuanya ini
langsung ke TKP untuk menangkap pelaku. Tanpa melakukan perlawanan polisi
berhasil menangkap Herman dirumah neneknya. Petugas mengamankan cangkul dan
gagang yngg sudah terlepas dan pecahan kaca steling.
laporan perlakuan pelaku Herman sudah mencangkul kepala orangtuanya ini
langsung ke TKP untuk menangkap pelaku. Tanpa melakukan perlawanan polisi
berhasil menangkap Herman dirumah neneknya. Petugas mengamankan cangkul dan
gagang yngg sudah terlepas dan pecahan kaca steling.
Sementara Herman saat dikonfirmasi di Polsek Kota mengatakan
dirinya sudah tidak lagi diperhatikan keluarganya. Kalau kerja membantu jualan
sering dimarahi ayahnya. Apalagi semua kakaknya tidak ada mau menerimanya lagi.
dirinya sudah tidak lagi diperhatikan keluarganya. Kalau kerja membantu jualan
sering dimarahi ayahnya. Apalagi semua kakaknya tidak ada mau menerimanya lagi.
“Kalau kreta ayah memang kujual buat modal makan cari kerja
merantau. Tapi kan
aku udah minta maaf, masak orang itu nggak ada yang maklum. Lagi pulakkan yang
kujual kereta ayahku sendiri, dan semua harta ayah ku ini kan
memang untuk anaknya kan,
nggak ada masalah kalau kujual,” ujar Herman santai. (syaf)
merantau. Tapi kan
aku udah minta maaf, masak orang itu nggak ada yang maklum. Lagi pulakkan yang
kujual kereta ayahku sendiri, dan semua harta ayah ku ini kan
memang untuk anaknya kan,
nggak ada masalah kalau kujual,” ujar Herman santai. (syaf)